Pengertian Cerpen, Jenis-Jenis Cerpen, dan Ciri-Ciri Cerpen
Cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang utuh dan bulat yang berisi runtutan sebuah peristiwa kehidupan manusia. Pengertian mendalam mengenai cerita tidak banyak diulas dalam buku-buku kesastraan. Pengertian cerita hanya sekilas dibahas dalam prosa fiksi dan disandingkan dengan novel. Tulisan ini mengulas pengertian cerita yang dihimpun dari beberapa tokoh yang memberi pengaertian mengenai cerpen untuk memperjelas batasan pengertian cerita yang disimpulkan dari pendapat para tokoh mengenai cerpen. Untuk dapat memahami dan membedakan cerita dengan prosa fiksi lain pembaca perlu memahami ciri-ciri utama cerita yang dapat membedakan dengan prosa fiksi lain khususnya novelet.
Dalam mengkaji jenis-jenis cerita yang dihimpun dari
jenis-jenis cerpen dapat dibedakan menjadi dua jenis besar, yaitu berdasarkan
jumlah kata dan nilai sastra yang dikandung. Berdasarkan jumlah kata cerpen
dibagi lagi menjadi dua, dan berdasarkan nilai sastra yang dikandung cerpen
dibagi menjadi dua.
Makalah
ini membahas mengenai unsur intrinsik cerita yang disimpulkan dari pendapat para ahli didahului dengan memaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian cerpen, ciri,
dan jenis cerpen yang akan memperjelas pembaca mengenai cerita pada umumnya. Unsur intrinsik cerita yang merupakan pembahasan
utama akan dikaji secara mendalam pada pembahasan
berikutnya. Untuk lebih memudahkan lagi memahami
unsur intrinsik cerita dan membedakan dengan karya sastra lain khususnya yang
tergolong prosa fiksi dari segi pengertian, ciri, dan jenis.
Pengertian Cerpen
Menurut Suroto
(1989), cerpen adalah suatu karangan prosa yang utuh dan bulat yang berisi
cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dengan konsentrasi pada
satu peristiwa yang menjadi pokok ceritanya. Notosusanto (1957dalam Tarigan,
1986) mengatakan bahwa “cerita-pendek adalah cerita yang panjangnya disekitar
5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan
lengkap pada dirinya sendiri.”
Rosidi (1959 dalam
Tarigan, 1986) memberi batasan dan keterangan bahwa “cerpen atau cerita pendek
adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam kesingkatan
dan kepadatannya itu, sebuah cerpan adalah lengkap, bulat dan singkat. Semua
bagian dari sebuah cerpen mesti terikat pada suatu kesatuan
jiwa: pendek, padat, dan lengkap. Tidak ada bagian-bagian yang boleh dikatakan
“lebih” dan bisa dibuang.”
Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan prosa fiksi yang disajikan
dalam satu keadaan dari kebulatan ide penulis dengan satu tokoh pusat dan
masalah yang tidak bisa dibagi-bagi yang panjangnya tidak lebih dari 5000 kata.
Jadi cerita merupakan prosa fiksi yang disajikan dalam satu kebulatan ide baik
dalam bentuk tulis atau ujaran yang tidak lebih dari 5000 kata.
Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri cerita yang dapat dihimpun dari ciri-ciri
cerpen yang dapat membedakan bentuk ini dengan bentuk prosa fiksi lain dapat
dilihat di bawah ini.
1) Ceritanya bersifat fiktif-naratif.
Artinya, cerita pendek merupakan karangan yang
bercerita mengenai tokoh rekaan pengarang.
2) Ceritanya singkat, padu, intensif.
Artinya, cerpen tidak banyak bermain dengan kata-kata
yang tidak penting sehingga membuat cerita itu menjadi panjang dan bertele-tele.
3) Terdapat adegan, tokoh, dan gerak.
Artinya dalam cerita terdapat unsur yang menggambarkan
dan menghidupkan suasana didukung dengan satu adegan utama dengan satu tokoh
utama yang dilengkapi dengan gerak laku.
4) Mengandung detail-detail dan
insiden-insiden.
Artinya, detail dan insiden menguasai jalan cerita
yang dipilih dengan sengaja oleh pengarang, dan bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
dalam pikiran pembaca.
5) Jumlah kata yang terbatas.
Artinya, jumlah kata dalam cerita pendek biasanya
dibawah 10.000 kata atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap.
Baca Juga :
Analisis Cerpen Pembalasan Dendam
Pendidikan Sastra Usia Dini
Analisis Cerpen Panji Reni
Analisis Cerpen Suara 3 Hati
Dari ciri-ciri cerita pendek di atas, dapat dilihat
ciri-ciri cerita yang dapat membedakan dengan prosa fiksi lain.
Jenis Cerita
Jenis cerita yang dapat dihimpun dari paparan ahli
mengenai jenis cerpen. Ulasan mengenai jenis cerita ini sekaligus membatasi
pembahasan hanya dalam prosa fiksi yang berupa karya sastra tulis. Menurut
Tarigan (1986) jenis cerpen dibagi kedalam dua kelompok besar berdasarkan jumlah
kata dan berdasarkan nilai sastra yang dikandung.
Berdasarkan Jumlah Kata
Berdasarkan
jumlah kata yang dikandung cerpen dibagi menjadi dua, yaitu:
a)
Cerpen yang pendek
Cerpen yang pendek adalah cerita pendek yang jumlah
kat-katanya dibawah 5000 kata, atau kira-kira 16 halaman kuarto spasi rangkap
yang dapat dibaca dalam waktu kira-kira seperempat jam. Contoh cerpen yang
pendek adalah Peradilan Rakyat karya Putu Wijaya.
b)
Cerpen yang panjang
Cerpen panjang adalah cerita pendek yang jumlah kata-katanya di antara
5000 sampai 10.000 kata atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap, yang
dapat dibaca kira-kira setengah jam. Contoh cerpen yang panjang adalah Nyali karya Putu Wijaya.
Berdasarkan
nilai sastra yang dikandung
Berdasarkan
nilai sastra yang dikandung cerpen dibagi menjadi dua, yaitu:
a)
Cerpen sastra
Cerpen sastra adalah cerita pendek yang mengandung
nilai-nilai kesusastraan yang menuntut penafsiran dari penikmat cerpen dan
dapat dijadikan wawasan.
b)
Cerpen hiburan
Cerpen hiburan adalah cerita pendek yang bersifat
menghibur pembaca atau untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas dan masalah
yang sukar diselesaikan. Dengan kata lain tidak menuntut pembaca untuk
menafsirkan cerpen.
Daftar Rujukan
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Nama : Sultan Bharasyah H
ReplyDeleteAbsen: 31
Kelas: xi ipa 5
Jadi ada beberapa kekalahan di Paragraf 1.
Oprasional: operasional
Berfikir: berpikir
Pada usia tersebut: pada usia tersebut,
Selain itu para anak-anak: selain itu anak-anak
Dan di paragraf 2 kesalahannya seperti berikut
mendifinisikan: mendefinisikan
berfikir: berpikir
masak-masak: matang-matang
berfikir: berpikir
berfikir: berpikir
mendifinisikan: mendefinisikan
berfikir: berpikir
berfikir: berpikir
terpaduh: terpadu
serta bukti-bukti. : serta bukti-bukti dari...
Dan di Paragraf 3 terdapat kesalahan
mengefaluasi: mengevaluasi
argument: argumen
imaginasi: imajinasi
isue: isu
relefan: relevan
skenario-skenario alternatif: skenario alternatif
alternatif; intinya orang tersebut: alternatif, intinya orang tersebut.
- Seharusnya kata berfikir diganti menjadi " berpikir "
ReplyDelete- Seharusnya kata oprasional diganti menjadi " operasional "
- Seharusnya kata masak-masak diganti menjadi " matang-matang " agar lebih mudah dimengerti
- seharusnya tanda baca : (titik dua) diganti menjadi kata " seperti "
Djalesta bimasena (absen 11)
ReplyDeleteXI ips 2
- Seharusnya kata berfikir diganti menjadi kata " berpikir "
- Seharusnya kata oprasional diganti menjadi " operasional "
- Seharusnya kata masak-masak diganti menjadi " matang-matang " ,agar lebih mudah dipahami
- seharunya tanda baca : (titik dua) diganti menjadi kata " seperti "
- Seharunya kata mendifinasikan diganti menjadi " mendefinisikan "
- Seharusnya kata mengefaluasi diganti menjadi " mengavaluasi "
- Seharusnya kata imaginasi diganti menjadi imajinasi (Paragraf 3)
- Seharusnya kata relefan diganti menjadi relevan (Paragraf 3)
- Kata terpaduh diganti menjadi terpadu (Paragraf 2)
nama : nofa rahmatul izzah
kelas: ips2'18
Djalesta bimasena (absen 11)
ReplyDeleteXI ips 2
- Seharusnya kata berfikir diganti menjadi kata " berpikir "
- Seharusnya kata oprasional diganti menjadi " operasional "
- Seharusnya kata masak-masak diganti menjadi " matang-matang " ,agar lebih mudah dipahami
- seharunya tanda baca : (titik dua) diganti menjadi kata " seperti "
- Seharunya kata mendifinasikan diganti menjadi " mendefinisikan "
- Seharusnya kata mengefaluasi diganti menjadi " mengavaluasi "
- Seharusnya kata imaginasi diganti menjadi imajinasi (Paragraf 3)
- Seharusnya kata relefan diganti menjadi relevan (Paragraf 3)
- Kata terpaduh diganti menjadi terpadu (Paragraf 2)
Wauuuw artikelnya sangat jelas dan mendidik sekali :D
ReplyDeleteWauuuw artikelnya sangat jelas dan mendidik sekali :D
ReplyDeleteWauuww artikelnya sangat jelas dan mendidik sekali :D
ReplyDeleteCerpen nya bagus sampai" menyentuh hati kuuu hmm❤ cie cie baperr😂
ReplyDelete