Naskah Drama Bertema Konflik Persahabatan
Siapa Kamu?
Cahaya matahari menerpa kulit seorang
wanita cantik yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia terlihat begitu
menikmati tidur panjangnya. Tapi hari ini, mata cantik itu sudah lelah untuk
terpejam. Dengan perlahan ia membuka matanya. Melihat dunia yang seolah-olah
tak membutuhkannya.
Suster : “Astaga,
akhirnya kamu bangun.” (kemudian berlari menemui
dokter)
Dokter
:”Selamat
pagi, Nona.” (sambil memeriksa keadaan pasien)
Amanta : “Maaf,
apakah Anda tahu siapa pria disamping kiriku ini?” (sambil
menunjuk disamping nakasnya)
Suster
:
“Hahaha... nona rupanya pandai untuk
berlawak. Tidak ada siapa-siapa disamping Nona. Hanya ada saya dan Dokter Alfa.”
Amanta : “Ah,
baiklah. Mungkin hanya halusinasiku saja.”
Dokter
:
“Apakah Anda masih mengingat nama Anda?”
Amanta
:
“A-manta? Ya-landa? Ah, iya. Namaku
Amanta Yalanda.”
Dokter : “Selain
itu, apa lagi yang Anda ingat?”
Amanta
: (berpikir)
“Tidak
ada.”
Dokter : “Baiklah.
Lanjutkan istirahat Anda. Saya dan Suster Anita keluar dulu.”
(Dokter Alfa dan Suster Anita keluar)
Amanta :
(melihat sisi kirinya) “Siapa lo? Lo tuli ya? Atau lo bisu?”
Aksa : “Lo
ngomong sama gue?”
Amanta : “Menurut
lo?”
Aksa : “Hahaha...
Jangan dingin gitu dong. Gue Aksa Gumilang, lo bisa manggil gue Aksa. Lo gak
penasaran kenapa semua orang gak bisa lihat gue kecuali lo?”
Amanta diam.
Aksa : “Woy.
Sekarang lo yang tuli dan bisu.”
Amanta: (hanya melirik
dan menaikkan alisnya)
Aksa : “Oke,
santai dong gausah ngeliatin gue kayak gitu. Nanti lo kesemsem sama ketampanan
gue. Gue itu malaikat penjaga lo.”
Amanta
:
“Terserah lo. Gue capek.”
Amanta
menutup mata dan mulai menjelajahi mimpinya kembali.
Empat bulan menjalani masa pemulihan di
rumah sakit, sekarang ia berada di rumah Devan Faresta. Dimana seseorang yang
mengaku sebagai kakaknya.
Devan : “Dek,
cepet turun. Mama udah masak buat sarapan.”
Amanta : “Sebentar.”
Aksa
:
“Lo udah ditunggu tuh sama abang dan
nyokap lo. Buruan turun.”
Amanta
:
“Bawel banget sih lo.”
Devan
:
“Dek? Ngomong sama siapa?”
(sambil membuka pintu kamar Amanta)
Amanta
:
“Biasa, gue kan spesial.”
(melewati Devan dan turun ke bawah)
Devan : “(melihat
Aksa) Jangan deketin Amanta lagi. Gue tahu lo
mau ngembaliin ingatan dia.”
Aksa
:
“Suka-suka gue dong.”
Devan : “Lo
tahu kan gue sebenernya siapa? So, don’t mess
with me. She’s mine.”
Aksa
:
“No, she’s not
yours. And will never yours.”
Devan mulai jengah dengan Aksa. Hingga
akhirnya dia memilih keluar dari kamar Amanta menuju ruang makan.
Devan :
"Dek, udah makan?"
Amanta :
" Udah." (berdiri merapikan baju)
Devan :
"Yaudah yuk berangkat!" ( berjalan
mengambil helm fullfacenya)
Amanta :
"Lo gamakan?"
Devan
:
"Udah gampang, nanti kakak tinggal beli di kantin sekolah." (Dengan
cengiran kecilnya)
Amanta :
"Terserah lo deh." (memalingkan
wajahnya dengan ketus)
Devan :
"Bisa gak dek panggilnya pake aku kamu aja jangan pake lo gue, gasopan tau
lagian kan kita saudara."
Amanta :
"Ribet amat sih hidup lo.!" (mendengus kesal sambil menaiki motor
devan)
Baca Juga
Baca Juga
Cerpen Doa Orang Teraniaya
Hakikat Resensi dalam Surat Kabar
Mereka berangkat sekolah dengan suasana
hening diatas motor. Hanya hembusan angin dan suara riuh kepadatan kendaraan
bermotor yang terdengar. Sesampainya di sekolah, Devan mengantar Amantar ke
ruang guru untuk menemui wali kelas barunya.
---Di kelas
Amanta---
Cklek (semua suara seketika hening dan
mulai mengalihkan pandangan menuju pintu yang perlahan terbuka)
Pak
Guru
: "Selamat pagi anak-anak,"
Murid
:
"Pagi, Pak."
Pak
Guru
: "Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu
(sambil memandang Amanta)."
Amanta
:
(menatap seluruh isi ruangan) "Gue Amanta Yalanda, terserah mau manggil
gue apa."
(seisi kelas menatap Amanta
bingung)
Amanta :
(sadar akan situasi, kemudian tersenyum) "Panggil sayang juga boleh."
(kelas yang awalnya hening,
tiba-tiba menjadi riuh karena ucapan Amanta)
Pak
Guru
: "Silahkan duduk di bangku pojok sana sebelah laki-laki itu."
(Amanta melangkah menuju tempat
duduknya)
Ray :
"Hai, ay. Perkenalkan pangeran tampan di sebelahmu ini bernama Reynaldo
Bagas Angkasa yang bisa dipanggil sayang juga sama kamu." (sambil nyengir
kuda)
Amanta : "Oke."
Ray :
"Tega banget cogan didinginin." (sambil memasang wajah memelas)
Amanta hanya melihat.
Ray :
"Hehe, panggil Ray aja ya ay biar akrab. Btw on the way busway gue manggil lo Tata aja ya, biar
spesial."
Amanta
:
"Pake telor berapa tuh spesial?" (masih dengan muka datarnya)
Ray: "
(ketawa garing) Yaudah dengerin Bapak Zain dulu deh, nanti kita dimarahin kalo
berisik terus."
(Amanta
hanya mengangguk)
Baca Juga
Baca Juga
Pengertian Majalah Dinding Menurut Ahli
Cerpen Remaja Sang Penguasa Hati
---Di
kantin (Raynaldo dan Amanta duduk berdua)---
Tiba-tiba
Devan datang dan melihat Raynaldo dan Amanta duduk berdua.
Devan :
"Dek, udah pesen makan?"
Amanta :
"Udah, pesen siomay."
Ray :
"Loh, Van. Lo kenal sama Tata?"
Devan:
"Tata siapa? Amanta maksud lo? (menyerjitkan dahi) "
(Ray mengangguk)
Devan :
"Dia adek gue."
Ray :
"Loh, bukannya lo gak pu..." (Devan langsung membekap mulut Ray)
Amanta :
(menatap bingung) "Kalian kenapa sih?"
Devan
(menatap
Ray penuh maksud)
Ray :
"Hehehe gapapa."
( keadaan canggung, mereka
melanjutkan kegiatan masing - masing )
Aksa
:
" Ta, lo merasa aneh gak sama mereka berdua? "
Amanta :
"iya sih gue risih banget tau ga..!" (sambil berbisik)
Aksa :
(seketika aksa berada lima centi meter di depan amanta) "lo ga penasaran sama mereka?"
Amanta :
(terkejut hampir terjatuh) "kagetttt gblkkk!" (meninggikan suara)
Aksa : (nyengir
kuda)
Ray
:
(bingung dan menatap amanta lekat) "Kenapa lo? kerasukan setan. Ngatain
gue gblk lagi.!"
Amanta
:
(sekilas melirik aksa sambil berdecak kesal) "Gapapa kok cuman kaget
aja."
Ray
:
"kaget kenapa lo?"
Amanta :
(beralih menatap layar ponselnya untuk mengalihkan
topik pembicaraan) "eh tau gak sih lo! ada kakel dm gue lewat ig
nih."
Ray
:
"cewek apa cowok ta?"
Amanta
:
"cowok nih. tinggi putih kapten basket lagi idaman gue banget tau ga
lo..?" (kegirangan)
Ray :
"gausah di bales ta..! gue gasuka lo deket sama cowok lain selain
gue." (memperingati dengan suara keras)
Amanta
:
"tapi kannnn."
Devan
:
(menjitak kepala amanta) "bener tu kata ray, gausah deh lo sok sok deket
sama cowok lain disekolah ini. Lagian lo kan murid baru disini.!" (menasehati)
Amanta :
"Yeeee lo pikir gue cewek apaan deket sama banyak cowok. Nih gue baru liat
dm dan kakel kapten basket yang dm gue tau ga lo. cowok idaman gue banget
lagi." (menaikkan nada suaranya)
Devan
:
"denger ya adik ku yang baik dan lucu (mengacak puncak kepala amanta) gue
sebagai kakak ganteng lo gamau kalo harus liat lo deket dan disakitin sama
cowok lain ternasuk ray sekalipun."
Ray
:
"lo mah van suka gitu sama temen sendiri (menoyor lengan devan), btw tapi
kali ini gue setuju sama omongan lo van." (mengacungkan jempolnya kepada
devan)
Amanta
:
"Apaan sih kalian berdua kaya anak kecil aja tau ga ,lebay
banget, gue udah gede tau ga.! Tapi kalo dia
deketin gue sih gue mau mau aja, hahaha." (tertawa terbahak)
Devan
& Ray
: (bersuara bersamaan) "Pokoknya Engga.!!!!!!!"
Amanta : "Ishh,
sok sehati deh kalian. Pakek barengan segala ngomongnya. Udah ah gue mau balik
ke kelas dulu lima menit lagi udah bel. Bye . (melangkah pergi meninggalkan
Devan dan Ray)
Setelah kepergian Amanta ke kelas, Ray bertanya sesuatu
kepada Devan di kantin.
Ray : "Van
menurut lo gimana kalau cowok basket tuh beneran naksir si Tata?"
Devan : "Selama
ada gue, siapa pun cowok yamg deketin Amanta harus berhadapan sama gue,
terutama loh.!" (dengan nada jutek)
Ray : "Lo mah
gitu sama teman sendiri Van, jahat banget si abangnya Tata,
jahat...jahat...jahaaatt" ( menggoda Devan sambil memukul-mukul manja ke
lengan Devan) "
Devan : "Idiih
loh apaan sih, nggak usah lebay deh. Gue balik duluan " (meninggalkan Ray
sendirian)
Ray : "Van
tungguin gue wooy!" (sambil berteriak dan mengejar Devan)
---Di kelas
Amanta---
Aksa : "Ta lo
beneran naksir sama cowok basket itu?"
Amanta : "Gue
nggak tau. Emang urusannya sama lo apa?"
Aksa : "Gue
emang bukan siapa-siapa lo Ta. Tapi,lo harus tau, dia tuh gak baik buat lo, dia
cuma manfaatin lo. "
Amanta : "Lo
gausah sok tau deh, Sa. Ini hidup gue. Gue mau naksir siapapun bukan urusan
lo!" (dengan nada malas)
Aksa : "Gue
nggak akan biarin lo deket ataupun naksir sama cowok kayak dia. Meskipun lo
nggak percaya sama gue, tapi gue akan tetep ngejaga lo dari siapapun yang mau
berbuat jahat sama lo, termasuk abang lo sendri, Ta." (di dalam hati aksa)
Teman sekelas Amanta melihat
kelakuan aneh Amanta yang berbicara sendiri. Aksa menghilang begitu saja
setelah Amanta berkata seperti itu.
Bel mulai berdentang, tanda
pelajaran sekolah telah usai. Semua murid telah bersiap-siap untuk pulang.
Amanta mulai melangkah keluar kelas, saat Amanta keluar dan tiba-tiba ada
seseorang yang berdiri di depannya.
Dery : "Hai,
kamu yang namanya Amanta bukan? "(tersenyum manis)
Amanta : (terkejut)
"Iya, lo siapa ya? " (menatap Dery datar)
Dery : "Aku bisa
bicara sama kamu nggak? Sebentar aja kok. "
Amanta : "Gausah
lama-lama."
Dery : "Kamu
apa kabar hari ini?"
Amanta : "Hmm, gue
baik."
Dery : "Aku Dery.
Yang tadi malam dm kamu."
Amanta : "Oh, lo
mau ngomong apa? Gue gak bisa lama-lama."
Dery : "Nanti
malam kamu ada acar nggak? Aku mau ngajak kamu makan malam."
Amanta : "Dalam
rangka apa lo ngajak gue makan malam?"
Dery : "Anggep
aja sebagai awal dari pertemanan kita. Aku harap kamu bisa ya? Please!! "
Amanta : "Hmmmm,
oke lihat nanti malem aja."
Dery : "Makasih
Ta. Nanti aku jemput. Kirim aja alamat kamu."
Amanta : "Hm.
" (sambil cuek bebek)
Dery : "Aku
balik dulu ya, kamu mau aku anter pulang? "
Amanta : "Gak
usah, gue bareng abang gue."
Dery : "Oke.
Duluan ya Ta. Aku tunggu nanti malam."
Amanta : (amanta hanya
mengangguk sambil tersenyum)
----Pulang sekolah----
Ray :
"Yuk pulang bareng gue."
Amanta
(terdiam
dan melirik ke arah Aksa)
Aksa
(tersenyum
dan mengangguk)
Amanta :
"Oke, kuy."
Belum
sempat keluar kelas, Devan datang.
Devan
:
"Ayo dek pulang."
Ray
:
"Nggak, dia pulang bareng gue."
Devan :
"Lah gue abanganya. Jadi dia kudu pulang bareng gue."
Ray
:
"Abang dari mana? Orang lo bukan ab..." (Devan membekap mulut Ray)
Devan :
(melihat sekeliling dan mencari keberadaan Amanta) "Loh, si Amanta kemana
Ray?"
Ray
:
"Ah, gara-gara lo nih Van,"
Devan :
"Kok gue? Kan lo yang mulai bego. Udah ah, gue mau nyari Amanta."
(meninggalkan Ray)
Sementara itu, Amanta dan Aksa
berjalan bersama. (Jalan setapak arah rumah Amanta)
Amanta :
"Oi,"
Aksa
:
"Ai oi ai oi, gue punya nama kali, Ta."
Amanta
:
"Idih bacot lo."
Aksa :
"Yaudah, apa?"
Amanta :
"Kenapa gue ngerasa kalo Devan bukan abang gue, ya?"
Aksa
(terdiam) : "Kenapa lo mikir gitu?"
Amanta
:
"Beda aja. Tiap gue sama Devan gue gak ngerasain sosok abang dari dia. Gue
ngerasa jauh aja sama dia."
Aksa
(berbisik pada dirinya sendiri) : "Emang nyatanya gitu, Ta."
Amanta
:
"Hah, apaan?"
Aksa :
"Apanya yang apaan."
Amanta
:
"Lo ngomong apa barusan, bocah."
Aksa
:
"Kuping lo rusak ya? Orang gada yang ngomong."
Amanta :
"Yaudah deh, capek ngurusin lo. Ayo pulang."
Aksa
(mengangguk
mengiyakan ajakan Amanta)
Baca Juga
Baca Juga
Pengertian Penokohan dan Tokoh
Pengertian Cerpen dan Jenis Cerpen
Pengertian Paragraf Persuasi
---Malam hari di rumah Amanta---
Amanta sudah bersiap-siap untuk pergi
bersama Dery. Sebelumnya Amanta sudah mengirimi Dery pesan mengenai alamat
rumahnya. Amanta berniat meminta izin kepada orangtuanya dan kebetulan semua
sedang berkumpul di ruang keluarga.
Amanta :
"Ma, Pa. Amanta mau keluar dulu ya."
Mama
Devan
: "Kamu mau keluar sama siapa, nak?"
Amanta :
"Sama Dery."
Papa
Devan
: "Siapa dia?"
Amanta
:
"Kakak kelasku."
Mama
Devan
: "Oh, jadi dia yang berisik daritadi di depan. Yaudah, hati-hati, Ta.
Jangan pulang kemaleman."
Amanta mengangguk dan keluar dari
rumah.
Aksa
(berada
di depan Amanta) : "Jangan pergi, Ta."
Amanta
(terkejut)
: "Gblk!! Kaget gue." (Aksa tertawa) "Gue tetep berangkat. Bye
bye."
Aksa
(menahan lengan Amanta) : "Sekali ini aja percaya sama gue."
Amanta :
(menatap kaget kepada Aksa, dan bermonolog dalam hati) "kenapa aksa bisa
nyentuh gue? Dia kan hantu"
Sadar akan ekspresi amanta aksa spontan
melepaskan genggaman tangannya. Dia juga terkejut kenapa dirinya bisa menyentuh
amanta. Mendapat kesempatan untuk melarikan diri, amanta langsung pergi tanpa
sepatah kata lagi.
Devan yang melihat pertengkaran kecil
antara Aksa dan Amanta, berniat untuk mengikuti Amanta.
Devan
:
"Biar gue yang kasih pengertian ke dia."
Aksa
:
"Gue harap lo bisa. Dan jangan pernah apa-apain Amanta. Gue masih disini
untuk bantu dia."
Devan meninggalkan Aksa.
---Di depan rumah---
Dery :
"Hai, Ta. Udah siap?"
Amanta
(tersenyum
simpul)
Dery
:
"Yaudah yuk." (sambil membukakan pintu)
---Di perjalanan---
Dery :
"Kamu cantik banget malam ini, Ta."
Amanta
:
"oh."
Dery
:
"Kok cuma gitu sih responnya?”
Amanta : " terus?.”
Dery : “Ta,
aku tahu ini terlalu cepat. Tapi, aku mau ngungkapin perasaanku sama kamu. Aku
suka sama kamu, ta. Kamu mau kan jadi pacar aku?”
Amanta
: “Gue gak mau.”
Dery (mengerem
mendadak) : “Kenapa kamu gak mau? Bukannya kamu suka
banget sama aku?”
Amanta : “Gue
gak bakal suka sama cowok kaya lo. Gue tahu gimana lo, Der! (menatap datar wajah Dery)
Dery : “Aku
baik, Ta? Aku akan jaga kamu.”
Amanta : “Cuman
cewek bodoh yang mau sama cowok kaya lo. Dasar buaya.”
(sambil menatap Dery tajam)
Dery : “Lo!
Akan nyesel udah nolak gue.” (menatap Amanta
dengan penuh amarah)
Amanta
mengendikkan bahu, merasa ancaman itu angin lalu.
Dery
: “Sekarang lo keluar dari mobil gue!”
Amanta : “Oh,
oke."
Dery
pun melajukan kembali mobilnya dengan kecepatan tinggi. Disaat Amanta ingin melangkahkan
kakinya, tiba-tiba Devan datang dengan sejuta kekhawatiran.
Devan : “Kamu
gak apa-apa?” (sambil memeluk Amanta)
Amanta : “Gakpapa.”
Devan : “Yaudah,
sekarang kita pulang ya?”
Amanta : “Gue
pulang sendiri.”
Devan : “Tapi,
Ta? Ini udah malem.”
Amanta mengendikkan bahu dan
berjalan meninggalkan Devan.
Aksa : “Biar
gue temenin dia.”
Devan : “Gue
yang akan nemenin dia. Dan lo! (tunjuk Devan) gak usah ngebantu dia lagi. Dia
milik gue.”
Aksa (tertawa sarkas) : “Kita
lihat aja nanti.”
Aksa
melengang pergi menyusul Amanta.
Aksa : “Oi,
bocah.”
(Amanta
menatap Aksa jengah)
Amanta : “Mau
apalagi sih lo? Capek gue liat lo mulu.”
(Aksa
menarik tangan Amanta dan mengajak Amanta ke suatu tempat)
Amanta : "Mau
kemana?"
Aksa : "Udah sih,
ngikut aja."
Amanta : "Ngapain
kita kesini?" (tempat kecelakaan mereka)
Aksa
: "Mau mengenang masa lalu aja sama lo."
Amanta : "Masa
lalu? Maksud lo ap.." (ucapannya terpotong
sebab kepalanya pusing)
Aksa : "Ta, lo
gapapa?"
Amanta : "Gue mau
pulang." (sambil melangkah)
Disaat Amanta
berjalan untuk pulang, ada sebuah mobil yang hampir menubruknya. Dengan reflek
Aksa menahan bahu Amanta untuk berhenti. Aksa sempat terkejut dan diam sejenak di tempat,
sebelum melanjutkan langkahnya kembali.
Aksa menyadari
akan perubahan dari Amanta, ia tetap setia berjalan dibelakang Amanta. Devan
yang terlebih dahulu sampai di rumah, khawatir kepada Amanta disaat melihat
Amanta masuk dengan memegang kepala.
Devan : "Dek, kamu
kenapa?"
Amanta : "Gue mau
ke kamar."
Devan : "Biar
aku antar."
Amanta :
"Gausah."
Baca Juga
Pengertian Setting Latar Menurut Ahli
Pengertian Jenis dan Aliran Drama
Pengertian Paragraf Eksposisi
Saat hendak melangkah ke tangga, tiba-tiba tubuhnya
limbung ke belakang. Dengan sigap Devan menahan tubuh Amanta dan membenarkan posisinya.
Devan : "Dek.
Please jangan keras kepala!"
Amanta : "Lepasin
gue, Van!"
Devan : "Untuk
kali ini aja," (Amanta menepis tangan Devan dan kembali melanjutkan langkahnya
untuk ke kamar) (Devan hanya terpaku melihat perlakuan Amanta)
BRUAKKKKKKK.
Amanta
membanting pintu kamarnya. Ia menjatuhkan tubuhnya di lantai dan bersandar pada
sisi ranjangnya. Amanta merasakan sakit yang teramat sangat pada kepalanya. Bersamaan
dengan itu, potongan potongan ingatan Amanta yang hilang tergambar pada otaknya,
dan menciptakan sebuah film dokumenter yang dapat ia saksikan saat itu.
Aksa : Gapapa ta nangis aja, gue masih disini sama lo (sambil memeluk
amanta)
Amanta : “Sorry sa. Maafin gue. Gara gara gue lo
jadi gini sekarang. Gue bener bener minta maaf.” (sambal terisak di
pelukan Aksa)
Aksa : “Ah, jadi lo udah inget semuanya ya. Gapapa ta itu bukan semuanya
kesalahan lo. Gue juga salah waktu itu.”
Amanta : “Gue salah sa!! Gue yang ngebut waktu itu.
Gue yang nyebabin kecelakaan itu.”
Aksa (terkekeh) : “No Ta, gak sepenuhnya salah lo. Gue juga salah. Pas kejadian itu
gue lagi mabuk. So, bukan semuanya salah lo.” (sambil melepas pelukannya)
Aksa mengusap
air mata yang ada di wajah Amanta. Saat itu juga tangan Aksa mulai menjadi transparan.
Amanta : “Sa, lo gapapa kan? JAWAB GUE SA!!! JANGAN
SENYUM KAYA ORANG BEGO GITU!!! AKSA!!!”
Aksa : “Ah, ternyata udah saatnya.”
Amanta : “Sa lo ngomong apa sih. Lo udah janji akan selalu nemenin gue kan. So,
jangan tinggalin gue. Gue sayang sama lo sa, please” (nada bicara mulai melemah)
Aksa : “Gue juga sayang sama lo Ta, sayang banget malahan. Tapi ya gimana, alasan
gue ada di sini udah gaada. Lo udah inget semuanya, dan itu berarti tugas gue
di sini udah selesai.”
(Seluruh tubuh aksa mulai menjadi trasparan)
Amanta : “Sa…. Gue sayang sama lo…. Please jangan tinggalin gue sendiri… gue
gatau bakal gimana kalo gaada lo” (memeluk tubuh Aksa yang akan menghilang)
Aksa : “Gue juga sayang sama lo Ta, rasa sayang gue ke lo itu lebih besar
dari apa yang lo pikir. Dan satu yang perlu lo inget. Gue gak akan ninggalin lo,
gue akan selalu ngawasin lo dari atas sana.”
Amanta : “Sa jangan….”
Aksa : “Gak cuman
sayang ta, gue cinta sama lo. Jaga diri baik baik ya, jangan sakiti diri lo
lagi.”
Setelah
Aksa mengatakan hal itu, tubuhnya hilang sepenuhnya. Amanta yang awalnya memeluk
Aksa terjatuh karena apa yang dipeluknya telah lenyap. Tangisan Amanta semakin
menjadi jadi.
Devan yang mendengar
tangisan Amanta yang begitu keras mendobrak paksa kamar Amanta. Setelah ia
berhasil masuk ke kamar itu, ia langsung memeluk erat tubuh Amanta. Amanta membiarkan
tubuhnya dipeluk oleh Devan. Amanta menyurahkan setiap kesedihannya di pelukan
Devan.
2
bulan berlalu setelah kejadian itu. Amanta telah mengikhlaskan kepergian Aksa. Ia
juga sudah tau dimana Aksa dimakamkan. Dan
juga ia sering mengunjungi makam Aksa (dengan ditemani Devan).
Amanta
memang sudah ingat semuanya, ia bahkan sudah tau bagaimana kondisi keluarganya
yang sebenarnya. Sebenarnya Amanta sangat kecewa saat mengetahui bahwa
orangtuanya sama sekali tidak memikirkan dirinya, orangtuanya bahkan sama
sekali tidak mau mencari dimana dan bagaimana keadaan anaknya setelah kabur dari
rumah waktu itu.
Tentang
Devan dan keluarganya, mereka masih belum tau bahwa Amanta sudah mendapatkan
ingatannya kembali. Dan Amanta, ia memang sengaja tidak memberitahu bahwa ia
sudah mengingat semuanya.
Saat
ini Amanta sedang berjalan jalan di pantai yang tidak terlalu ramai dengan
pengunjung berdua dengan Devan.
Amanta : “Pantainya cantik ya Van. Tapi sayang,
pengunjungnya cuman dikit.”
Devan : “Gaklah, masih cantikan kamu kemana mana. Btw
dek, lo gasopan amat sama abang sendiri manggilnya gada embel embel bang (ucap
devan membuat nada kesal disertai dengan bibir yang dipoutkan).”
(Amanta hanya terkekeh)
Devan : “Dek… kok ketawa sih?”
Amanta : “Gue udah inget semuanya.” (sambil tetap tersenyum)
Devan : “Jadi lo…” (menatap wajah Amanta
tidak percaya)
(Amanta tetap
tersenyum sebagai jawaban)
Devan : “Ta gue be-“ (kata devan
dipotong oleh Amanta)
Amanta : “Gaperlu minta maaf Van. Gue yang seharusnya
berterimakasih sama lo dan keluarga
lo yang udah baik
sama gue.”
Devan (memeluk erat Amanta) : “Ta, meskipun lo
bilang gitu gue tetep minta maaf sama lo. Maaf karena udah boongin lo. Gue sayang
dan cinta sama lo, cuman itu alasan gue ngelakuin itu semua.”
Amanta : “Gue juga cinta sama lo Van.” (membalas pelukan Devan)
Devan (melepaskan pelukannya dan membelalakkan matanya)
: “ sejak kapan lo…”
Amanta : “Sejak gue inget semuanya” (tersenyum manis)
Devan : “Amanta Yalanda, hari
ini, detik ini juga, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”
Amanta : “Iya aku mau.”
Devan : “Makasih Ta, makasih banyak.” (Devan memeluk Amanta,
dan pelukan itu dibala oleh Amanta)
Setelah
dirasa cukup Devan melepaskan pelukan itu. Dua insan yang sedang bahagia ini saling menatap kemudian
tertawa sambal berjalan
bergandengan tanngan menyusuri bibir pantai dengan matahari yang hampir tenggelam.
--TAMAT--
NAMA KELOMPOK :
1.NOVI EKA PUTRI
2.NURINDAH PUJI LESTARI
3.SITI NUR'AINI
4.TITIN WIJAYANTI
5.YASMIN
DYAH AYU.I
Post a Comment for "Naskah Drama Bertema Konflik Persahabatan"