Proses Menulis Sebagai Suatu Proses Kreatif
Menulis
merupakan sebuah proses kreatif. Maksud dari proses kreatif adalah perubahan
organisasi kehidupan pribadi, sehingga proses itu bersifat personal. Setiap
pengarang memiliki daya kreatif yang tidak dimiliki oleh pengarang lain.Dari
aspek pribadi, proses kreatif merupakan kesadaran yang muncul dari tindakan
pribadi yang unik atau khas, sebagai tanggapan terhadap lingkungannya.
Roekhan (1991:1) menyatakan bahwa kreativitas sangat
penting untuk memacu munculnya ide-ide baru, menangkap dan mematangkan ide,
serta mendayagunakan bahasa secara optimal. Kreativitas dapat menjadikan
seorang penulis mampu memunculkan ide-idenya, kemudian mengolah ide-ide
tersebut menjadi ide-ide yang matang dan utuh.
Dengan
kreativitas, seorang penulis tidak hanya puas dengan banyaknya ide yang
melintas dalam pikirannya. Tetapi ia akan terus mengabadikan setiap ide yang
melintas, mengolah, dan mematangkannya secara terus-menerus. Roekhan
(1991:9-14) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan kreativitas dalam kegiatan
menulis, antara lain (1) Pemunculan ide, (2) Pengembangan ide, (3) Pelahiran
ide, dan (4) Penyempurnaan ide.
Menulis adalah proses mengungkapkan atau menuangkan atau
memaparkan gagasan dan melalui bahasa tulis berdasarkan tatanan tertentu sesuai
dengan kaidah bahasa yang digunakan penulis kepada pembaca untuk dipahami
(Nurchasanah dan Widodo, 1993:2). Penulis sebagai penyampai pesan mengandung
maksud bahwa sebelum menulis seorang telah memikirkan maksud atau keinginan dan
ide atau gagasan yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Melalui tulisan, pesan penulis tersampaikan kepada
pembaca. Dengan demikian, sebelum menulis seorang penulis harus memperhatikan
apa yang hendak ditulis, saluran yang digunakan, dan ditujukan kepada siapa
tulisan tersebut. Menulis dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia
menjadi bahasa baru, yaitu bahas tulisan. Bahasa tulisan itu tidak lain adalah
suatu jenis notasi bunyi, kesenyapan, infleksi, tekanan nada, isyarat atau
gerakan, dan ekspresi muka yang memindahkan arti dalam ucapan atau bicara
manusia (Ahmadi, 1990:28).
Menulis sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, maka menulis menjadi kemampuan pokok yang
perlu dikuasai meskipun bersifat personal. Dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
meminta perhatian paling banyak.
Dalam
pembelajaran bahasa kemampuan menulis memiliki arti penting. Pertama, menulis
dalam arti mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bahasa tulisan. Kedua, menulis
dalam arti melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan-ucapan dalam bentuk tulisan. Dalam
penelitian ini pengertian menulis berdasarkan pendapat yang pertama yaitu
menulis sama dengan menulis puisi.
Proses menulis sangat kompleks, dalam arti melibatkan
berbagai pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam
mengolah ide, menalarkannya agar apa yang disampaikan penulis dapat
tersampaikan kepada pembaca sesuai dengan maksud penulisnya (Nurchasanah dan
Widodo, 1993:1). Dengan menulis seseorang akan melahirkan ide dalam bentuk
tulis.
Menulis dapat merangsang kekreativitasan, karena dalam
menulis terjadi perubahan, penambahan, atau proses pengurangan. Dalam proses menulis akan tercipta sebuah ide yang akan
merangsang lahirnya ide-ide berikutnya. Proses itu dimulai dari memunculkan ide
dalam benak penulis, menangkap dan merenungkan ide tersebut, mematangkan ide
agar menjadi jelas dan utuh, dan membahasakan ide dan menatanya, serta
menuliskan ide dalam bentuk tulis (Roekhan, 1991:1).
Proses menulis mencakup beberapa tahapan. Pertama,
tahapan pramenulis, kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah memilih
tema, memfokuskan ide serta mempertimbangkan maksud ide yang ditulis. Kedua,
tahap penginderaan yaitu siswa menulis draft kasar
berdasarkan keinginan. Setelah itu, siswa menukarkan tulisannya dalam kelompok
untuk direvirsi teman dan guru. Pada tahap penyuntingan, siswa memberikan
koreksi pada komposisi tulisan, meminta bantuan koreksi dari teman,
mengidentifikasi, dan mengoreksi kesalahan mekanik. Tahap selanjutnya, siswa
mempublikasikan hasil tulisannya
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi. 1990. Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: YA3.
Nurchasanah
dan Widodo. 1993. Pembelajaran
Keterampilan Menulis. Malang: UM.
Roekhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-dasar
dan Petunjuk Penerapannya. Malang: YA3.
Post a Comment for "Proses Menulis Sebagai Suatu Proses Kreatif"