Kumpulan Puisi 'Terbelakang'
Contoh Puisi Terbaru
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang paling umum di samping novel dan drama. Puisi merupakan sekumpulan kata-kata yang dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kesan atau pesan dalam pembaca. Tidak seperti karya sastra laim, puisi adalah salah satu yang paling bebas dalam teknis penulisannya. Tidak perlu terikat rima, sajak, bait dan aturan penulisan lain untuk menulis sebuah puisi. Tentu saja, untuk menjadi seorang penyair ternama butuh proses yang sangat panjang dan bertahap. Seorang penulis puisi yang sudah handal tidak perlu berburu referensi atau rangsangan dari luar untuk menulis sajak-sajak puisi. Puisi akan mengalir begitu saja mengikuti ide pemikiran dari penulis. Kunci untuk menjadi penulis puisi yang handal adalah dengan tetap terus berlatih dan mencoba dan jangan takut untuk mempublikasikannya pada orang lain. Baiklah, setelah menulis kumpulan puisi kontemporer dan kumpulan puisi memunggungi matahari, kali ini Artikel Kami akan mempost satu lagi puisi dalam suatu kumpulan puisi berjudul Terbelakang.
TERBELAKANG
Sajak hari jum’at yang tak bergairah
Dielukan 260 juta sakit jiwa
Kena genggam lalu terlepas kepada tuan
tanah
Mengapa begini?
Hanya di negeri sejarah terbelakang
Permainan bebalan terdepan
Semua ada di sini
Rumah kita
DINAMIT
Tak bisa membaca
Tak bisa menulis
Enggan pernah mendengar
Di depan khalayak yang tak layak dicinta
Gemar sekali seseorang bicara cinta
Dengan ampunan Tuhan yang Maha Pemaaf
Lalu ulangi saja dosa hari sebelum hari
ini
Jajak
pendapat antarteman sekolusi
Terdapat
hati yang tak seputih tulang
Dengan
hanya berpegang pada amanah
Bisa
apa manusia sekarang?
Kita pantik saja
dinamit di atas kepala orang-orang
jangkung itu
Kemudian
hanya liat dan tinggal saja jasadnya
KURANG
KERJAAN
Pada berhelai-helai kertas buram
berharga nyawa pattimura
Kubaca saksama lalu khusyuk aku
menyelaminya
Sarat orang meminjam tanpa permisi
kepunyaan mereka
Sepertinya aku kenal pada cecunguk ini
Ia orang yang sering nongol di media
Seingat
otakku yang tak padat ini
Ia
orang yang pernah bersumpah
Pada
tanah, warga, dan negara bramocorah
Kalau
nanti kebisaan bersilat lidah
Seorang
mayat terjuntai-juntai di monumen nasional
Lehernya
tercekik sumpah sendiri
Namun,
tiada bisa bertitah dusta lagi
Kurang
kerjaan sekali
Dua
kali ia dapat kerja panitia idul adha
Menyembelih
kepala sendir adapun hingga tertawa lepas
HARI
PEMBALASAN
Kubalas saja sms dari nomor yang tak
kukenal
Ia berpesan bahwa hidupku tinggal hari
ini saja
Mendadak aku gagap gembira
Kuajak semua yang kusayang
Kupaksa semua yang tak kusuka
Kapan hari seperti ini?
Aku bisa berbaik hati lagi
MAJEMUK
Kala balita diajar oleh guru agama
Ia paham sesuatu
Kalau putih itu baik, hitam itu jahat
Kala remaja diajar oleh guru agama
Ia paham sesuatu
Kalau cinta itu bisa putih
Bisa juga hitam kelam
Kala orang tua diajar oleh guru agama
Ia paham sesuatu
Kalau mencari uang itu bisa lewat jalan
putih atau jalan hitam
Kala manula sekarat diajar oleh guru
agama
Ia paham sesuatu
Kalau beda percaya
Beda surga dan beda neraka
Post a Comment for "Kumpulan Puisi 'Terbelakang'"