Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa dalam Sosiolinguistik
Pergeseran Makna Kata dalam Bahasa-Metodologi yang
digunakan para pakar dalam meneliti pilihan bahasa, pergeseran dan pemertahanan
bahasa di antaranya menggunakan kajian antropologi, linguistik antropologi, dan
sosiologi. Para pakar menggunakan berbagai metode bergantung dengan disiplin
akademiknya. Pakar antropologi dan linguistik antropologi menggunakan metode
yang sama. Objek kajian pakar antropologi yaitu intesnif terhadap guyup secara
individual dalam mencari sebab-sebab terjadinya pemertahanan dan pergeseran
bahasa.
Pendapat Ahli Mengenai Pergeseran Bahasa
Hal ini senada dengan pendapat Marzali (2007:7) yang menyatakan bahwa dalam kajian
antropologi harus mempraktikkan bagaimana konsep teoritis diterapkan secara
empiris ke dalam kenyataan sosiokultural yang pada akhirnya berguna untuk
keperluan praktis dan sekaligus berguna untuk mengembangkan teori dan konsep
antropologi. Sedangkan pakar sosiologi lebih pada menguji data survei dari
beberapa guyup. Data populasinya bersal dari sensus atau data kuesioner.
Keuntungan dari data sensus dapat menunjukkan korelasi tinggi. Data ini
merupakan pengakuan diri penutur dan dapat dicari dua cara pergeseran bahasa,
yaitu (1) jika data populasi sama, biasanya data lebih dari satu dan
menunjukkan kemerosotan. (2) Sedangkan jika data survei semacam tidak ada,
survei serempak dapat dilakukan. Jika survei itu menunjukkan jumlah penutur
usia tua lebih banyak, ini menunjukkan indikasi pergeseran.
Baca Juga : Masyarakat Aneka Bahasa
Faktor Pendorong Pergeseran Bahasa
Beberapa faktor
pendorong pergeseran di antaranya ialah (1) kedwibahasaan masyarakat akibat
dari alih generasi. Kedwibahasaan dapat terjadi karena keragaman bahasa yang
ada pada kelompok itu. Masyarakat dwibahasa dapat juga disebut dengan
masyarakat bilingual, yaitu jika seseorang atau sekelompok orang menggunakan 2
bahasa dalam percakapan atau penulisannya sehari hari (Liliweri,
2003:158). (2) Perkembangan ekonomi, (3) sokolah,
(4) agama, (5) lingkungan atau tempat mukim, (6) perbaikan transportasi, yaitu
jalan, angkutan, dan kendaraan, (6) komunikasi yang dapat dijangkau melalui
radio, TV, telepon, dan koran. Melalui komunikasi tersebut kata kata dalam
setiap bahasa akan berkembang sesuai dengan pengalaman berkomunikasi dengan
orang atau media lain. Hal ini senada dengan pendapat Liliweri
(2003:163) yang mengatakan bahwa pengalaman berbahasa dari TV
atau radio mendorong orang untuk berbahasa yang baik dan benar. (7) Adanya budaya
baru.
Contoh Kasus Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa
Berikut
adalah kasus pemertahanan dan pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa pada (1)
kasus oberwart terjadi akibat dari mayoritas penduduknya dwibahasawan, bahasa
yang digunakan lebih banyak paralel, adanya perbedaan prestise dalam setiap
kelompok, dan memandang kelompok lain sebagai orang luar. (2) Kasus Sutherland
Timur yang melibatkan bahasa Inggris dan bahasa Galik. Pergeseran bahasa terjadi
pada kasus ini juga akibat dari adanya perbedaan prestise. (3) Kasus yang
terjadi di Montreal akibat meluasnya kdwibahasaan yang dapat diketahui melalui
data sensus. Namun bahasa di Montreal ini berhasil dipertahankan. (4)
Pemertahanan bahasa Tiwa diteliti oleh Ralph Fasold dengan menggunakan
kuesioner menunjukkan bahwa bahasa tersebut melemah di kalangan muda. (5)
Bahasa Loloan merupakan varietas bahasa Melayu. Dalam penelitiannya menggunakan
ancangan sosiologi dan metode survei. Dalam penelitian menunjukkan bahasa
Loloan berhasil dipertahankan karena adanya sikap toleransi dan wilayah mukim
kelompok bahasa Loloan terpisah dari kelompok lainnya.
Daftar Rujukan
Post a Comment for "Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa dalam Sosiolinguistik"