Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan Bahasa Anak-Schaerlakens sebagaimana dikutip oleh Mar’at
(2009:111) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat periode,
yaitu periode prelingual,
periode lingual dini, periode diferensiasi, dan periode sesudah usia 5 tahun. Pada
periode prelingual (usia 0 – 1 tahun) anak mempunyai bahasa sendiri, seperti
mengoceh sebagai pengganti
komunikasi dengan orang lain. Ujaran ba-ba,
ma-ma, ta-ta merupakan reaksi terhadap situasi tertentu atau orang
tertentu sebagai awal suatu simbolisasi karena kematangan proses mental (kognitif)
pada usia 9 – 10 bulan.
Periode
lingual dini (usia 1 – 2,5 tahun), pada periode ini anak mulai
mengucapkan perkataannya yang pertama, tetapi belum lengkap misalnya: atit (sakit), itut
(ikut), atoh (jatuh). Kemahiran
berbahasa pada periode ini dibagi dalam tiga fase besar.Fase pertama, yakni
fase
satu kata (holofrase) pada masa ini anak menggunakan satu kata untuk menyatakan
suatu pikiran yang kompleks, baik berupa keinginan maupun tanpa perasaan yang
jelas. Kedua,
fase lebih dari satu kata, fase dua kata ini muncul di usia 18 bulan. Pada fase
ini anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang terdiri atas dua kata. Anak juga
sudah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat yang sederhana. Ketiga, fase lebih dari
dua kata, pada fase ini keterampilan anak dalam membentuk kalimat bertambah.
Baca
Juga :
Hal itu terlihat dari panjangnya
kalimat yang sampai tiga kata, empat kata dan seterusnya. Pada fase ini
penggunaan bahasa juga tidak bersifat egosentris lagi, tetapi anak sudah dapat
menggunakannya untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
Periode
diferensiasi (usia 2,5 – 5 tahun), periode ini merupakan tahap akhir
perkembangan bahasa dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara pada periode ini
berkembang cukup pesat. Anak telah mampu menggunakan kata ganti orang saya untuk menyebut dirinya dan
berkomunikasi lebih lancar dengan lingkungannya.
Periode
sesudah usia 5 tahun, anak usia 5 – 8 tahun memiliki ciri-ciri
baru yang khas pada bahasa anak. Anak telah memiliki kemampuan untuk mengerti
hal-hal yang abstrak pada taraf yang lebih tinggi. Dalam bidang semantik
terlihat kemajuan-kemajuan yang tercermin pada penambahan kosakata, penggunaan
kata sambung dan kata depan yang lebih tepat.
Baca
Juga :
Sejalan dengan Schaerlakens, Abdurrahman dan Indah
(2008:98 – 100) menjelaskan proses perkembangan bahasa anak dalam empat tahap,
yaitu tahap ocehan (babbling stage),
tahap satu kata (holophrastic stage),
tahap dua kata (two-word stage), dan tahap
telegrafis (telegraphic stage). Tahap
ocehan dimulai pada bayi berusia 6 bulan. Pada tahap ini anak akan mengeluarkan
sejumlah bunyi ujar tanpa makna. Kemudian masuk usia satu tahun, anak mulai
menggunakan satu bunyi sebagai bentuk komunikasinya. Seperti bunyi mam untuk mengatakan saya mau makan atau
bahkan maksud yang lainnya. Masuk tahun kedua, anak sudah mulai mengucapkan
ujaran dua kata dan melewati tahun kedua anak sudah dapat merangkaikan tiga,
empat bahkan lebih dalam satu kalimat.
Sementara
itu, Feildman dalam bukunya Evaluation and Management of Speech and Language Disorder in Preschool
Children membagi perkembangan bahasa anak ke dalam beberapa tahapan
usia. Tahap perkembangan tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel
1.1
Tahap-tahap
Perkembangan Bahasa Anak
Usia anak
|
Kemampuan Reseptif
|
Kemampuan Ekspresif
|
Lahir
|
a. Melirik ke sumber suara
b. Memperhatikan ketertarikan terhadap suara-suara
|
a.
Menangis
|
2 – 6 bulan
|
a. Memberi respon jika namanya dipanggil
|
a. Tertawa dan mengoceh tanpa arti
b. Mengeluarkan suara yang merupakan kombinasi huruf hidup
dan huruf mati
|
9 bulan
|
a. Mengerti kata-kata yang runtut seperti da-da, pa-pa,
ma-ma
|
a. Mengucapkan ma-ma, da-da, pa-pa
|
12 bulan
|
a. Memahami dan menuruti perintah sederhana
|
a. Bergumam
b. Mengucapkan satu kata
|
15 bulan
|
a. Menunjuk anggota tubuh
|
a. Mempelajari kata-kata dengan perlahan dari lingkungan
|
18 – 24 bulan
|
a. Mengerti kalimat yang diucapkan oleh orang di
sekeliling
|
a. Menggunakan atau merangkai dua kata sederhana
|
24 – 36 bulan
|
a. Mampu menjawab pertanyaan sederhana
b. Mampu mengikuti perintah sederhana
|
a. Lima puluh persen frase dapat dimengerti
b. Mampu membentuk tiga atau lebih kata dalam kalimat
c. Mampu menanyakan yang berkaitan dengan “apa”
|
36 – 48 bulan
|
a.
Mengerti banyak
tentang apa yang dikatakan orang lain.
|
a. Mampu menanyakan yang berkaitan dengan “mengapa”
b. Tujuh puluh lima persen kalimat dapat dimengerti
c. Mampu menggunkan lebih dari empat kata dalam satu
kalimat
|
48 – 60 bulan
|
a.
Mengerti banyak
apa yang dikatakan orang lain
|
a.
Kalimat mulai
tersusun dengan baik
b.
Secara
keseluruhan kalimat dapat dimengerti orang lain
|
6 tahun
|
-
|
a.
Penguasaan
terhadap bahasa semakin baik
|
(Sumber: dokteranakku.com)
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan
bahwa perkembangan bahasa pada anak
usia prasekolah meliputi fase
reseptif dan fase ekspresif. Fase ekspresif sebelumnya diawali dengan fase reseptif, yaitu kemampuan untuk mendengar, merekam bahasa, dan percakapan yang didengar.
Kemampuan ini yang mendasari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa pada tingkat berikutnya, yakni sebagai alat berkomunikasi. Jadi, secara tidak langsung perkembangan bahasa
merupakan suatu rangkaian proses
yang dilewati anak untuk mencapai
tingkat kemahiran berbahasa sehingga anak dapat berkomunikasi dengan baik.
Baca
Juga :
Santrock (2007:353
– 354) mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa meliputi berbagai perkembangan fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Perkembangan fonologi mengacu
pada suara-suara dasar yang membentuk bahasa. Pada anak usia
prasekolah perkembangan fonologi belum sempurna, tetapi hampir semua yang
dikatakan anak dapat
dimengerti. Selanjutnya, perkembangan
morfologi mengacu pada unit-unit makna yang membentuk formasi kata. Kemudian perkembangan
sintaksis meliputi bagaimana kata-kata tersebut dikombinasikan sehingga
membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat dimengerti. Perkembangan semantik
mengacu pada makna kata dan kalimat sedangkan perkembangan pragmatik adalah perkembangan
dalam menggunakan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks yang berbeda.
DAFTAR
RUJUKAN
Indah, R.N & Abdurrahman. 2008. Psikolinguistik Konsep dan Isu
Umum. Malang: UIN Malang Press.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik. Bandung: Universitas
Padjajaran.
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan
Anak (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Post a Comment for "Perkembangan Bahasa Anak"