Ragam Bahasa Stilistika - Manfaat dan Pengertian Stilistika
Bahasa
merupakan alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Dengan memahami lebih dalam
mengenai bahasa, sobat secara tidak langsung juga berlatih memahami oranng
lain. Banyak sekali sub pembahasan mengenai bahasa. Salah satu yang akan
dibahas di Artikel Kami adalah mengenai ragam
bahasa stilistika. Terdengar asing bukan? Untuk memahami hal tersebut,
simak penjelasan berikut.
Stilistika Sebagai Ragam Bahasa
Kehidupan
manusia tidak dapat terlepas dari bahasa sebagai alat komunikasi baik lisan
maupun tertulis. Untuk mencapai efektivitas komunikasi, masing-masing komunikan
tidak harus menggunakan tipe kalimat yang sama untuk menyampaikan suatu informasi
yang mirip atau bahkan yang sama.
Oleh
karena itu, Parera (1988:5) membedakan ragam bahasa salah satunya menjadi ragam
bahasa umum dan ragam bahasa stilistika. Ragam stilistika sering dikaitkan
dengan bahasa sastra.
Ciri
yang dimiliki karya sastra ialah penggunaan bahasa yang indah. Sejalan dengan
itu, Ratna (2009:436) berpendapat bahwa bahasa yang digunakan suatu karya
sastra sebagai sistem model kedua memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan
bahasa komunikasi sehari-hari.
Untuk
dapat memahami suatu karya sastra diperlukan ilmu yang mendekati karya sastra
melalui gaya bahasa, hal itu dikenal dengan sebutan pendekatan stilistika.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 2010), pendekatan adalah usaha
dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian; acangan.
Stilistika adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya
sastra.
Sehingga
pendekatan stilistika dapatdiartikansebagai usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam
karya sastra.
Pusat
perhatian stilistika adalah style. Style yaitu cara yang digunakan
pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa
sebagai sarana. Dengan demikian, style
dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman, 1993:13—14). Sementara,
Ratna (2009:19) menyatakan bahwa pada umumnya studi stilistika dilakukan pada
sastra modern, khususnya puisi dalam bentuk tulisan.
Prapodo
(1993:10) dalam Purba (2009:8) mengurai ruang lingkup stilistika meliputi
intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, gaya bunyi,
gaya kata, dan gaya kalimat.
Pemberian
intonasi, penyusunan bunyi, kata, dan kalimat masing-masing penulis tidak akan
sama.Oleh karena itu, gaya-gaya tersebut dapat pula menjadi sebuah kekhasan
penulis dalam mencurahkan gagasannya melalui karya sastra.
Stilistika Sebagai Bahasa Sastra
Stilistika
sering dikaitkan dengan bahasa sastra, meskipun sebenarnya stilistika dapat
ditujukan terhadap berbagai penggunaan bahasa. Stilistika mempunyai delapan
tujuan sebagai berikut.
(1)
Stilistika menerangkan hubungan antara bahasa dengan fungsi artistik dan
maknanya.
(2)
Stilistika menentukan dan memperlihatkan
penggunaan bahasa sastrawan, khusus penyimpangan dan peng-gunaan linguistik
untuk memperoleh efek khusus.
(3)
Stilistika menjawab pertanyaan mengapa sastrawan mengekspresikan dirinya justru
memilih cara khusus.
(4)Stilistika
menjawab pertanyaan bagaimanakah efek estetis yang dapat dicapai melalui
bahasa.
(5)
Stilistika menjawab pertanyaan apakah pemilihan bentuk-bentuk bahasa tertentu
dapat menim-bulkan efek estetis.
(6)
Stilistika menjawab pertanyaan apakah fungsi penggunaan bentuk tertentu mendukung
tujuan estetis.
(7)
Stilistika mengganti kritik sastra yang bersifat subjektif dan impresif dengan
analisis.
(8)
Stilistika mengkaji perbagai bentuk gaya bahasa yang digunakan oleh satrawan
dalam karyanya.
Manfaat dan Fungsi Stilistika
Sementara
itu, stilistika memiliki tiga manfaat sebagai berikut.
(1)
Stilistika membantu pembaca membuktikan ciri-ciri keindahan bahasa yang
universal dari segi bahasa karya sastra.
(2)
Stilistika menerangkan secara baik keindahan sastra dengan menunjukkan
keselarasan penggunaan ciri-ciri keindahan bahasa dalam sastra.
(3)
Stilistika dapat membimbing pembaca menikmati karya sastra dengan baik dan
membedakan bahasa yang digunakan dalam satu karya sastra dengan karya sastra
yang lain.
Pengertian Stilistika Menurut Ahli
Banyak
ahli yang memaparkan pengertian stilistika. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Pusat Bahasa, 2010), stilistika
adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya
sastra. Stilistika berkaitan dengan berbagai cabang dan tataran linguistik.
Stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasi linguik dan meneliti fungsi
puitik suatu bahasa (Sudjiman, 1993: 3).
Selanjutnya,
diuraikan pula sejarah stilistika di Indonesia. Istilah stilistika telah diperkenalkan
oleh Slamet Mulyana pada 1956 dengan
bukunya Peristiwa Bahasa dan Peristiwa
Budaya. Kemudian nama-nama lain tu-rut bermunculan mengiringi sejarah
perkem-bangan stilistika, baik dalam penulisan buku, skripsi, maupun makalah.
Nama-nama
itu antara lain: Sudjiman pada tahun 1982 membuat Diklat Matakuliah Stilistika untuk Program S1 Universitas Indonesia
dan kemudian me-nerbitkan buku yang berjudul Bunga Rampai Stilistika, Natawidjaja pada tahun 1986 menerbitkan
buku Apresiasi Stilistika, Budi S.
membuat skripsi tentang Bahasa Danarto
da-lam Godiob: Kajian Stilistika Cerpen-Cerpen Danarto, Lukman Hakim
membuat makalah dengan judul Tinjauan
Stilistika terhadap ”Robohnya Surau Kami”.
Aminuddin
pada tahun 1995 menerbitkan bukunya Stilistika:
Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra, Tirto Suwondo pada tahun 2003
mem-buat makalah yang berjudul Cerpen
dinding Waktu Karya Danarto, Studi Stilistika. Kemudian Nyoman Kutha Ratna
menerbitkan Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya pada tahun
2009.
Baca Juga : Problematika Sosiologi Sastra
Stilistika erat kaitannya dengan gaya
bahasa. Gaya bahasa merupakan cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulis atau lisan. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur
kalimat, majas dan citraan, pola rima, matra yang digunakan seorang sastrawan
yang terdapat dalam sebuah karya sastra (Sobur, 2006:82).
Keraf (1996) dalam Ratna (2009:439)
menyatakan bahwa secara garis besar majas dibedakan menjadi empat macam, yaitu
penegasan, perbandingan, pertentangan, dan sindiran. Selain itu, akan dibahas
pula aplikasi analisis karya sastra dengan pendekatan stilistika. Dan
sebelumnya akan dijelaskan prosedur kajian stilistika untuk membantu melakukan
analisis tersebut.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 2010), stilistika ialah ilmu
tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra. Bahasa ialah
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Sementara gaya bahasa dalam karya sastra yang dimaksud ialah keseluruhan
ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.
Stilistika
adalah cabang linguistik yang mempelajari ragam bahasa seperti dialek, aksen,
dan laras. Ilmu ini juga mencoba mene-rangkan alasan pemilihan ragam bahasa
yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, produksi dan
penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra (Wikipedia, 2012).
Sementara
menurut Sudjiman (1993:3), stilistika berkaitan dengan berbagai cabang dan
tataran linguistik. Stilistika mengkaji wa-cana sastra dengan orientasi
linguik, meneliti fungsi puitik suatu bahasa.
Lebih
lanjut Sudjiman (1993:13) mengatakan bahwa pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang
pem-bicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa
sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat
diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Sementara itu,
Ratna
(2009:3) menyatakan bahwa stilistika (stylistic)
adalah ilmu tentang gaya dalam kaitannya dengan aspek-aspek keindahan, sedangkan
stil (style) adalah cara-cara yang
khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu, sehingga
tujuan yang dimaksudkan dapat dicapai secara maksimal.
Kemudian,
Ratna (2009:436) menambahkan bahwa stilistika sastra ialah cara penggunaan
bahasa dalam kaitannya dengan bahasa sastra, yaitu bahasa sebagai sistem model
kedua. Stilistika bahasa yaitu majas sebagai pembantu stilistika sastra.Contoh
bahasa sebagai sistem model kedua (bahasa sastra) nampak pada cuplikan novel
berikut.
“Fajar
kadzib tersingkir oleh fajar shadiq yang menyingsing, disusul gema azan
Subuh.Dengung nyamuk maupun kerik jangkrik pelan-pelan mulai menghilang.Langit
masih remang-remang.Rembulan separuh sisa semalam masih tampak, meski warnanya
berubah putih pucat.Bintang juga masih ada yang tersisa satu-dua.Angin masih
terasa basah.Tanah dan rumput-rumput juga masih basah.Dingin.” (Zaenal,
“Zalzalah”, 2009:26)
Sementara
dalam bahasa sehari-hari, paragraf tersebut akan menjadi berikut ini.“Saat azan subuh dan matahari mulai terbit udara masih terasa
dingin.”
Penulis
menggunakan bahasa yang indah untuk mendeskripsikan keadaan di waktu subuh
dalam novel dengan beberapa kalimat. Sementara dalam bahasa sehari-hari, seseorang
akan menggunakan kalimat yang paling efektif untuk menyampaikan informasi
kepada pendengar sehingga cukup dituliskan dalam satu kalimat saja untuk
menginformasikan keadaan waktu subuh itu.
Menurut
Parera (1988:71), makna stilistik berhubungan dengan gaya pemilihan kata dalam
karang-mengarang atau tutur yang ber-hubungan dengan lingkungan masyarakat
pe-makai bahasa itu.
Makna
stilistik ada hubungannya dengan gaya bahasa dalam bidang retorik. Makna
stilistik dapat dibedakan berdasarkan empat hal, yaitu (1) berdasarkan profesi:
bahasa hukum, bahasa ilmu, dan bahasa iklan; (2) berdasarkan status: bahasa
sopan, bahasa 899 percakapan, slang,
dan jargon; (3) berdasarkan
modalitas: bahasa kuliah, bahasa memorandum, dan bahasa lelucon; dan (4)
berdasarkan pribadi: gaya Alisjahbana, gaya Soekarno, dan sebagainya.
Dari
pendapat para ahli tentang pengertian stilistika tersebut dapat disimpulkan
bahwa stilistika ialah ilmu yang mempelajari gaya bahasa sebagai unsur
pembangun keindahan karya sastra yang diciptakan pengarang. Gaya seorang
pengarang dengan pengarang yang lain tentu tidak akan sama, kalaupun ada pasti
hanya mirip. Oleh karena itu, gaya bahasa dapat mejadi ciri khas masing-masing
pengarang pada karya sastra yang ia ciptakan.
Daftar Rujukan
Alisjahbana,
Sutan Takdir. 1937. Layar Terkembang. Jakarta:
Balai Pustaka.
Aminuddin.
1987. Pengantar Memahami Unsur-Unsur
dalam Karya Sastra. Bagian I. Malang: FPBS IKIP Malang.
Aminuddin.
1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa
dalam KaryaSastra. Semarang: IKIP Semarang Press.
Lestari,
Dewi. 2011. Perahu Kertas.
Jogjakarta: Bentang Pustaka.
Parera,
J. Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan Pendapat:
Standar, Logis, Pragmatik. Jakarta: Erlangga.
Purba,
Antilan. 2009. Stilistika Sastra Indonesia: Kaji Bahasa Karya Sastra. Medan:
USU Press.
Ratna,
NyomanKutha. 2009. Stilistika: KajianPuitika
Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Post a Comment for "Ragam Bahasa Stilistika - Manfaat dan Pengertian Stilistika"