Memaksimalkan Potensi PAUD di Indonesia
Ada beberapa alasan yang dikemukakan para orang tua ketika
memutuskan memasukkan anak-anaknya pada lembaga PAUD, diantaranya adalah agar
anak mempunyai teman bermain sekaligus bersosialisasi dan sebagai masa
persiapan untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Fungsi PAUD
Alasan yang dikemukakan para orang tua agaknya sejalan dengan
fungsi PAUD yang tertuang dalam PP No. 17 tahun 2010 yang menjelaskan bahwa
pendidikan anak usia dini berfugsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan
seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan
untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Peranan pendidikan bagi anak usia dini harus lebih dipertimbangkan
untuk membuat suatu program yang terencana dan sistematis, karena pada anak
usia dini harus dihindarkan dari pengaruh yang nantinya akan membuatnya
salah arah.
Menempatkan anak-anak pada suatu lingkungan yang baru, akan
membuat seorang anak akan belajar secara alamiah untuk berinteraksi dengan anak
yang lain, tentunya melalui proses bermain.
Kajian Ilmiah Mengenai Perkembangan Anak Usia Dini
Pada masa usia dini, anak sebenarnya tengah mengalami masa
keemasan yang merupakan masa ketika seorang anak mulai peka atau sensitif
dengan berbagai rangsangan. Masa peka pada setiap anak berbeda, seiring dengan
laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Keseimbangan antara
kinerja otak kanan dan otak kiri harus sangat diperhatikan oleh guru PAUD.
Baca Juga : Pendidikan Anak Usia Prasekolah
Apabila kinerja otak kiri saja yang diforsir maka cenderung anak
pada saat dewasa nanti akan menjadi pribadi yang tertutup, egois dan susah
bersosialisasi, sedangkan jika hanya otak kanan saja yangdiperhatikan maka anak
itu akan tumbuh menjadi seorang yang hiperaktif.
Kebanyakan PAUD di Indonesia sudah mengajarkan cara membaca,
menulis, dan menghitung (calistung). Kegiatan calistung ini diajarkan sejak
PAUD karena memang sebagian SD membebankan persyaratan kepada setiap calon
murid untuk dapat menguasai dasar-dasar calistung.
Studi Lapangan PAUD
Padahal menurut salah satu pakar pendidikan Universitas Negeri
Malang, Ahmad Samawi menjelaskan bahwa tidak ideal jika siswa PAUD sudah
diajarkan calistung karena selain akan membebani mental siswa PAUD, calistung
akan membentuk karakter anak yang egois. Beliau menambahkan bahwa seharusnya
siswa PAUD harus lebih fokus pada bermain sebab dengan bermain mereka diajarkan
cara-cara memecahkan masalah (problem solving).
Namun, tidak semua PAUD menekankan pengajaran calistung pada
siswanya. Salah satunya TK Plus Rahmat di Kediri yang mendidik siswanya untuk
berwirausaha dengan berdagang. Kegiatan ini secara rutin dilaksanakan setiap
tahunnya di TK Plus Rahmat. Menurut kepala TK Plus Rahmat, Iin Arifatun
Nisa, dari kegiatan berdagang ini tidak hanya menanamkan kreativitas siswa
dalam mencipta, namun juga keberanian untuk berdialog, nego hingga transaksi.
Hal yang hampir sama diketahui setelah dilakukan observasi terhadap TK
Ronggolawe yang ada di Singosari.
Lihat Juga : Perkembangan Bahasa Anak
Siswa PAUD tidak terlalu terfokus pada pengajaran calistung, namun
ada kegiatan bermain yang sudah dijadwalkan secara sistematis serta kegiatan
rekreasi mengunjungi situs bersejarah candi Singosari. sehingga ada
keseimbangan tentang pengajaran akademis dengan kegiatan bermain. Sisi-sisi
positif semacam itulah yang seharusnya menjadi perhatian para pendidik agar
dapat memanfaatkan segala sarana yang ada untuk dijadikan salah satu kegiatan
alternatif yang efektif dan efisien bagi siswa PAUD. Dari kegiatan bermain dan
berekreasi yang terarah siswa akan memperoleh banyak manfaat untuk
memaksimalkan masa golden years.
Salah satu elemen penting yang tidak dapat dilepaskan dari setiap
proses pembelajaran pada setiap jenjang satuan pendidikan di Indonesia adalah
guru atau pendidik. Guru atau pendidik termasuk dalam salah satu unsur
pendidikan yang paling pokok, karena guru mempunyai kedekatan secara emosional
dengan siswanya.
Peran pendidik sebagai pihak utama yang mendampingi secara
langsung siswa PAUD dalam proses pembelajaran maupun bermain sebenarnya sudah
mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Bahkan pemkot Malang sudah
mencanangkan program kebut S1 bagi guru TK-SD dengan menggandeng tiga
Universitas.
Langkah ini diambil untuk mengurangi jumlah guru yang belum
memenuhi standar minimal S1 (sarjana). Dari program yang sudah dilaksanakan ini
diharapkan akan melahirkan para guru yang lebih mempunyai pengetahuan dan
pemahaman tentang PAUD. Bagaimanapun juga kualitas guru akan ikut andil dalam
pasang surutnya dunia pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, demi memaksimalkan potensi PAUD yang ada di
Indonesia, pemerintah dan guru diharapkan dapat bersinergi untuk mewujudkan
pendidikan anak usia dini yang ideal. Bukan hanya ideal dari segi fisik tetapi
juga kualitas. Hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin
tertinggal dan dapat berdiri sejajar dengan kualitas pendidikan yang ada di
negara tetangga.
nice gan, indonesia perlu pendidikan dari usia dini
ReplyDeletesayangnya paud di tempat ane kurang terawat dan muridnya jg sedikit.... infonya bgus gan
ReplyDelete