Cerpen Singkat : Tema Persahabatan dan Keluarga
Perkenalkan nama saya Muhammad Kurdi, saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Sebelum saya bercerita mengenai pengalaman hidup saya, izinkan saya untuk memperkenalkan anggota keluarga saya satu persatu.Pertama, Samsuri, beliau adalah ayah saya. Sosok tangguh yang tak kenal lelah membanting tulang untuk keluarga. Kemudian, Nurlaela, beliaulah pribadi yang dengan kasih sayang membesarkan saya hingga sekarang. Lalu, dua adik saya, Kasidi dan Fia merupakan dua adik kesayangan saya. Dengan adanya mereka, membuat kehidupan saya lebih berwarna dan berkesan. Baiklah, itu tadi adalah perkenalan keluarga saya. Berikutnya, saya akan memulai cerita pengalaman hidup saya. Kisah ini berpusat pada kehidupan semasa saya masih di bangku SMK. Banyak pengalaman hidup yang terjadi dan pada akhirnya semakin menambah rasa syukur saya kepada Allah SWT.
Sekitar tahun 2008, saya masih duduk di
bangku kelas X SMK. Pada saat itu adalah masa awal dari kehidupan remaja saya setelah
lulus dari SMP. Satu hal yang saya sadari,
memang perlu waktu untuk beradaptasi dari pendidikan menengah pertama ke pendidikan
menengah kejuruan.Tidak hanya lingkungan pergaulan yang berbeda, teman-teman saya
pun berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Kebetulan, jurusan yang
saya pilih adalah jurusan pengelasan. Secara otomatis, seluruh teman saya adalah
laki-laki. Beberapa bulan berada dan berbaur di kelas tersebut, saya mulai dapat
beradaptasi dan mengenal watak satu persatu dari teman saya. Ada beberapa tipe watak teman dalam kelas saya,
ada yang meman gteman yang baik, dalam artian selalu mengajak kepada hal-hal
yang positif, dan ada juga teman yang kurang baik, mengapa saya sebut kurang baik karena memang tidak
etis untuk melabeli seseorang dengan sebutan itu.
Berada di lingkungan yang seperti itu, membuat saya harus pintar-pintar membawa diri
agar tidak terkesan memihak kepada salah satu pihak. Yang menarik dari karakteristik
kelas kami adalah bahwa kelas kami mampu menjadi kelas yang cukup kompak. Hal
tersebut terbukti dengan torehan prestasi dari kelas kami yang mampu berbicara banyak
setiap kali ada class meeting. Saya sendiri
tergabung dalam tim voli dan futsal yang akhirnya dapat merai hjuara 1 dan juara
2 dalam kategori lomba-lomba tersebut. Itu tadi adalah prestasi kelas di bidang
non-akademik, sedangkan dalam bidang akademik, walaupun bukan yang
terbaik, kelas saya bukan pula yang
paling jelek dari segi nilai.
Baca Juga Cerpen :
Baca Juga Cerpen :
Jangan Jadi Seperti Aku
Anak Panah Pembawa Bencana
Keputusan dan Kepastian
Sejak pertama kali masuk SMK, saya dan teman-teman
saya mendapat berbagai materi pelajaran, mulai dari mata pelajaran umum yang
identik dengan mata pelajaran SMA sampai mata pelajaran terapan seperti dasar-dasar
dan teknik pengelasan. Dari sanalah saya mulai mengembangkan keterampilan saya dalam
bidang pengelasan. Tak terasa dua belas bulan pertama telah berlalu, dan saya akan
menghadapi ujian kenaikan kelas. Saya sudah yakin dengan apa yang sudah saya pelajari. Akhirnya, saya dan seluruh teman saya naik kelas
100 persen.
Setelah naik kelas XI, barulah saya akan menghadapi ujian prakteks sebenarnya
untuk menjadi seorang tenaga kerja terdidik dan terlatih. Seperti yang sudah
diketahui bahwa setiap siswa SMK sebagai syarat kelulusan harus melakukan
sebuah simulasi praktik kerja atau yang akrab disebut PSG. Menghadapi situasi
seperti ini saya segera berkonsultasi kepada orang tua, guru, dan juga kakak
kelas guna mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai kegiatan PSG ini.
Hasilnya, setelah mendapatkan saran dan pertimbangan dari pihak-pihak yang saya
mintai pendapat tersebut, saya memutuskan untuk melakukan kegiatan PSG ini di
salah satu perusahaan yang cukup ternama, yaitu YANMAR.
Keputusan saya pada
saat itu didasarkan oleh beberapa pertimbangan. Pertama, setelah meminta
pendapat orang lain, sebagian besar menyarankan untuk bekerja di sana. Kedua,
pertimbangan yang lain adalah lokasi perusahaan atau pabrik tersebut berlokasi
tidak jauh dari rumah saya (hanya sekitar 15 KM). Karena pertimbangan kedekatan
lokasi tersebutlah, saya memutuskan untuk memilih praktik kerja di sana. Jadi,
lokasi yang dekat tersebut membuat saya dapat melakukan perjalanan pulang-pergi
tanpa harus mengontrak atau kost di sekitar wilayah YANMAR. Oleh karena itu,
setiap sepulang kerja saya selalu menyempatkan diri untuk selalu membantu kedua
orang tua saya berjualan seperti yang sudah saya lakukan setiap hari bahkan
sebelum PSG. Di sisi lain, teman-teman saya menyebar untuk mencari tempat
sebagai praktik kerja. Bahkan, tidak hanya di Kabupaten Pasuruan saja
teman-teman saya mencari tempat PSG, tetapi juga ada beberapa teman saya yang
melakukan PSG di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang
sampai ada juga teman saya yang PSG di Kota Surabaya. Bekerja di YANMAR,
memberikan saya beberapa pengalaman berharga. Pertama, mengenai realita
bagaimana dunia kerja yang sebenarnya karena apa yang terjadi di lapangan tidak
selalu sama dengan apa yang diajarkan di sekolah.Kedua, pengalaman kerja atau
praktik kerja, dalam hal ini yang koheren dengan jurusan saya, yaitu teknik
pengelasan. Saya banyak belajar tentang bagaimana teknik mengelas yang baik dan
juga tentang keselamatan kerja yang memang harus selalu diperhatikan.
Pengalaman-pengalaman tersebut selalu saya jadikan patokan setiap kali saya
melakukan kegiatan pengelasan.
Beberapa bulan
berlalu, tidak terasa kegiatan PSG sudah hampir berakhir. Sebelum berakhirnya
kegiatan PSG, saya menyempatkan diri berpamitan kepada pembimbing-pembimbing
saya selama berada di YANMAR. Setelah kegiatan PSG berakhir, seluruh siswa SMK yang
melakukan PSG wajib untuk hadir kembali di sekolah untuk melanjutkan kegiatan
pembelajaran seperti biasanya. Pada saat itulah, ada beberapa pelajaran
berharga yang kembali dapat saya petik. Teman sekelas saya, Muhammad Arifin dan
Sirojul Mukmin rupanya tidak hadir di kelas pada saat itu. Seminggu berlalu,
kedua teman saya tidak juga kembali mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa
waktu kemudian, muncul sebuah kabar yang mengiris hati saya. Muhammad Arifin,
teman sebangku saya tidak hadir di kelas disebabkan dia mengalami suatu masalah
saat PSG di Kota Surabay. Arifin terjerat pergaulan bebas karena salah memilih
teman bergaul saat di sana. Pada akhirnya, ia harus berhenti sekolah dan
bertanggung jawab untuk menikahi perempuan yang telah ia hamili. Sementara itu,
Sirojul Mukmin yang juga merupakan teman akrab saya juga mengalami masalah yang
tak kalah pelik. Dia ketahuan menggunakan narkoba saat melakukan PSG di
Sidoarjo dan sekolah pun memutuskan untuk mengeluarkan secara tidak hormat
Sirojul Mukmin. Kontan, hal tersebut cukup mebuat kelas kami berduka karena
secara tidak langsung telah kehilangan dua anggota kelas kami. Setelah hari
itu, kami sekelas berkomitmen untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar batas
kewajaran. Sampai pada akhirnya, tiga tahun berlalu dan kami sekelas pun dapat
menamatkan pendidikan menengah kejuruan kami.
Berdasarkan cerita
tersebut, ada beberapa hal yang saya syukuri. Pertama, pengalaman saat PSG
membawa pengaruh positif bagi saya, terutama mengenai dedikasi saat bekerja.
Kedua, terhadap kemalangan yang menimpa kedua teman saya, ada sisi positif yang
dapat saya syukuri bahwa pada saat itu saya tidak terjerumus dalam pergaulan
yang salah sehingga dapat menghancurkan masa depan saya.
Pada tahun 2012,
Saya bekerja di salah satu pabrik produsen rokok. Setelah beberapa waktu
menabung, saya memutuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk melanjutkan
pendidikan saya di Universitas Widyagama Malang. Saya menyadari bahwa hanya
dengan ijazah SMK tidak akan menjamin kehidupan saya di kemudian hari. Harapan
saya setelah menamatkan pendidikan di Universitas, saya dapat memperoleh
pekerjaan dan taraf hidup yang lebih baik. Aamiin.
Persahabatan yang jarang ditemui di jaman sekarang gan,sukses untuk kedepannya
ReplyDelete