Proses Pembentukan Pengetahuan dan Kreativitas Manusia
Beberapa hal
yang cukup unik terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah belum adanya suatu
wadah dalam bentuk kegiatan konkret maupun mata pelajaran yang secara khusus
menempa kreativitas anak. Sebagian besar masih diimplementasikan secara
terpisah dan biasanya dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakulikuler. Itupun hanya
sepotong-sepotong. Itulah potret realitas dari pendidikan di Indonesia. Di sisi
lain, tuntutan dari dunia kerja mengenai
kreativitas begitu tinggi. Nyaris setiap lowongan pekerjaan menyaratkan satu
kriteria wajib, yaitu kreatif. Hal tersebut terjadi dikarenakan si penyedia
lowongan kerja sudah merasa yakin dengan aspek pengetahuan pelamar kerja yang
terwakili dalam bentuk ijazah.
Baca Juga:
Baca Juga:
Contoh Biografi yang Baik dan Benar
Jenis-Jenis Wacana Menurut Ahli
Cara dan Tujuan Apresiasi Prosa Fiksi
Proses
konstruksi pengetahuan secara umum sama dengan proses kronologi pembentukan
kreativitas. Perbedaan yang utama antara pengetahuan dan kreativitas adalah
bahwa pengetahuan lebih berupa sesuatu yang abstrak dan teoretis saja,
sedangkan kreativitas mencakup sesuatu yang lebih konkret dan berwujud nyata.
Salah satunya adalah bahwa seorang ilmuwan dapat saja memiliki pengetahuan yang
dalam mengenai suatu alat komunikasi, tetapi hanya ilmuwan yang berkreativitas
tinggi saja yang mampu menciptakan suatu hal yang berguna bagi orang lain
seperti smartphone dll. Ambil contoh
saja kisah dari seorang Steve Job dan Bill Gates, merekalah orang
berpengetahuan dan berkreativitas tinggi yang bergerak dalam bidang industri
teknologi. Melihat kenyataan yang demikian, sudah sewajarnyalah perlu
perombakan terstruktur terhadap sistem pendidikan di Indonesia untuk
memfasilitasi pengembangan dan perkembangan aspek kreativitas ini.
Proses
terbentuknya pengetahuan dan kreativitas itu terbagi menjadi tiga tahapan
krusial. Ketiga tahapan tersebut antara lain (1) penginderaan, (2) pengolahan,
dan (3) penyimpulan.
Penginderaan
Penginderaan
fisik adalah proses utama dan pertama sekaligus berfungsi untuk menangkap
informasi dan sinyal rangsangan (stimulus) dari objek luar. Stimulus
tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda tergantung dari wujud benda yang dimiliki. Hal tersebut
dipengaruhi oleh cahaya, warna, suhu, bau, suara, bentuk, sensitivitas,
konektivitas, karakter dan daya tahan dari suatu objek. Stimulus yang
berbeda-beda tersebut akan direspon secara beragam oleh alat indera karena
sebagian besar proses seperti ini terlaksana secara otomatis (di bawa alam
sadar). Sederhananya semakin berkualitas suatu stimulus, dalam artian banyak
melibatkan respon indera ( penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa) maka
suatu pengetahuan akan semakin melekat lama pada otak seseorang.
Pengolahan
Pengolahan atau
disebut proses penampungan data adalah proses stimulus yang diterima indra
dibenamkan dalam otak dalam bentuk data dan informasi. Semakin banyak data dan
informasi yang terkumpul, skemata yang terbentuk akan menjadi semakin lengkap.
Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap hasil pengetahuan dan kreativitas
yang akan terbentuk. Salah satu perspektif yang memengaruhi proses pengolahan
data adalah imajinasi. Pengetahuan imajinatif dalam proses ini terwujud melalui
dua hal, (1) kemampuan fantasi, yaitu kemampuan mereproduksi dan mengkreasi
gambaran-gambaran tanpa bantuan suatu objek yang riil atau nyata, (2) kemampuan
imajinasi, yaitu proses konstruksi suatu konfigurasi intelektual ilmu
pengetahuan dan juga filsafat.
Penyimpulan
Penyimpulan
merupakan proses terakhir dari tiga
tahapan penting ini, yang memiliki pengertian keputusan yang diambil melalui
metode berpikir induktif atau deduktif. Dalam hal ini, pertimbangan antara baik
atau buruk, dan salah atau benar terhadap suatu objek itu sudah pada tahapan
konfirmasi. Artinya, tahapan penggabungan
pengetahuan dan kreativitas imajinasi sudah mencapai bentuk yang paling
konkret dan yang terpenting sudah melalui proses asosiasi pengetahuan dan
kreativitas.
Post a Comment for "Proses Pembentukan Pengetahuan dan Kreativitas Manusia"