Jenis-Jenis Wacana Menurut Para Ahli (Analisis Wacana)
Menurut Mulyana (2005:51-52) wacana tulis (written discourse) adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Contoh wacana lisan adalah percakapan, kutbah, siaran langsung radio/tv, dll. Ciri-ciri wacana lisan adalah sebagai berikut: kalimatnya kurang struktur, penataan subordinatif, tidak menggunakan piranti, tidak menggunakan frasa benda yang panjang, kalimatnya berstruktur subjek-predikat, pembicara menggunakan kosakata umum, pembicara menggunakan kosas kata umun, sering diulang bentuk sintaksis yang sama dan digunakan pengisi. Sedangkan contoh wacana tulis adalah teks berbentuk buku, berita, koran, artikel, dll. Ciri-ciri wacana tulis adalah sebagai berikut: kalimatnya terstruktur, penataan subordinatif bahasa lebih banyak, sering menggunakan piranti hubung, jarang menggunakan piranti hubung, menggunakan frasa benda yang panjang, kalimat berstuktur topik-komen, pembicara tidak menggunakan struktur/ memperluas ekspresi, menggunakan istilah teknis yang bermakna khusus, jarang memakai fillter dan pengulangan bentuk.
Baca Juga:
Masyarakat Aneka Bahasa
Hubungan Bahasa dan Jenis Kelamin
Bahasa dan Usia
Berdasarkan peserta komuniasi wacana dibagi menjadi
wacana monolog, dialog, dan polilog. Dalam wacana monolog pendengar tidak
memberikan tanggapan langsung atas ucapan pembicara. Pada wacana dialog peserta
dalam komunikasi 2 orang dan terjadi pergantian peran. Sedangkan dalam wacana
popilog peserta komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran. Dalam
wacana dialog dan polilog, berdasarkan situasinya debagi menjadi situasi resmi
dan tidak resmi. Berdasarkan peran pesertanya terdiri dari pembicara/penutur,
dan pendengar/penerima. Unsur-unsur pokok terdiri dari pembicara dan penerima,
topik, serta alur. Prinsip-prinsip dalam wacana dialog dan pipilog dibagi
menjadi dua yaitu prinsip kerjasama yang terdiri dari: kuantitas, kualitas,
relasi, dan cara serta prinsip kesantunan yang terdiri dari: tidak memkasa,
memberikan pilihan, membuat pearsaan pendengar tetap baik. Tugas-tugas dalam
percakapan adalah: (1) pendengar harus memperhatikan percakapan, memahami
ujaran pembicara, mengidentifikasikan hal yang menentukan topik,
mengidentifikasi hubungan semantik; (2) pembicara harus mengucapkan ujaran
dengan jelas, menjaga perhatian pendengar, menyediakan informasi yang memadahi.
Berdasarkan tujuan komunikasi wacana dibagi menjadi
lima yaitu (1) wacana deskripsi yaitu membentuk suatu citra tentang suatu hal. Djajasudarma
(2010:11) bahwa wacana deskriptif ini,
ada yang hanya memaparkan sesuatu secara objektif dan ada pula yang
memaparkannya secara imajinatif. seperti: ungkapan
bersifat deskriptif, tidak menggunakan kata-kata evaluatif, objektif, tidak
mempunyai penanda pergeseran waktu; (2) wacana eksposisi yaitu menerangkan
sesuatu yang berisi konsep-konsep logika, menerangkan poros/prosedur aktivitas;
(3) wacana asrgumentatif yaitu wacana yang mempengaruhi pembaca/pendengar agar
menerima pernyataan perintah yang mempunyai elemen pokok seperti pernyataan,
alasa, dan pembenaran, serta elemen pelengkap berisi pendukung, modal, dan sanggahan;
(4) wacana persuasi merupakan wacana yang mempengaruhi mitra tutur melakukan
tindakan sesuai harapan penutur; (5) wacana narasi merupakan wacana yang berisi
berita menurut Djajasudarma (1994:8) wacana
naratif adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan hal atau
kejadian (peristiwa) melalui penonjolan pelaku. Unsur daru wacana narasi
adalah waktu, pelaku, dan peristiwa.
Rujukan:
Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana (Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur). Bandung: PT. UNESCO.
Henry Guntur Tarigan. 1987. Pengajaran wacana. Bandung:
Angkasa.
Mulyana. 2005. Kajian wacana. Yogyakarta: Tiara wacana.
Wacana penuh arti ya gan:v
ReplyDeletehttp://genstekno.blogspot.com
ternyata ada jg jenis2 wacana
ReplyDelete