Cerpen Tema Persahabatan : Sahabat Matematika
Cerpen oleh M. Sandi Fahreza
Di suatu SMA
di Bandung, terdapat seorang siswa bernama Andri. Ia terkenal dengan julukan
“master matematika”. Julukan tersebut ia dapatkan karena ia memang sangat mahir
di mata pelajaran matematika. Ia sering mengikuti olimpiade olimpiade
matematika. Andri duduk di kelas 11 dan ia memiliki seorang sahabat bernama
Bagus. Bagus juga duduk di kelas 11. Namun, ia tidak berada di satu kelas yang
sama dengan Andri. Bagus adalah seorang yang pandai matematika juga. Namun,
kepandaiannya tidak terlalu tersohor ke seluruh sekolah.
Andri dan
Bagus hampir setiap hari selalu pulang bersama. Hingga pada suatu hari sepulang
sekolah, Bagus menjemput Andri dikelasnya. Namun ternyata, pada hari itu Andri
tidak bisa pulang bersama karena ia harus datang ke pembinaan matematika untuk
OSN. Akhirnya, Bagus harus pulang sendiri. Di tengah jalan, Bagus berpikir
“kapan aku bisa ikut lomba seperti Andri ya. Mungkin di lain kesempatan lah aku
harus mencoba ikut lomba”. Bagus memang tidak pernah terpilih mewakili
sekolahnya untuk mengikuti lomba matematika tak seperti Andri yang selalu
berangkat mewakili sekolahnya untuk lomba dimanapun itu. Tak jarang juga, Bagus
merasa iri dengan Andri yang selalu berangkat lomba dan bisa membanggakan nama
sekolahnya.
Hingga pada
suatu hari setelah OSN matematika, Bagus mendapat kabar bahwa sahabatnya yaitu
Andri berhasil mendapat juara 1 di olimpiade tingkat nasional tersebut. Bagus
pun bergegas untuk menemui Andri. Setelah bertemu dengan Andri, Bagus langsung
mengucapkan selamat kepada sahabatnya itu. Bagus juga mengatakan bahwa ia
sangat bangga dengan satu sahabatnya itu.
“Ndri..
Selamat yaa atas kemenanganmu. Wahh.. aku bangga banget punya sahabat
sepertimu”, ucap Bagus kepada Andri
“Terima
kasih banyak ya Gus.. semua ini ga bakal terjadi tanpa dukungan dari kamu dan
teman-teman lainnya. Aku juga bangga banget punya sahabat sepertimu.” Balas
Andri kepada Bagus
Setelah hari
itu, Bagus dan Andri kembali menjalani kehidupan mereka seperti biasanya.
Berangkat sekolah bersama, pulang bersama dan juga belajar bersama di malam
hari. Di suatu malam ketika mereka belajar bersama, tanpa sengaja Bagus berkata
kepada Andri bahwa ia ingin seperti Andri yang selalu bisa membanggakan sekolah
lewat prestasinya. Bagus juga bertanya kepada Andri tentang bagaimana cara
Andri agar bisa selalu mengikuti lomba-lomba dan bisa membanggakan nama
sekolah. Andri seketika kebingungan menjawab pertanyaan Bagus itu. Andri merasa
kebingungan karena setiap ia mengikuti lomba, itu bukanlah kehendak dia sendiri
melainkan karena ia selalu dipilih oleh guru. Setelah berbincang bincang dan
belajar lumayan lama, Andri berpamitan kepada Andri dan orang tuanya untuk
pulang karena malam sudah semakin larut.
Setelah
Andri pulang, Bagus teringat akan kata Andri tadi. Ia lantas berpikir “berarti
bukan Andri yang ingin ikut lomba tapi guru di sekolah yang ingin dia ikut
lomba? Berarti jika aku ingin ikut lomba, aku harus bisa dekat dengan guru-guru
di sekolah dong biar aku bisa dipilih mewakili lomba.”
Beberapa
hari Bagus terus menerus memikirkan hal itu. Hingga pada suatu hari, di papan
pengumuman tertempel informasi lomba matematika yang akan diadakan dekat-dekat
ini. Bagus menganggap ini adalah kesempatan baginya untuk mewakili sekolahnya
di lomba itu. Apalagi di informasi tersebut tertulis bahwa setiap sekolah hanya
diperbolehkan mengirimkan satu orang perwakilan saja. Akhirnya Bagus langsung
bergegas menemui guru matematikanya dan mengatakan bahwa ia ingin mewakili
sekolah dalam lomba tersebut. Namun, ternyata para guru sudah memerintahkan
Andri untuk ikut lomba itu. Harapan Bagus pun pupus saat itu juga. Tapi
setelahnya, guru matematika Bagus berkata “yaa nanti kalau memang banyak
peminatnya ya kita seleksi dulu tidak apa apa”. Seketika itu Bagus langsung
meyakinkan gurunya bahwa ia berminat mengikuti lomba tersebut.
Keesokan
harinya sepulang sekolah diadakan seleksi untuk menentukan siapa yang akan
mewakili sekolahnya dalam lomba matematika. Andri dan Bagus pun turut dalam
seleksi tersebut. Tak lama setelah seleksi selesai dilaksanakan, peserta
seleksi menerima nilai mereka masing-masing. Bagus mendapat nilai 98 dan
ternyata nilai Andri juga sama yaitu 98. Diantara mereka berdua, harus ada satu
orang yang bisa mengikhlaskan untuk tidak ikut lomba tersebut. Bagus lalu mengusulkan
untuk diadakan seleksi tahap 2 untuk memilih siapa yang berhak mengikuti lomba.
Namun ternyata usulan bagus tersebut ditolak oleh guru di sana. Para guru
sepakat bahwa yang akan mewakili sekolah dalam lomba tersebut adalah Andri.
Bagus yang merasa dirugikan dengan keputusan tersebut akhirnya pulang dengan
rasa kesal. Saat itu, Andri berusaha mengejar Bagus namun apa daya, Bagus tidak
menghiraukan Andri.
Baca Juga :
Cerpen Remaja Sang Penguasa Hati
Cara Menyusun Latar Belakang Skripsi
Bagus yang
saat itu memilih pulang dengan jalan kaki akhirnya bertemu dengan Andri yang
menaiki sepeda. Andri langsung menghentikan sepedanya disamping Bagus dan
memilih untuk menuntunnya sembari menemani Bagus. Di jalan menuju pulang, Bagus
terus diam. Bahkan saat ditanya oleh Andri, Bagus hanya menjawabnya dengan
sangat singkat. Ketika mereka sampai di depan rumah Bagus, Bagus langsung
meninggalkan Andri tanpa satu kata pun. Andri hanya mencoba untuk berpikiran
positif. Ia hanya berharap kejadian ini tidak berlangsung lama. Bagus yang
sudah sampai dirumahnya langsung bercerita kepada orang tuanya tentang apa yang
terjadi hari itu. Setelah mendengar cerita Bagus, orang tua Bagus hanya
berpesan kepada Bagus agar ia selalu sabar dan ia tidak boleh merasa iri kepada
siapapun apalagi kepada sahabatnya sendiri yang sudah ia kenal sejak kecil.
Bagus pun merasa sedikit lega setelah bercerita ke orang tuanya. Namun, rasa
iri dan jengkel di hati Bagus masih belum bisa hilang.
Keesokan
harinya saat sekolah, Andri mencoba menemui Bagus dikelasnya. Namun ternyata
Bagus belum datang saat itu. Andri mencoba menunggu Bagus hingga Bagus datang.
Namun, bel masuk sudah berbunyi lebih dulu sebelum Bagus datang. Andri pun
harus bergegas ke kelas karena bel sudah berbunyi. Tak lama setelah Andri
meninggalkan kelas Bagus, Bagus datang dengan perasaan yang masih sama dengan hari
kemarin. Di hari itu, Andri tidak bisa merasa tenang karena sikap Bagus yang
seperti itu.
Beberapa
hari berlalu, sikap Bagus kepada Andri masih sama saja, bahkan Bagus terus
menjauh dari Andri. Andri yang sudah tidak kuat dengan hal semacam ini akhirnya
memberanikan diri untuk menemui orang tua Bagus dan mengatakan yang sebenarnya
terjadi. Andri berani menemui orang tua Bagus karena sejak dulu, Andri sudah
mengenal keluarga Bagus dan Andri paham bahwa Bagus selalu bercerita kepada
orang tuanya setiap ia ada masalah. Saat Andri datang di rumah Bagus dan
menemui orang tua Bagus, ternyata Bagus masih belum datang dari sekolah.
Sembari menunggu Bagus datang, Andri menjelaskan kejadian sebenarnya. Andri
berkata bahwa sebenarnya ia ingin menemui Bagus untuk memberi kabar bahagia
bahwa yang mewakili sekolah dalam lomba matematika beberapa hari yang akan
datang adalah Bagus. Hal ini karena Andri tidak bisa datang ke lomba tersebut.
Beberapa jam Andri menunggu, Bagus tak juga datang. Akhirnya Andri memutuskan untuk
pergi ke bukit di dekat sekolah, karena tempat itu adalah tempat yang selalu
dikunjungi Bagus saat ia sedih.
Benar saja,
Bagus sedang merenung dibawah sebuah pohon di bukt itu. Andri mencoba mendekati
phon itu. Lalu ia berkata dari kejauhan “kamu yang berangkat lomba Gus, sudah
jangan sedih lagi. Buktikan kamu bisa dapat juara”. Bagus yang terkejut
langsung melihat ke arah Andri dan berkata “ahh tidak mungkin Ndri. Semua guru
tidak ada yang memberi kepercayaan kepada ku”. Lalu Andri menjelaskan apa yang
terjadi sebenarnya. Setelah tau bahwa ia benar benar akan mewakili sekolahnya
dalam lomba, Bagus sangat bahagia karena ini adalah lomba pertamanya selama
SMA. Ia langsung memeluk Andri sembari berkata “makasih banyak Ndri..”. Andri
yang mendengar kata kata Bagus langsung merasa lega karena akhirnya
permasalahan ini akhirnya selesai.
Hari lomba
matematika tiba. Bagus berangkat mewakili sekolahnya dalam lomba tersebut.
Disana, ia berhasil mengerjakan semua soal yang diberi oleh panitia. Setelah
lomba, Bagus menanti pengumuman siapa yang menjadi juaranya. Dan ternyata,
juara pertama dari lomba matematika tersebut adalah Bagus. Ia sangat bahagia
setelah mendapat juara itu. Karena itu adalah piala pertama yang ia dapatkan
pada lomba pertamanya. Setelah adanya lomba tersebut, para guru mulai bisa
mempercayai Bagus ketika ada lomba. Dan setelah Bagus mendapat kepercayaan, ia
sering dikirim untuk mewakili sekolahnya dalam suatu lomba bersama dengan
Andri. Tak lama setelah prestasi Bagus mulai tersohor di sekolanya, Bagus dan
Andri mendapat julukan baru, yaitu “sahabat matematika.”
Cerpen menarik, dan mudah dipahami. Kompleksitas masalah yang relevan dengan remaja saat ini. Good job
ReplyDeleteKeren Bngett !!! Mudah di faham ini dan jelas :)
ReplyDeleteBisa memotivasi orang lain karena ia lebih mementingkan sahabatnya tersenyum meskipun ia harus rela berkorban.
ReplyDeleteCerpennya sangat bagus,menarik mudah dipahami,sehingga saya tertarik untuk membacanya lagi🤗
ReplyDeleteCepen diatas sudah bagus, karena bahasanya mudah dipahami dan temanya dapat meningkatkan motivasi, tetapi ada sedikit kesalahan disuatu kalimat, yaitu terdapat pada paragraf ke empat dibagian akhir . Kalimatnya adalah "... Andri berpamitan kepada Andri dan orang tuanya... ". Sekian komentar dari saya
ReplyDeleteCerpennya bagus sekali & sangat menginspirasi untuk kita sebagai siswa
ReplyDeleteBagus sekali & sangat menginspirasi kita sebagai siswa
ReplyDeleteCerpen ini sangat bagus dan sangan menginspirasi kita
ReplyDelete