Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Ahli
Pada
umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu; ranah kognitif,
psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga ranah
tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan
pada ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan
pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.
ASPEK KOGNITIF
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan mengabungkan beberapa ide
gagasan dan metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkap
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Baca Juga :
Aspek
kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda.
Keenam tingkatan tersebut yaitu:
a) Tingkatan pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah
diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi, strategi problem solving
dan lain sebagainya
b) Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan
dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.
Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali
yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
c) Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau
menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi,
memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep
pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen
tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta
didik diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara
membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah
dipelajari.
e) Tingkat
sintesis (synthesis), sintesis merupakan
kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk rencana baru yang lebih menyeluruh
f) Tingkat evaluai (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu
gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. (Haryati,2008:24)
ASPEK AFEKTIF
Life skill merupakan bagian dari kompetensi
lulusan sebagai hasil dari proses pembelajaran. Pophan (1995), mengatakan bahwa
ranah afektif menentukan keberhasilah belajar seseorang. Artinya ranah afektif
sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan
dalm proses pebelajaran.
Seorang
peserta didik yang tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar
tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara
maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat atau karakter terhadap
mata ajar, maka hal ini akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan
pembelajaran secara maksimal.
Lihat Juga :
Peringkat ranah afektif
menurut taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
Penerimaan, mencakup kepekaan adanya suatu peragsang dan
kesesuaian untuk memperhatkan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan
yang diberikan guru. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu, seperti memandangi gambar yang dibuat dipapan
tulis atau mendengarkan jawaban teman sekelas atas ertanyaan guru.
Partisipasi,
mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dala
suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam suat reaksi dari rangsangan yang
disajikan, seperti membacakan dengan suara yang nyaring bacaan yag ditunjuk
atau menunjukkan minat dengan membawa pulang buku yang ditawarkan.
Penilaian/
penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu
dan membawa diri sesuai dengan penialaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap:
menerima, meolak atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dengan tingkah laku
yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan ini dinyatakan dalam
suatu perkataan atau tindakan, seperti mengungkapkan positif tentang
pameran lukisan modern (apresiasi seni)
atau mendatang ceramah d sekolah, yang diberikan oleh astronot Indonesia yang
pertama.
Organisasi,
mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada
suatu skala nilai: mana yag pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang
tidak begitu penting. Kemampuan iti dinyatakan dalam mengembangkan suatu
perangkat nilai, seperti menguaraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara
kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu Negara demokrasi atau menyusun rencana
masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.
Pembentukan
pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan
sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Orang telah
memiliki suatu perangkat nilai yang jelas hubungannya satu sama lain, yang
menjadi pedoman dalam bertindak dan yang konsisten selama kurun waktu cukup
lama. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang,
seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas belajar/ bekerja, tugas
beribadah, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lain sebagainya.
Kemampuan yang demikian ini, kiranya sulit untuk dituangkan dalam suatu tujuan instruksional, karena
mengandung usur kebiasaan yang baru dibentuk setelah waktu yang lama, misalnya
kemampuan untuk menunjukkan kerajinan, ketelitian, dan disiplin dalam kehidupan
pribadi (Winkel,152:1989).
Penilaian
pada aspek afektif dapat dilakukan dengan
menggunakan angket/ kuesioner, inventori dan pengamatan (observasi).
Prosedurnya sama yaitu dengan penentuan definisi konseptual dan definisi
operasinal. Definisi konseptual kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator
indikator ini menjadi isi pedoman kuesioner, inventori dan pengamatan.
ASPEK PSIKOMOTOR
Penilaian hasil belajar psikomotor atau
keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat
dilakukan pada saat proses belajar berlangsung degan cara mengetes peserta
didik atau bisa juga setelah proses belajar selesai.
Tidak jauh berbeda dengan penilaian kognitif,
penilaian psikomotor pun dimulai dengan pengukuran hasil belajar. Perbedaannya adalah
pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan
pengukuran dengan hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan
tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan.
Artikel Lainnya :
Kriteria atau rubrik adalah pedoman yang
digunakan dalam melakukan penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan
menggunakan kriteria ini, penilaian yang
sifatnya subyektif dapat dihindari paling tidak dapat dikurangi. Dengan
kriteria ini dapat memudahkan seorang guru untuk menilai prestasi yang telah
dicapai oleh seorang peserta didik. Dan siswapun termotivasi untuk mencapai
prestasi semaksimal mungkin.
Pada umumnya kriteria ini terdiri atas dua hal
yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang pertama
adalah skor, misalnya 1,2,3,4, dan 5. Hal yang kedua adalah kriteria yang harus
dicapai untuk memenuhi skor tersebut. Banyak sedikitnya gradasi skor tergantung
jenis skala penilaian yag digunakan serta hakekat kerja yang akan dinilai.
Tiga aspek tersebut sama-sama penting dan harus dimiliki semua siswa
ReplyDeleteAnak dengan kecenderungan kuat kognitif mungkin lemah di sosial, lalu anak yang kuat di sikap afektifnya cenderung abai kognitif. Saya rasa ketiganya perlu mendapat perhatian dari orang tua dan pendidik.
ReplyDelete