Kumpulan Puisi Terbaru : Gelas Kaca
Kumpulan Puisi Terbaik - Puisi merupakan salah satu medium untuk mengekspresikan diri penulisnya. Tulisan puitis yang dirangkai sedemikian rupa tidak hadir begitu saja, melainkan berasal dari pemikiran yang menggunakan kemampuan seluruh pancaindera. Dengan demikian, apabila suatu puisi dapat merangsang pancaindera pembacanya maka dapat dikatakan bahwa puisi tersebut adalah puisi yang berkualitas. Artikel Kami telah mencoba menghadirkan puisi-puisi yang berkualitas agar dapat dinikmati oleh pembaca. Pembaca juga dapat membaca koleksi puisi blog ini dalam Kumpulan Puisi Memunggungi Matahari, Kumpulan Puisi Terbelakang, Kumpulan Puisi Kontemporer serta Kumpulan Puisi Bunga Kertas. Pada kesempatan kali ini, akan kembali diterbitkan puisi-puisi terbaru yang bertemakan cinta, kehidupan, kesedihan dan lingkungan yang berjudul Kumpulan Puisi Gelas Kaca.
ENTAH
Adakah
matahari memperdaya awan menjadi kelabu
Hempas asa
bersanding ria di pelataran damai
Sukma tak
lagi dapat berkata
Mengukir
dahaga diambang bejana
Tepis angin
dalam genggam
Rengkuh
celah membawa gulita
Bisik lirih
menyayat kalbu
Gundah
terapung mengalir jauh
Terbang
terselubung meraup kelu
GELAS KACA
Tercipta
dalam wujud serupa
Sebening sukma
memancar cahaya
Terisi arus
genangan jernih
Rapuh walau
tak tampak
Sentuh
perlahan tak kan terkoyak
Terjaga
dalam kotak perkasa
Sigap
tampung pelapas dahaga
Retak tak
dapat rekat serangkai
Berjajar
dalam barisan tertata rapi
GENDONGAN PERTIWI
Siramkan
dusta dalam nyala api kejujuran
Tenggelamkan
suara seraya menebas kepongahan
Mengirimkan
riuh lantunan gelincir durjana
Genangan
ombak di sepanjang hutan badai
Menyangkal
paham menepi arah
Kibas
sanubari di relung belahan jiwa
Sejauh mata
memandang setuju arah satu
Berangka
rongga dalam kematian
Setajam
hening desau mendesir haru
Datang
pecahan jingga bergaris mutiara
Meracuh
jiwa meranggas kelam rindu
Bersilih
sambut meraba segala kepal abadi
Terbopong
jauh menyeberang lentera negeri
GERBANG ANAKKU
Derai tangis haru
Mengiringi langkah pastimu
Tangis bahagia
Menyelimuti kidung pergimu
Bukan tuk kau tinggalkan
Pergilah anak ku
Melangkahlah pasti
Raih bahagiamu, ukir sejarah hidupmu
Jangan pernah
kau hapus nama ayah ibumu
Tetap kenang walau kami tiada
Percayalah anak ku
Kau telah menemukan sandaran teramat kokoh
Jangan kau dustai, pun curangi
Sedianya abdikan hidupmu
Tak kan pupus doa ayah dan ibu
Tegaklah berdiri, jangan gontai, jangan lemah
Anak ku jangan kau kembali
Tetaplah bersamanya
Tak kan ada badai bendera hidupmu
Baktikan seluruh jiwamu padanya
Miliknyalah ragamu kini
HAI!
Hai matahari!
Pancarkan sinarmu
Hai bulan!
Tampakkan terangmu
Hai bintang!
Kerlipkan cahayamu
Hai hujan!
Cucurkan deraimu
Hai awan!
Teruslah mendampingi langit
Selimuti ia agar tetap terjaga
Hai langit!
Tetaplah menjadi permadani
Untuk matahariku
Untuk bulanku
Untuk bintangku
Untuk hujanku
JAWAB
Selaras
angin mengusik kabut
Membaur
padu bersemai kalut
Mendamba
segala terhanyut padu
Terbuai
alun merebah ragu
Gemuruh
desir elok berbisik
Menggambar
tanda tapak temaram
Membara
raung selayak gaung
Sibak awan
menyapa bintang
Usah
genggam arak berdebu
Harap
terjaga kian membisu
Umpama semu
kian menyeru
KEMBALI
Kepala ini sudah terlatih untuk menggelang
Bibir ini telah terbiasa berkata tidak
Jalan menanjak dan berbatu tak dapat disangkal
Haus dan dahaga tak dapat menjadi sangsi
Jalan terjal dan berliku menjadi penghias perjalanan
Kemana arah kan tertuju?
Terapung, terhempas, terjatuh, tertabrak sekalipun
Lembah muara samudra tak akan pernah dijumpa
Pasir berbisir manja juga tak akan perdah ditemu
Puluhan, ratusan, ribuan, jutaan langkah dan tak terhitung
Jalan berbingkai terlukis indah di pelupuk mata
Hingga saat kita terantar kembali
Dimana titik diam tak kan berhenti
Berdiriku kini menanti kepulangan atas perjalanan
panjangku
Meski hati enggan, kembali pasti akan dinanti
KENANG MALAM RINDU
Langit nampak cerah malam ini
Meski semu bulan menggantung
Awan jernih berarak ria
Bak tirai yang kan memperlihatkan bintangku
Angin berhenti di ambang batas waktu
Tengok sabit malu mau
Bila dapat ku dekap sunyi
Harap menjadi pilar gemilang
Sibak petang bertepi rindu membisu haru
Sampai terang ajarkan petang
Sadarkan kelam menuai benderang
Post a Comment for "Kumpulan Puisi Terbaru : Gelas Kaca"