Parafrase Puisi Aku Tulis Pamplet Ini Karya W.S. Rendra
Pemaknaan
Puisi “Aku Tulis Pamplet Ini” Karya W.S. Rendra
Rendra menggambarkan sajak yang ia tulis
ini sebagai sebuah pamflet berarti surat selebaran. Seperti yang sering ditemui
bahwa pamflet berisi pemberitahuan untuk khalayak. Pamflet bersifat bahasa
tulis, sehingga mampu diingat terus oleh pembacanya. Berbeda dengan bahasa
lisan yang muncul di berita atau sarana elektronik yang lain, pamflet lebih
efektif menyampaikan pesan oleh Sang pembuat pamflet kepada sasarannya.
Selebaran
itu dibuat sebagai bentuk protes kepada pemerintah. Jaring laba-laba dalam hal
ini berarti sebuah perangkap musuh. Lembaga pendapat umum menjadi sebuah
perangkap bagi orang yang berani mengkritik pemerintah. Dengan kata lain bahwa
tidak ada yang berani menyalurkan aspirasinya karena takut akan penguasa yang
tidak segan-segan menelannya.
Akibat dari ketidakbebasan mengungkapkan aspirasi, rakyat hanya mampu
mengeluh, mengkritik, mencela pada pemerintah dengan berkasak-kusuk antar
tetangga. Rakyat hanya berkata “iya” pada setiap birokrasi yang diberlakukan.
Sistem yang ada hanya diperuntukkan bagi sasaran sistem yang dalam hal ini
adalah rakyat, sementara Sang pembuat sistem tidak bertanggung jawab atas apa
yang telah dituliskannya dan berjalan menurut sistemnya sendiri.
Baca Juga : Apresiasi Puisi Diponegoro Chairil Anwar
Dalam baris ketujuh hingga sembilan dalam puisi Rendra tersebut dapat
diartikan bahwa rakyat setiap hari hanya mendapat janji dari pemerintah. Apa
yang terpegang hari ini, kalimat tersebut bermakna ketika rakyat telah
mendapat kepastian akan sebuah kabar baik dari pemerintah, kemudian bisa
luput besok pagiyang berarti bahwa janji yang telah dijanjikan hanya
sebatas janji, yang bisa saja berubah dan diingkari sewaktu-waktu. Oleh karena
itu pada kalimat ketidakpastian merajalela menjadi hal yang biasa bagi rakyat.
Dalam ketiga baris tersebut dapat dimaknai bahwa keamanan,
kesejahteraan dan kemakmuran hanya milik orang yang memiliki kekuasaan. Diluar itu
hidup seolah berada di kebun binatang yang banyak hewan dengan berbagai macam
karakter yang kebanyakan adalah hewan-hewan buas. Hidup orang yang tak berkuasa
setiap hari bagai hidup dalam marabahaya, tak ada yang menjamin kehidupan dan
keberlangsungan hidupnya.
Dalam kelima baris tersebut pesan yang ingin disampaikan Renda bahwa lembaga
saluran resmi hanya digunakan untuk monopoli kekuasaan. Karena tidak pernah ada
perdebatan yang terjadi akibat tidak dibebaskannya rakyat dalam menyampaikan
aspirasi dan kritik kepada pemerintahan. Saluran resmi hanya berisi
kampanye-kampanye partai politik untuk memperkuat kekuasaanya.
Kelima baris sajak ini mengartikan bahwa untaian kata puitis dalam
pamflet (selebaran) yang dibuat Rendra merupakan satu-satunya hal yang bisa
diperbuat untuk menyampaikan kritiknya pada pemerintah. Karena dalam seni
setiap orang diberi kebebasan untuk menuliskan ide dan pemikirannya dan
merupakan hal yang biasa dan tidak tabu dalam dunia kesusastraan Indonesia.
Dalam hal ini Rendra hanya butuh merpati untuk menyampaikan pamflet yang telah
dibuatnya. Merpati yang berwarna putih dan bersih tidak pernah salah dalam
menyampaikan pesannya. (baris
21-22) bermakna bahwa bendera semaphore meski hanya sebatas bendera namun ia
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui simbol-simbol morse yang ia
punya. Rendra ingin membuat isyarat asap kaum indian yang berarti bahwa nasib
Indonesia hampir sama dengan nasib kaum suku asli Amerika tersebut yang digusur
dan diperangi dari tanah airnya sendiri. Hidupnya semakin hari semakin
terpinggirkan karena tidak mendapat perlindungan dari pemerintahnya.
Dalam ketujuh baris tersebut Rendra ingin mengungkapkan bahwa
seharusnya seluruh warga Indonesia diberi kebebasan untuk mengungkapkan
pendapatnya, tidak ada pengekangan aspirasi. Negara yang belum demokratis pada
masa orde baru membuat seluruh suara-suara penentangan dikekang dan dicekal.
Matahari, rembulan, dan gelombang angin diibaratkan sebagai
pemerintahan sementara airmata, api, dendam, keluh kesah adalah perasaan yang
dimiliki oleh rakyat. Matahari dapat diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan.
Kekuasaan dan kemakmuran para pejabat yang bertengger diatas airmata rakyat
hanya menambah kemarahan mereka bahwa negara bukan diperuntukkan untuk rakyat
namun untuk orang yang berkuasa saja.
Keluh kesah rakyat hanya setumpukan permasalahan yang tak berguna bagi
pejabat. Hidup rakyat penuh dengan kegamangan, kecurigaan, ketakutan, dan
kelesuan yang mereka semua tunjukkan pada pemerintah.
Rendra menuangkan aspirasinya lewat puisi yang ia ibaratkan sebagai
sebuah pamflet agar bisa diketahui oleh pejabat dan rakyat karena ia berpikir
bahwa meskipun pejabat pemerintah dan rakyat digambarakan seolah seperti
kawan dan lawan namun mereka tetap satu
bangsa, satu negara, satu tanah air, dan satu saudara.
Pada baris 40-47 dapat dimaknai bahwa tidak ada gunanya adanya
perdebatan antara rakyat dan pemerintah. bagaimana pun dalam sebuah
pemerintahan dua hal tersebut tidak pernah terpisahkan. Bahwa jika ada rakyat
maka juga harus ada pemerintahan. Maka apabila terjadi konflik dan
ketidakselarasan antara keduanya, masing-masing harus mencari jalan keluar
terbaik dan tidak memberatkan salah satu pihak. Baris /Dan di dalam air
lumpur kehidupan,/aku melihat bagai/terkaca:/ternyata kita, toh, manusia?// dapat
dimaknai bahwa didalam kehidupan manusia selalu ada susah dan suka. Lumpur
tersebut dapat dimaknai sebagai simbol kesusahan, sehingga di dalam kehidupan
manusia memang selalu ada yang namanya kesusahan, tinggal bagaimana orang
tersebut memaknai dirinya sendiri.
Post a Comment for "Parafrase Puisi Aku Tulis Pamplet Ini Karya W.S. Rendra"