Pengertian Kurs, Manfaat, Faktor dan Sistem Nilai Tukar
Madura (1997:86) menyatakan bahwa nilai
tukar atau kurs mengukur nilai suatu valuta dari prespektif valuta lain. Kurs
adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara
asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar negara (Hasibuan, 2005:14).
Sedangkan menurut Perry (2004:69) nilai tukar suatu mata uang didefinisikan
sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Kurs jual adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu
negara dengan mat uang negara asing jika bank yang akan menjualnya atau
masyarakat yang akan membelinya. Sedangkan kurs beli adalah perbandingan nilai
tukar mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara asing yang akan membelinya atua masyarakat yang
akan menjualnya. Dan Kurs Bank Indonesia adalah kurs yang ditetapkan oleh bank
indonesia pada bursa valas di Jakarta.
MANFAAT KURS
Hasibuan (2005:14) menjelaskan bahwa kurs
mempunyai manfaat antara lain: (1) Dengan adanya kurs maka perdagangan
internasional (ekspor-impor) dapat dilakukan, (2) Dengan adanya kurs maka pembayaran transaksi
komersial dan finansial antar negara dapat terlaksana, (3) Karena adanya kurs
maka kerja sama lalu lintas pembayaran (LLP) antara bank devisa dapat
terlaksana, (4) Dengan adanya kurs transaksi jual beli valuta asing antar
negara bisa dilakukan, (5) Kurs menjadikan uang kartal bisa diperjualbelikan
atau ditukar dengan mata uang lain sehingga memudahkan kita saat berpergian ke
negara lain, (6) Karena adanya kurs pula cek dalam perjalanan (traveller cheque) valas dapat
diterbitkan dan diedarkan oleh bank-bank devisa di dunia.
Baca Juga :
Kurs mempunyai peran yang sangat
penting dalam perekonomian global seperti sekarang ini. Kurs memudahkan para
pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi antar negara meskipun ada
perbedaan mata uang uang pada setiap
negara berbeda.
a.
Faktor-faktor
yang mempenaruhi nilai tukar
Madura
(1997:89) mengemukakanfaktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah
sebagai berikut:
1.
Laju
Inflasi Relatif
Perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas
perdagangan internasional, karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta,
dam dengan demikian mempengaruhi nilai tukar.
2.
Suku
Bunga Relatif
Perubahan dalam
suku relatif mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang
selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai
tukar.
3.
Tingkat
Pendapatan Relatif
Asumsikan bahwa tingkat pendapatan nasional Amerika Serikat
meningkat secara substansial sementara pendapatan nasional tetap tidak berubah.
Hal tersebut akan menyebabkan naiknya permintaan konsumen AS terhadap
produk-produk nasional akibat kenaikan tingkat pendapatan AS, dan penawaran
nasional tidak berubah. Jadi, nilai tukar ekuilibrium akan naik.
4.
Kontrol
Pemerintah
Pemerintah negara-negara asing dapat memprngaruhi nilai
tukar ekuilibrium dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui hambatan
jual beli valuta asing.
5.
Ekspetasi
Sama seperti pasar
keuangan lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memliki
dampak kedepan. Jika suatu berita mempengaruhi ekspetasi pergerakan nilai
valuta, berita baru tersebut artinya juga mempengaruhi permintaan dan penawaran
valuta yang dimaksud. Karena transaksi semacam ini spekulatif, nilai tukar
valas menjadi bergejolak.
6.
Interaksi
antar faktor
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perdagangan dan
faktor-faktor keuangan kadang-kadang saling berinteraksi. Sebagai contoh,
peningkatan tingkat GNP kadang-kadang memunculkan ekspetasi akan meningkatkan
suku bunga. Jadi walaupun kenaikan tingkat GNP bisa menaikkan impor, secara
tidak langsung akan menarik modal masuk (dengan mengasumsikan suku bunga
meningkat).
Baca Juga :
SISTEM NILAI
TUKAR
Madura (1997:156) menjelaskan
bahwa sistem nilai tukar dapat diklasifikasikan menurut seberapa jauh nilai
tukar dikendalikan oleh pemerintah. Sistem nilai tukar biasanya masuk ke dalam
salah satu kategori berikut:
1.
Tetap
(Fixed)
Sistem
nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di
dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka
pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang
dikehendaki.
2.
Bebas
Mengambang (Freely Floating)
Dalam istem ilai
tukar mengambang bebas, nilai tukar valuta akan ditentukan ole kekuatan pasar
tanpa ada intervensi dari pemerintah. Dalam sistem ini, perusahaan-perusahaan
multinasional perlu mencurahkan sumber daya yang substansial untuk mengukur dan
mengelola risiko valuta asing.
3.
Mengambang
Terkendali (Managed Float)
Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah
bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah
terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebihfleksibel terhadap suatu mata uang.
4.
Terpatok
(Pegged)
Sistem nilai tukar terpatok, dimana nilai tukar
mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.
DAFTAR RUJUKAN
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Dasar-DasarPerbankan. Jakarta: PT
BumiAksara
Madura,
J. 1992. Manajemen KeunganInternasioan.Terjemahanoleh
Emil Salim. 2001. Jakarta:Erlangga.
Perry, Warjiyo. 2003.Bank Indonesia
Bank SentralRepublik Indonesia. Jakarta: PPSK
Post a Comment for "Pengertian Kurs, Manfaat, Faktor dan Sistem Nilai Tukar"