Contoh Teks Biografi Tokoh Inspiratif
Nur Hidayat yang memiliki nama asli
China Lie Jai Yong ini lahir di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 8 Agustus
1948 dari pasangan seorang wanita China yang bertempat tinggal di Indonesia
tepatnya di Jombang dan seorang pria China yang juga bertempat tinggal di
Indonesia,di Madura.
Lie Jai Yong sedari kecil sudah memiliki
watak yang keras,berani mengambil resiko,serta pantang menyerah. Usia 8
tahun,Lie Jai Yong memberanikan diri mengambil keputusan yang amat besar bagi
hidupnya,ia memutuskan untuk berpindah agama Islam dengan alasan ia terbawa
oleh teman-teman sebayanya yang beragama Islam hingga ia menjadi tertarik untuk
memeluk Islam dan berganti nama menjadi Nur Hidayat. Beliau yang lahir dengan
garis keturunan China yang beragama Nasrani harus mengemban beban yang amat
berat pasalnya tak satupun ada anggota keluarga yang menyetujui keputusannya
hingga ia diperlakukan tidak adil.
Genap usia 10 tahun, sang ayahanda
meninggal dunia. Selang beberapa tahun sepeninggal ayahandanya, sang ibu
menikah lagi dengan sesama orang China. Jai Yong pikir ayah angkat yang
menikahi ibunya ini mau menerimanya namun ternyata di luar dugaan sang ayah tiri
tidak pernah bisa menerima keberadaannya. Sejak saat itu diusia yang sangat
belia ia harus menjalani kerasnya hidup,keluarga beliau benar-benar tidak
mempedulikan keberadaannya, bahkan keluarga beliau jarang sekali memberinya
makan. Karena diperlakukan tidak seperti anak pada umumnya membuat Jai Yong
merasa tertekan dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah. Setelah
pergi dari rumah, Jai
Yong bertempat tinggal di Mushola umum selama 15 tahun. Mengetahui hal ini , keluarga
Jai Yong amat acuh dan tak ada satupun yang berusaha untuk membujuknya kembali
kerumah. Untuk memenuhi asupan makanan setiap harinya beliau membantu temannya
untuk melakukan pekerjaan menanak nasi demi upah sepiring nasi.
baca juga : Blogging Sastra Maya
Cara dan Tujuan Prosa Fiksi
Pendidikan Sastra Usia Dini
baca juga : Blogging Sastra Maya
Cara dan Tujuan Prosa Fiksi
Pendidikan Sastra Usia Dini
Tahun 1967,saat usia 19 tahun,
dikarenakan beliau tidak memiliki ijazah sekolah karena belum menamatkan
pendidikan SR (Sekolah Rakyat) yang sekarang dikenal dengan SD ( Sekolah Dasar
) akhirnya beliau tidak bisa bekerja dengan layak maka dari itu beliau mencoba
menjadi supir oplet jurusan Malang-Surabaya ataupun sebaliknya.Namun ia merasa
tidak puas hingga akhirnya berpindah pekerjaan untuk bekerja di sebuah pabrik
pembuat kotak peti yang berkepemilikan orang China. Setelah beberapa tahun
bekerja dipabrik tersebut, akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti dan mencoba
untuk pergi kepesisir kota Banyuwangi tepatnya di Muncar. Di sana ia bekerja
menjemur ikan, namun lagi-lagi pekerjaan tersebut tidak bertahan lama.
Hingga akhirnya,tahun 1969 ia memutuskan
untuk membuka usaha sendiri yakni usaha ban mobil dengan tempat yang amat
sederhana dan modal seadanya. Usahanya ini diawali dengan beliau membeli
bahannya sendiri lalu beliau bersama rekannya mengolah ban mobil tersebut
dengan cara karet ban dan kerangka ban dipisahkan lalu kerangka ban tersebut
dikumpulkan kemudian dijual kepabrik ban sepeda gunung untuk diolah. Susah
payah pekerjaan ini ditekuni Jai Yong dan rekannya hingga akhirnya seiring
waktu usaha ban tersebut berkembang pesat.
Perkembangan atas usaha ban mobil
tersebut membuahkan hasil hingga pada tahun 1976 Jai Yong mencoba untuk
merambah ke bisnis menjual es lilin buatan sendiri kesekolah-sekolah dan
beruntungnya bisnis ini membuahkan hasil yang baik bahkan mampu membeli alat
pembuat es. Hingga akhirnya ia mendapat banyak pesanan serta menempatkan
dagangan esnya se-Pasuruan. Hasil penjualan es lilin ini benar-benar sangat
menguntungkan,beliau mendapat banyak laba hingga mampu membeli pabrik es
besaryang terletak di Sukorejo yang bernama ‘Dewi Sri’ dengan uang hasil
penjualan dagangannya ditambah dengan uang tabungannya karena beliau adalah
pribadi yang sangat gemar menabung untuk mempersiapkan modal jika ia ingin mendirikan suatu usaha.
Hasil dari dua usaha yang dimilikinya
yakni usaha ban mobil dan es lilin tersebut, beliau membeli tanah seluas 6000 m
yang berada di Lemahbang sekitar tahun 1977 yang sekarang luasnya bertambah 1,1
hektar dengan total keseluruhan 1,7 hektar. Pada tahun 2017 Dewi Sri sudah
memiliki beberapa cabang di berbagai tempat yang diolah oleh anak beserta
cucunya.
Perjalanan hidup yang tidak begitu mudah
yang harus di jalani sejak usia belia seperti ini membutuhkan
kekuatan mental, fisik, usaha dan kemauan hijrah untuk menjadi lebih baik.
Namun, pengalaman hidup di masa lalu yang demikian tak sedikitpun membuat ia
berpikiran menyesal untuk berpindah agama Islam justru ia berpikiran bahwa mungkin
inilah takdir yang mampu mengantar beliau menuju kesuksesan seperti sekarang.
•FARAH YUNIAR MAULIDA
•NUR ALFIATUZ ZAHRO
•RISSA NUR AMELIA SARI
•WINDY AUDIA CONITA
Wah keren biografinya pak nur hidayat
ReplyDeletememang inspiratif sosok yang satu ini Gan
ReplyDeletesangat menginspirasi gan
ReplyDeleteijin bookmark gan, ntar ane baca
ReplyDeletewah keren biografinya
ReplyDeleteSaya bookmark gan buat belajar ade saya
ReplyDelete