Kumpulan Puisi Terbaru : Memunggungi Matahari
Contoh Puisi Terbaru
Berikut adalah kumpulan puisi terbaru dari Artikel Kami yang berjudul Memunggungi Matahari.
PENGUMUMAN
DARURAT
Sirine merah meraung-raung tak karuan
Inilah tanda bahaya paling berbahaya
Mesti wujud pengumuman darurat
Namun tiada orang yang berpanik ria
Tampak aku saja yang berkeringat dingin
Pengumuman darurat ini tidak
terdengarkan kepada orang banyak
Hingga hal ini tiba berbunyi
Bahwa negeri ini telah kehilangan jati
diri
Budaya asli tergerus pasti
Adat murni mencair lirih
Sampai pengumuman darurat berakhir
Aku menangis sesunggukan
MEMUNGGUNGI
MATAHARI
Terbang bersama angin itu tidak pernah
ada
Karena angin tak berkawan dengan siapa
Nanti saja kalau angin musim barat tiba
Kita kejar bersama hingga ujung sana
Tak peduli kita memunggungi matahari
sekali lagi
Matahari tak pernah acuh
Apalagi dengan kita
Orang-orang yang bermimpi tinggi
GUNUNG
PENCAKAR LANGIT
Untuk orang yang percaya pada Tuhan
Mereka enggan menganggap uang sebagai
dewa
Janj-janji yang dibuat haruslah dilunasi
Tuhan menyayangi mereka
Derajat mereka kan terangkat
Hingga seperti gunung pencakar langit
PERSEPSI
Kaki menjejak dalam-dalam
Tanah liat yang ia injak akan membekas
lama
Mungkin hingga generasi lanjutan
Tak pernah ada yang berubah
Selama ia masih memegang erat
pandangannya
Semasa ia masih tabu akan dusta penguasa
Dalam
arti yang kau tinggalkan
Tanpa
ada seorang pun paham makna
Tetap
kau pegang erat pandanganmu
Hingga
dirimu ditawan saat ajal tiba
OPERA
JAWA
Aneh saja ada kejadian tak disangka
Di tanah jawa
Tempat para manusia maju selangkah
Kudapati
kota pendidikan
Kudapati
kota pelajar
Haruskah menaruh
hormat pada yang tak kasat mata?
Pemandian
pusaka
Ritual
wujud serakah
Bukankah
itu seperti menembak kepala sendiri?
Tidak ada
kemajuan hanya dengan melihat ke belakang
SELAMAT
TINGGAL
Sadarlah
Karena tidak ada yang kembali setelah
mengucap selamat tinggal
Manusia bertanggung jawab kepada rasa
kasihan mereka kepada orang lain
Beribu alasan tak berdasar
Dipaksa dibuat sebagai dogma
Setiap orang percaya
Setiap orang harus meyakini
Orang yang terakhir berdiri di atas air
pelimbahan tercemar nun di sana
Adalah mereka yang sejati
Cinta
Segitiga
Menghela nafas panjang
dari Gilimanuk hingga Panarukan
Semua orang ingin tahu
siapa bakal tenggelam pada daratan tandus itu
Jika hakim agung punya
jawaban
Maka tak akan pernah
dibagi
Negara ini tak pernah
tahu kemana arah air mata itu jatuh
Jika saja kupunya
jawaban
kubagi sedikitpun
enggan
Hanya ada perayaaan
basah kuyup
Pada jalan-jalan yang
telah dijanjikan
Kadang hanya ingin
menyelamatkanmu harus bersusah
Kadung kacung
konstitusi yang menggenggam amarah
Sebab orang di sana
telah menodai hingga sampai catur kali
Ketika kudengar suaramu
berbisik pada plastik minyak tanah
Aku tahu getirmu
Seperti remaja bercinta
segitiga
Itu aku dirimu dan juga
negara
Sebagian
Sebagian saja
Aku makan hatimu
Selagi sempat saja
Aku beri sebagian
Sebagai makan saja
Aku sempat beri
sebagian
Sebagai hati saja
Aku sempat beri makan
Sebagian hati saja aku
berimu
Kebenaran
Hari Ini
Tengoklah ke kanan
Bukan karena matahari
terbit
Tapi karena kebenaran
ada di sana
Coba sapalah
Acuh tak acuh
selanjutnya jadi nasib
Keniscayaan yang tak
sampai genap
Menunduklah ke bawah
Bukan sebab malu
Namun di sana
kemenangan bertahta tiada dua
Coba sapalah
Acuh tak acuh
selanjutnya jadi nasib
Keniscayaan yang ayal
jadi genap
Rahasia
Ada setiap kedipan
lilin yang memadam
Terdapat rahasia
Mengapa bulan tak
menyalak di tengah hari
Ada pada setiap air
yang tersimpan dalam kedua bola penglihat manusia
Terdapat rahasia
Mengapa suka tak
membenci si duka
Ada pada tangan
kerontah yang tengah menengadah
Terdapat rahasia
Mengapa kita semua ada
Post a Comment for "Kumpulan Puisi Terbaru : Memunggungi Matahari"