Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual merupakan pengembangan
pembelajaran koontekstual. Pembelajaran kontekstual secara resmi diperkenalkan
di Indonesia pada awal tahun 2001. Pada tahun 2002 dilakukan uji coba di 31
SLTP/MTs yang tersebar di enam propinsi. Dari hasil uji coba terindikasi
pembelajaran koontekstual mampu meningkatkan interaksi belajar di kelas,
membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dan siswa lebih bisa berfikir
kritis. Oleh karena itu telah diambil kebijakan untuk meluaskan penerapan
pembelajaran kontekstual di seluruh Indonesia.
Pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar
yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan
sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
Baca Juga :
Pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
(Trianto, 2007:104).
Untuk mencapai tujuan ini, pembelajaran kontekstual
mencakup mencakup komponen membuat hubungan yang bermakna, melahirkan kegiatan
yang sigfikan, belajar sendiri secara teratur, kolaborasi, berfikir kritis dan
kreatif, mencapai standar tinggi, dan menggunakan penilaian otentik
(Johnson,2003).
Contextual Teaching and
Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu
guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi
nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan
terapannya dengan kehikdupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan
bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup (US Development of
Education, 2001). Contekstual Teaching
and learning adalah suatu konsep yan membantu guru menhubungkan
matapelajarannya dengan situasi dunia nyata (Sears, 2001).
Didalam pembelajaran kontekstual terdapat 7 komponen yang
hubungannya adalah sebagai berikut :
Konstruktivisme
1. Membangun pemahaman oleh
diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal
2. Pemahaman yang mendalam
dikembagkan melalaui pengalaman-pengalaman belajar bermakna
3. Belajar adalah proses
pemaknaan informasi baru yang bisa dirubah
Inquiry
1. Diawali denga kegiatan
pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep
2. Langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan
mengamati, bertanya, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu
maupun bersama-sama dengan teman lainnya.
3. Mengembangkan dan
sekaligus menggunakan keterampilan berfikir kritis
Bertanya
1. Digunakan oleh guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa
2. Digunakan oleh siswa
selama melakuka kegiatan berbasis inquiry
3. Digunakan guru sebagai
strategi agar siswa berani mengungkapkan kemampuan memberi jawaban/informasi.
Pemodelan
1. Berfikir dan mengungkapkan
tentang proses belajar Anda sendiri
2. Medemonstrasikan cara guru
mengingginkan siswa untuk belajar
3. Melakukan apa yang guru
inginkan agar siswa melakukan
Penilaian Otentik
1. Mengukur pengetahuan dan
keterampilan siswa
2. Mempersyaratkan penerapan
pengetahuan atau seminar.
3. Penilaian produk atau
kinerja
4. Tugas-tugas yang
kontekstual dan relevan
5. Penilaian proses dan hasil
belajar
Refleksi
1. Cara-cara berfikir tentang
apa yang telah kita peljari
2. Mengkaji dan merespon
terhadap kejadian, kegiatan, dan pengalaman
3. Mencatat apa yang telah
kita pelajrai, bagaimana kita meraskan ide-ide baru
4. Dapat berupa dalam
berbagai bentuk : jurnal, diskusi maupun hasil karya atau seni
Baca Juga :
Artikel yang bagus
ReplyDeleteZaman sekarang perlu adaptasi terhadap karakteristik siswa zaman sekarang
ReplyDeleteAgar anak didik lebih memahami issue aktual maka pembelajaran ini perlu difokuskan
ReplyDeleteAdaptasi pendidik terhadap siswa merupakan kunci keberhasilan metode kontekstual
ReplyDelete