Contoh Latar Belakang Skripsi
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai (1)
latar belakang masalah, (2) tujuan penelitian dan pengembangan, (3) spesifikasi
produk yang diharapkan, (4) pentingnya penelitian dan pengembangan, (5) asumsi
dan keterbatasan penelitian dan pengembangan, (6) definisi operasional
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan pada semua tingkat pendidikan dalam
lembaga pendidikan formal. Hal tersebut bertujuan supaya semua peserta didik
mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah diselenggarakannya suatu
proses belajar yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa (Hamalik,
2010:6).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi (Sanjaya, 2008:162). Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan
(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang
biasanya berupa materi pelajaran. Terkadang dalam pembelajaran terjadi
kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan
yang disampaikan guru tidak diterima oleh siswa secara optimal atau tidak
seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parah
lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Untuk menghindari semua itu, guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang komponen-komponennya saling
berkaitan. Pembelajaran sebagai suatu sistem terdiri atas komponen-komponen
yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, yang di
dalamnya termasuk penggunaan metode pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran,
serta penilaian hasil belajar. Media merupakan salah satu bagian dari sistem
pembelajaran, bahkan media dapat dikatakan sebagai sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga kedudukan media tidak dapat dipisahkan dan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dengan kata lain pembelajaran tidak
akan dapat berlangsung dengan baik tanpa media pembelajaran.
Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedural yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57). Salah satu unsur yang mempunyai banyak
pengaruh untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah
melalui media pembelajaran. Media pembelajaran sangat bergantung pada tujuan
dan isi pembelajaran itu sendiri. Kehadiran media pembelajaran juga ditentukan
oleh cara pandang terhadap sistem pembelajaran. Untuk itu diperlukan
komitmen terhadap keberadaan media pembelajaran yang dirancang dan didasarkan
pada apa yang ingin dilakukan siswa, apa yang ingin dihasilkan siswa, siswa
ingin menjadi apa. Jika media digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran, maka
media itu harus dipilih dan digunakan, karena media memiliki potensi untuk
mempermudah belajar.
Pembelajaran
bahasa Indonesia, khususnya pada aspek pembelajaran sastra dijabarkan dalam
mendengarkan sastra, membaca sastra, berbicara sastra, dan menulis sastra. Pada
aspek keterampilan menulis di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya
adalah keterampilan menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi, diharapkan
siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan menulis puisi, namun juga
diperlukan kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara menulis
puisi yang baik.
Melalui
menulis, kita dapat mengungkapkan ide, mengekspresikan pikiran, pengetahuan,
perasaan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidup kita ke dalam bahasa tulis.
Bentuk pengungkapan tersebut dapat kita wujudkan dalam bentuk puisi, artikel,
cerpen, maupun karangan bentuk lain. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Keterampilan
menulis tidak datang dengan sendirinya, sehingga kegiatan menulis harus dilakukan secara terstruktur
agar dapat dipahami oleh pembaca. Pada kurikulum KTSP menulis adalah
mengungkapkan pikiran informasi dalam wacana tulis berbentuk teks deskripsi,
narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, ringkasan/rangkuman, laporan, karya
ilmiah, makalah, dan surat lamaran. Dengan kegiatan menulis siswa akan
mampu mengembangkan sebuah ide, atau gagasan untuk berkarya, berkreasi,
berimajinasi, dan mampu menyusun beberapa karangan sesuai dengan tujuan
penulisannya. Kegiatan menulis dapat mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan
penggunaan ejaan, struktur, maupun mengenai pemilihan kosakata.
Menurut Roekhan
(1991:8) secara khusus tujuan pengajaran menulis kreatif sastra mencakup
pencapaian; (1) mengarahkan agar siswa menguasai bentuk tulisan dan gaya bahasa
sastra, (2) membantu siswa agar menguasai keterampilan menulis dan aturannya,
(3) membantu siswa agar mampu mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan segala
sesuatu yang menarik perhatiannya dengan cara efektif dan bermakna, (4)
membantu dan memperluas wawasan siswa tentang diri orang lain dan lingkungannya,
(5) membantu siswa menciptakan sesuatu yang menyenangkan, membanggakan, dan
memuaskan.
Berdasarkan
uraian di atas, jelas bahwa keterampilan menulis sangat penting. Oleh karena
itu, menulis harus dilatih secara sungguh-sungguh agar tujuan pembelajaran menulis
dapat tercapai secara optimal. Hal ini penting untuk dilaksanakan mengingat menulis
merupakan sarana yang penting untuk mengembangkan intelektual anak sejak
pendidikan dasar. Keterampilan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan
ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih keterampilan menulis semakin
meningkat. Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa perlu ditumbuhkembangkan
dan diharapkan mampu menulis berbagai hal termasuk menulis sastra yakni menulis
puisi.
Menulis puisi
bisa dikatakan menulis apa yang ingin kita ungkapkan pada sebuah tulisan.
Karena puisi sendiri merupakan ekspresi yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama (Pradopo,
1987:7). Dari pengertian tersebut pembelajaran menulis puisi memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kepribadian, merangsang kepekaan dan
mempertajam perasaan dipikiran. Selain itu, Waluyo (2005:25) mengungkapkan
bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan di susun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Sehingga menulis puisi
selain memiliki manfaat bagi kehidupan, juga dapat dijadikan sebagai aktivitas
berpikir. Dalam hal ini, aktivitas berpikir yang dimaksud berkaitan erat dalam
menghasilkan tulisan yang baik dan berkualitas. Tulisan yang baik dan
berkualitas merupakan manifestasi dari keterlibatan aktivitas berpikir atau
bernalar yang baik. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang penulis harus mampu
mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Tanpa melibatkan proses berpikir
rasional, kritis, dan kreatif akan sulit menghasilkan tulisan yang baik.
Menulis puisi
tidak semudah seperti yang kita bayangkan, terlebih untuk jenjang anak SMP/MTs.
Pada pembelajaran menulis puisi, siswa tidak jarang mengalami kesulitan ketika
menulis puisi terlebih dalam menentukan ide awal menulis puisi. Hal tersebut
dapat terlihat ketika peneliti melakukan identifikasi kebutuhan di MTs Negeri
Blitar. Dari identifikasi kebutuhan tersebut ditemukan bahwa guru lebih suka
menggunakan metode pembelajaran tradisonal yang terkadang membuat siswa merasa
bosan dan tidak memperhatikan materi yang diajarkan. Pada pelajaran Bahasa
Indonesia terutama pembelajaran menulis puisi, guru jarang menggunakan media
semisal LCD dan siswa tidak diajarkan
bagaimana langkah-langkah menulis puisi yang sebenarnya dapat mempermudah siswa
dalam menulis puisi dengan baik dan mudah. Media yang dikembangkan sebelumnya
belum pernah ada. Pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP/MTs kelas VIII
masih belum maksimal pembelajarannya karena guru hanya memberikan materi
mengenai puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Guru belum memberikan gambaran
yang jelas mengenai langkah-langkah menulis puisi yang dapat mempermudah siswa
dalam menulis puisi.
Dari
identifikasi tersebut, peneliti menawarkan sebuah media pembelajaran menulis
puisi berbasis tayangan acara televisi. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti
karena media pembelajaran telah banyak memberikan sumbangannya terhadap
peningkatan proses belajar mengajar. Media pembelajaran pada dasarnya merupakan
produk teknologi pendidikan (Sayuti, 1985:232).
Namun demikian, media bukan hanya satu-satunya sebagai sarana belajar.
Selain itu media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal
lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Gerlach (dalam Sanjaya, 2008:163) secara umum media itu meliputi orang,
bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penggunakan
media pembelajaran akan memberikan pengatahuan dan pengalaman kepada siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengalaman melalui televisi merupakan
pengalaman tidak langsung, sebab televisi adalah perantara. Melalui televisi
siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa dari jarak jauh sesuai dengan
program yang dirancang.
Keunggulan
media yang dikembangkan oleh peneliti adalah; (1) media yang dikembangkan cukup
mudah dalam mengoperasikannya karena sudah ada panduan penggunaan media, (2)
media yang dikembangkan sudah mencangkup materi tentang puisi beserta unsur
pembangun puisi dan disertai contohnya, (3) dalam media ini sudah ada langkah-langkah
menulis puisi yang disertai juga dengan contoh puisi, (4) media ini berisi
berbagai jenis tayangan acara televisi yang dapat memudahkan guru dalam
menentukan tema apa yang ingin diangkat dalam pembelajaran menulis puisi, dan (5)
media yang dikembangkan dibuat semenarik mungkin sehingga siswa lebih
termotivasi ketika pembelajaran menulis puisi.
Penelitian ini bukanlah
penelitian satu-satunya yang memanfaatkan video dari televisi sebagai media
dalam penelitian pengembangan. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Ratih
Nurfianty A dengan judul Pengembangan
Iklan Televisi sebagai Media Pembelajaran Menulis Cerita Pendek untuk Siswa
Kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Manyar Kebupaten Gresik. Dalam penelitian
tersebut penulis mengembangkan media dengan memanfaatkan iklan televisi untuk
menulis cerita pendek.
Bertolak
dari penelitian sebelumnya, peneliti memiliki inspirasi untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Menulis
Puisi Berbasis Tayangan Acara Televisi untuk Siswa Kelas VIII. Alasan pemilihan penelitian pengembangan media
pembelajaran menulis puisi berbasis tayangan acara televisi untuk siswa kelas
VIII adalah untuk mengembangkan media yang dapat membantu siswa dalam kegiatan
menulis puisi. Dengan adanya media yang dikembangkan diharapkan akan mempermudah guru
dalam penyampaian materi pembelajaran menulis puisi dan siswa juga mudah dalam
menulis puisi.
Media pembelajaran
menulis puisi ini diharapkan mampu meningkatkan minat siswa dalam belajar
karena apabila minat siswa meningkat terhadap pembelajaran, secara otomatis
hasil belajar siswa meningkat pula. Oleh karena itu, dalam menyusun media
pembelajaran ini peneliti akan melakukan uji coba dan konsultasi kepada ahli,
praktisi, dan siswa. Dengan demikian, media pembelajaran yang akan dikembangkan
nantinya merupakan media pembelajaran yang berkualitas dan layak untuk
diedarkan dalam dunia pendidikan.
1.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Secara umum tujuan penelitian
adalah “mengembangkan media pembelajaran menulis puisi berbasis tayangan acara televisi
untuk siswa SMP/MTs kelas VIII”.
Secara khusus adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan isi media
pembelajaran menulis puisi berbasis tayangan acara televisi untuk siswa SMP/MTs
kelas VIII.
2) Mendeskripsikan tingkat kemanfaatan media pembelajaran menulis puisi berbasis
tayangan acara televisi untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.
3) Mendeskripsikan
tingkat kemenarikan media pembelajaran menulis puisi berbasis tayangan acara
televisi pada siswa SMP/MTs kelas VIII.
1.3 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk adalah untuk memberikan gambaran lengkap mengenai
karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik
produk mencakup semua identitas penting yang digunakan untuk membedakan satu
dengan yang lainnya.
Produk yang dihasilkan adalah berupa media pembelajaran menulis puisi
berbasis tayangan acara televisi. Media yang dikembangkan adalah media audio
visual yang berbentuk macromedia flash.
Spesifikasi media meliputi isi materi, sistematika penyajian, bahasa, dan
tampilan media pembelajaran yang dipaparkan dalam tabel berikut.
Komponen
|
Penjabaran
|
Isi
Media
|
1) Profil media
2) Kompetensi pembelajaran
3) Materi
4) Latihan menulis puisi
5) Profil pengembang
|
Sistematika
penyajian
|
1) Halaman depan
a) Mulai pembelajaran
b) Petunjuk penggunaan media
c) Isi CD
d) Keluar
2) Pembelajaran menulis puisi
a) Profil media
b) Kompetensi pembelajaran
c) Materi
d) Latihan menulis puisi
e) Profil pengembang
3) Keluar media
|
Penggunaan
bahasa
|
a) Bahasa formal
b) Komunikatif
|
Tampilan
media pembelajaran
|
a) Video tayangan acara televisi
Tayangan acara televisi
yang dipilih meliputi tayangan tentang keindahan alam, kemiskinan, kerusakan
hutan, bencana alam, pendidikan, dan perjuangan hidup seorang guru.
b) Komposisi warna dan ilustrasi
1) Didominasi oleh warna hijau, putih, dan biru.
2) Menggunakan animasi hewan, awan yang bergerak
3) Menggunakan ilustrasi musik yang dapat dikontrol
tinggi rendahnya suara dan bisa dimatikan atau dihidupkan.
c) Jenis dan ukuran huruf
1) Penulisan judul media pada halaman depan menggunakan
Arial 20 pt.
2) Penulisan bab pada tahap pembelajaran menggunakan arial dengan ukuran font 20 pt pada
judul bab dan 18 pt pada penjabaran materi.
|
1.4 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pembelajaran menulis puisi
seharusnya menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa karena
dapat merangsang daya imajinasi siswa dalam menemukan ide menulis puisi. Pada
kenyataannya, siswa masih kesulitan dalam menulis puisi karena tidak menemukan
ide dalam menulis puisi tersebut. Di lain pihak, guru sebagai pengajar juga kesulitan dalam menyampaikan
materi menulis puisi. Dari permasalahan tersebut media pembelajaran sangatlah
penting untuk menunjang pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu peneliti
mengembangkan media pembelajaran menulis puisi berbasis tayangan acara
televisi. Televisi bukan hal yang asing bagi siswa atau pun guru pengajar. Tetapi keberadaan acara televisi kurang diperhatikan oleh siswa
atau pun guru. Bila kita kaitkan kehidupan sehari-hari, televisi memberikan beragam informasi yang bermanfaat bagi semua
orang. Dalam pembelajaran menulis puisi, televisi juga bisa dimanfaatkan untuk
merangsang siswa untuk menemukan ide dasar penulisan puisi. Siswa tidak akan
mengalami kebingungan tentang apa yang akan ditulis dalam puisi tersebut.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan
Pengembangan
Asumsi dalam penelitian dan pengembangan adalah
sebagai berikut.
1)
Media pembelajaran yang dikembangkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis
puisi.
2)
Media pembelajaran yang dikembangkan dapat membantu guru dalam penyampaian materi
pembelajaran menulis puisi.
3)
Media pembelajaran menulis puisi dapat dikembangkan
secara prosedural.
4)
Media
pembelajaran yang dikembangkan dapat menambah keanekaragaman media yang
digunakan oleh guru pengajar.
5)
Sarana dan prasarana sekolah menunjang dalam penggunaan
media pembelajaran
6) Tayangan acara televisi dapat sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran menulis puisi.
7) Siswa mampu mencari informasi sumber
belajar dari tayangan
acara televisi sesuai dengan
materi pembelajaran.
Keterbatasan penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1)
Media
pembelajaran yang dikembangkan hanya pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi. Materi yang
dikembangkan dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas dengan kompetensi dasar menulis puisi bebas
dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
2)
Subjek
penelitian hanya terbatas pada siswa MTs Negeri Blitar kelas VIII.
3)
Pada
media pembelajaran ini hanya memfokuskan pada kemampuan menulis puisi siswa
SMP/MTs kelas VIII.
1.6 Definisi Operasional
1)
Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.
2)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
oleh guru atau tenaga pendidik sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
kepada anak didiknya dalam sebuah pembelajaran.
3)
Tayangan acara televisi adalah program dari stasiun
televisi baik yang disiarkan secara langsung atau pun tidak langsung.
4) Puisi adalah ekspresi jiwa seorang
penyair atau penulis.
5) Menulis puisi adalah kegiatan
mengungkapkan perasaan, ide, gagasan dalam bentuk tertulis dengan memperhatikan
diksi, (pilihan kata), bentuk dan bunyi serta ditata secara cermat sehingga
mengandung makna khusus sesuai dengan kondisi yang ingin disampaikan oleh
penulis.
6) Pembelajaran menulis puisi adalah kegiatan
belajar mengajar untuk mengungkapkan ide atau gagasan ke dalam tulisan dengan
bahasa yang kias, ringkas, padat, tersusun dalam sebuah baris dan bait.
Post a Comment for "Contoh Latar Belakang Skripsi "