Cerpen Singkat Persahabatan
Jumpa lagi dengan Artikel Kami, pada sesi ini, akan ada satu karya sastra yang akan diposting, yaitu cerpen. Cerpen singkat persahabatan ini adalah karya Nofa Rahmatul. Semoga sobat bisa menikmatinya.
Suka dan duka. Aku merasa dia selalu ada untukku. Aku pernah menangis karena disakiti pacarku. Seringkali dia mengatakan tidak suka melihatku cengeng.
Dia ada membawaku pergi, kita berkeliling dengan sepeda motornya. Aku bertanya pada Tuhan, "Kenapa orang yang aku cintai saat itu bukanlah Doni?". Aku menarik nafas panjang dan coba merenungkan semua.
Doni sahabat terbaik yang pernah ku miliki. Tapi ada sedikit penyesalan yang ada di lubuk hatiku. Kenapa kita tidak bisa bersama?
Aku ingat jelas ketika mungkin kita pernah sama-sama tertarik. Aku menunggu dia, tapi dia memilih untuk tidak mengungkapkannya. Aku kecewa, ada rasa sedih di hatiku. Karena ketika itu, dia terlambat mengungkapkannya. Dia bilang saat itu aku sudah memiliki seseorang yang saat itu benar-benar aku cintai. Padahal aku tahu benar, bahwa aku salah mencintai seseorang. Sehingga aku lebih sering menangis dan meminjam bahunya.
Waktu berlalu. Kita berdua sama-sama sibuk. Sibuk untuk jatuh cinta dengan orang lain. Sibuk untuk memahami orang lain. Sibuk mencari dan mencari yg terbaik.
Saat itu aku merasa tidak bisa mengganggunya setiap saat. Karena dia juga memiliki kekasih saat itu. Aku tahu aku salah. Aku terlalu egois untuk memilikinya. Karena aku juga sama sepertinya, sudah memiliki kekasih.
Hampir tiga tahun kita sama-sama saling melupakan. Hanya sesekali kita bertemu dan berkirim sms atau telepon. Namun tidak sesering dulu. Sekali lagi, waktu telah berlalu. Aku putus dengan kekasihku, dan dia pun begitu. Entah apa yang menyebabkan kita sama-sama putus dari pasangan kita masing-masing. Tidak pernah ada cerita.
Aku lupa tepatnya kapan. Tapi waktu itu aku mendengar bahwa mantan kekasihku yang dulu begitu aku cintai memilih untuk menikah. Aku galau, aku tidak tahu harus berbagi dengan siapa. Entah mengapa aku memilih untuk kembali menghubungi Doni, menangis sekencang-kencangnya dari balik bantal. Berulangkali dia bertanya "Kenapa kamu menangis?".
Dia terdiam disana. Laku dia berkata " Nangis aja sekarang! Aku gak mau ketemu kamu kalau kamu nangis! Apalagi nangis di depanku".
Aku suka dia mengatakan itu. Aku suka mendengar kembali perkataannya yang mengkhawatirkanku.
Semakin hari. Semua kembali terlihat lagi, aku menemukan dia lagi yang dulu pernah hilang dari hatiku. Dan kurasa kita masih sama-sama sibuk. Sibuk menutup lembaran lama. Kembali mencari belahan hati yang hilang.
Kebetulan kita bertemu. Dia menceritakan tentang penyakit levernya. Aku begitu sedih dan takut. Aku benar-benar takut kehilangan Doni. Aku mau dia tetap ada disampingku selamanya.
Tapi, kini aku merasakan sesuatu. Dia yang aku cari selama ini. "Kenapa harus dia?". Aku membutuhkan seseorang yang Senantiasa ada menemaniku. Saat aku menitikkan air mata, seseorang yang ada saat aku membutuhkan bahu untul bersandar.
Dan aku baru tersadarkan saat ini, saat dimana aku melihatnya dengan mata memerah di atas kasur rumah sakit. Ada sedih di pelupuk matanya. Aku ingin memberikan bahuku untuknya bersandar. Aku ingin selalu ada untuknya setelah banyak hal yang sudah dia berikan untukku.
Cerpen Singkat Persahabatan – Sahabatku Cintaku
Namaku Sinta..Aku tidak tahu harus mulai dari mana.Terlalu banyak hal yang aku rasakan bersama dia. Ya, dia Doni sahabatku.Suka dan duka. Aku merasa dia selalu ada untukku. Aku pernah menangis karena disakiti pacarku. Seringkali dia mengatakan tidak suka melihatku cengeng.
Dia ada membawaku pergi, kita berkeliling dengan sepeda motornya. Aku bertanya pada Tuhan, "Kenapa orang yang aku cintai saat itu bukanlah Doni?". Aku menarik nafas panjang dan coba merenungkan semua.
Doni sahabat terbaik yang pernah ku miliki. Tapi ada sedikit penyesalan yang ada di lubuk hatiku. Kenapa kita tidak bisa bersama?
Aku ingat jelas ketika mungkin kita pernah sama-sama tertarik. Aku menunggu dia, tapi dia memilih untuk tidak mengungkapkannya. Aku kecewa, ada rasa sedih di hatiku. Karena ketika itu, dia terlambat mengungkapkannya. Dia bilang saat itu aku sudah memiliki seseorang yang saat itu benar-benar aku cintai. Padahal aku tahu benar, bahwa aku salah mencintai seseorang. Sehingga aku lebih sering menangis dan meminjam bahunya.
Waktu berlalu. Kita berdua sama-sama sibuk. Sibuk untuk jatuh cinta dengan orang lain. Sibuk untuk memahami orang lain. Sibuk mencari dan mencari yg terbaik.
Saat itu aku merasa tidak bisa mengganggunya setiap saat. Karena dia juga memiliki kekasih saat itu. Aku tahu aku salah. Aku terlalu egois untuk memilikinya. Karena aku juga sama sepertinya, sudah memiliki kekasih.
Hampir tiga tahun kita sama-sama saling melupakan. Hanya sesekali kita bertemu dan berkirim sms atau telepon. Namun tidak sesering dulu. Sekali lagi, waktu telah berlalu. Aku putus dengan kekasihku, dan dia pun begitu. Entah apa yang menyebabkan kita sama-sama putus dari pasangan kita masing-masing. Tidak pernah ada cerita.
Aku lupa tepatnya kapan. Tapi waktu itu aku mendengar bahwa mantan kekasihku yang dulu begitu aku cintai memilih untuk menikah. Aku galau, aku tidak tahu harus berbagi dengan siapa. Entah mengapa aku memilih untuk kembali menghubungi Doni, menangis sekencang-kencangnya dari balik bantal. Berulangkali dia bertanya "Kenapa kamu menangis?".
Baca Juga : Cerpen Remaja Romansa Masa SMADan berulang kali aku menjawab " Aku tidak apa-apa, aku hanya ingin menangis". Lalu dia berkata "Aku akan mendengarkanmu menangis sampai kamu puas". Aku tidak berkata apa-apa, hanya bisa menangis dan terus menangis sampai aku lelah.
Dia terdiam disana. Laku dia berkata " Nangis aja sekarang! Aku gak mau ketemu kamu kalau kamu nangis! Apalagi nangis di depanku".
Aku suka dia mengatakan itu. Aku suka mendengar kembali perkataannya yang mengkhawatirkanku.
Semakin hari. Semua kembali terlihat lagi, aku menemukan dia lagi yang dulu pernah hilang dari hatiku. Dan kurasa kita masih sama-sama sibuk. Sibuk menutup lembaran lama. Kembali mencari belahan hati yang hilang.
Kebetulan kita bertemu. Dia menceritakan tentang penyakit levernya. Aku begitu sedih dan takut. Aku benar-benar takut kehilangan Doni. Aku mau dia tetap ada disampingku selamanya.
Tapi, kini aku merasakan sesuatu. Dia yang aku cari selama ini. "Kenapa harus dia?". Aku membutuhkan seseorang yang Senantiasa ada menemaniku. Saat aku menitikkan air mata, seseorang yang ada saat aku membutuhkan bahu untul bersandar.
Dan aku baru tersadarkan saat ini, saat dimana aku melihatnya dengan mata memerah di atas kasur rumah sakit. Ada sedih di pelupuk matanya. Aku ingin memberikan bahuku untuknya bersandar. Aku ingin selalu ada untuknya setelah banyak hal yang sudah dia berikan untukku.
Post a Comment for "Cerpen Singkat Persahabatan"