Cara Menyusun Rumusan Masalah
Cara menyusun rumusan masalah- Rumusan masalah merupakan salah satu bagian dalam karya ilmiah
yang penting. Dengan menanggalkan rumusan masalah dalam suatu karya ilmiah,
maka karya tersebut tidak dapat disebut karya ilmiah. Karya ilmiah yang
dimaksud adalah makalah, artikel dan jurnal imiah, skripsi, tesis, dan
disertasi. Rumusan masalah itu selalu berupa pertanyaan, bukan pernyataan.
DEFINISI RUMUSAN MASALAH
Menurut KBBI,
Rumusan masalah terdiri dari dua kata, yaitu rumusan dan masalah, rumusan
berarti hasil simpulan tentang asas, pendirian,ketetapan, dan sebagainya,
sedangkan masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Oleh karena itu,
rumusan masalah dapat dimaknai sebagai hasil simpulan tentang asa, pendirian,
dan ketetapan terhadap sesuatu yang menjadi persoalan.
CARA MENYUSUN RUMUSAN MASALAH
Sering kali
pada saat diberi tugas untuk menyelesaikan artikel, makalah atau bahkan
skripsi, kita tersandung untuk mendapat persetujuan hanya dikarenakan rumusan
masalah yang kita buat itu kurang tepat. Padahal, jika diamati rumusan masalah
merupakan bagian kecil dari suatu makalah bahkan bisa dibilang jauh lebih
banyak dan panjang bagian latar belakang dibandingkan bagian rumusan masalah.
Lantas mengapa kesalahan pada bagian rumusan masalah bisa menyebabkan kita
gagal untuk mendapatkan ACC? Jawabannya karena bagian rumusan masalah itu
adalah bagian yang substansial, dimana temuan pada artikel dan skripsi harus
mampu menjawab bagian rumusan masalah. Berikut merupakan cara-cara yang benar
dalam menyusun rumusan masalah.
Rumusan Masalah Harus Sesuai dengan Judul
Pertanyaan
yang nantinya akan dibuat itu harus berlandaskan judul artikel, makalah atau
skripsi. Yang mana ketidaksinambungan antara rumusan masalah dan judul akan
berdampak fatal. Contohnya sebagai berikut.
Judul : Pengaruh Penggunaan HP terhadap Semangat
Belajar Anak
Rumusan Masalah : Apa yang melatarbelakangi anak
menggunakan HP?
Jadi, contoh
tersebut merupakan contoh yang salah. Mengapa demikian? Karena yang menjadi
fokus utama makalah ini adalah ‘Pengaruh’ sehingga pertanyaan yang sesuai pasti
berhubungan dengan akibat, sedangkan pertanyaan “Apa yang melatarbelakangi anak
menggunakan HP?” itu cenderung fokus pada jawaban yang bermakna ‘sebab’. Oleh
karena itu, bentuk rumusan masalah harus diubah seperti ini.
Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh penggunaan HP
terhadap semangat belajar anak?
Lihat Juga : Contoh Kajian Pustaka Skripsi
Jangan Menggunakan Bentuk Jawaban Ya atau Tidak
Bentuk
pertanyaan ini yang dimaksud adalah bentuk pertanyaan yang mengarah pada
jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Perhatikan contoh berikut.
Judul : Pengaruh Penggunaan HP terhadap Semangat
Belajar Anak
Rumusan Masalah : Apakah penggunaan HP berdampak
baik terhadap semangat belajar anak?
Bentuk
pertanyaan seperti ini merupakan bentuk yang salah. Karena pertanyaan tersebut
cukup dijawab dengan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Di sisi lain, yang dimaui dalam
makalah, artikel, atau skripsi adalah jawaban yang bersifat komprehensif.
Jangan Hanya Mengajukan Satu Pertanyaan
Kalau untuk
yang satu ini biasanya bersifat kondisional. Mengapa kondisional? Karena yang
menentukan jumlah pertanyaan yang dipakai dalam rumusan masalah adalah guru
atau dosen pembimbing. Namun, tidak ada salahnya membuat pertanyaan lebih dari
satu. Justru memberikan nilai plus di mata pembimbing.
Rumusan Masalah Harus Padat dan Jelas
Definis padat
dan jelas di sini adalah jangan membuat dua pertanyaan yang bisa dipadatkan menjadi satu pertanyaan.
Cukup buat satu pertanyaan yang sekiranya bisa mewakili dua hal yang dimaksud.
Contohnya seperti ini.
1. Apa pengaruh positif
diadakannya ekstra futsal?
2. Apa pengaruh negatif
diadakannya ekstra futsal?
Dua
pertanyaan tersebut bisa dipadatkan menjadi satu pertanyaan seperti ini.
1. Bagaimana pengaruh
diadakannya ekstra futsal?
Tambahan,
tips menyusun rumusan masalah, coba perhatikan
juga makna dari setiap kata yang digunakan. Mengapa digunakan kata ‘pengaruh’
kan sinonimnya banyak? Kata ‘pengaruh’ itu bersifat netral dapat bermakna
positif atau negatif, sedangkan jika menggunakan kata ‘dampak’ itu lebih
bertendensi ke arah negatif. Jadi sangat penting untuk memahami makna setiap
kata yang digunakan dalam rumusan masalah.
Artikel Terkait : Contoh Latar Belakang Skripsi
BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH
Menyusun
rumusan masalah tidak dapat dilakukan seenaknya. Dalam penyusunannya, ada
kaidah-kaidah yang harus dipatuh. Salah satunya adalah variabel yang ada dalam
judul penelitian. Semua pertanyaan yang dirumuskan harus bersumber pada
variabel yang ada dalam judul penelitian tersebut. Begitu pun bentuk rumusan
masalah, harus sesuai dengan tujuan utama penelitian. Berikut ini adalah bentuku-bentuk pertanyaan
yang acap digunakan dalam rumusan
masalah.
Deskriptif
Bentuk
pertanyaan ini merupakan bentuk pertanyaan yang berusaha menggali perincian
dari suatu variabel dalam judul penelitian. Perincian yang dimaksud dapat
berupa jumlah, keadaan, kondisi, dan tingkat keberhasilan. Perhatikan contoh
berikut
Berapa persen
tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran X dengan menggunakan metode Y?
Maksud dari
pertanyaan tersebut adalah menanyakan mengenai tingkat keberhasilan penggunaan
suatu metode dalam pembelaharan, sehingga termasuk ke dalam kategori
deskriptif.
Komparatif
Komparatif
merupakan suatu bentuk rumusan masalah yang membandingkan beberapa variabel.
Perbandingan yang dilakukan dapat berupa persamaan atau perbedaan.
Bagaimana perbedaan cara belajar siswa kelas A dan
B dalam mata pelajaran C?
Terdapat
komparasi antara dua kelas yang berbeda, sehingga termasuk rumusan masalah
komparatif.
Asosiatif
Asosiatif
merupakan bentuk rumusan masalah yang bertujuan mencari hubungan antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Tentu saja dalam proses mencari
hubungan variabel tidak boleh menggunakan variabel yang kontradiktif.
Perhatikan contoh berikut.
1. Apa hubungan kondisi
jalan dan kondisi ban terhadap kecelakaan lalu lintas?
2. Apa hubungan kondisi
udara dan kondisi finansial terhadap kecelakaan lalu lintas?
Untuk pertanyaan
nomor 1 termasuk ke dalam bentuk rumusan masalah asosiatif yang ideal,
sedangkan nomor 2 termasuk bentuk rumusan masalah yang salah karena
ketidaklogisan variabel yang diasosiasikan.
Baiklah, semoga
penjelasan yang disampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Tapi, satu hal
terpenting untuk selalu konsultasikan rumusan masalah yang kalian buat kepada
guru atau dosen pembimbing.
Post a Comment for "Cara Menyusun Rumusan Masalah"