Struktur Resensi : Unsur-Unsur Pembentuk Resensi
Resensi merupakan
salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer yang mempunyai aturan-aturan
penulisan. Aturan tersebut
didasarkan pada unsur-unsur yang terdapat pada resensi buku. Setiap media massa mempunyai pola sendiri
dalam penulisan resensi. Akan tetapi pola-pola tersebut tetap mengandung
unsur-unsur resensi pada umumnya.
Struktur Resensi
Sementara itu, Romli
(2003:78-81) berpendapat bahwa
resensi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan
bagian penutup. Pada bagian pendahuluan, peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang
meliputi judul, penulis,
penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan.
Kemudian di bagian
kedua berisi ulasan tentang tema
atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu pada daftar isi) atau
gambaran tentang keseluruhan
isi buku, dan informasi tentang latar belakang penulisan buku tersebut.
Lihat Juga : Pengertian Resensi dan Jenisnya
Pada bagian ini juga diulas mengenai gaya tulisan,
perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku
karangan penulis yang sama dengan tema lain. Pada bagian penutup, peresensi
menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai
kelebihan dan kelemahan buku tersebut, memberi kritik dan saran kepada penulis
dan penerbit menyangkut cover, judul,
editting, serta memberi pertimbangan
kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki.Pendapat
berbeda diungkapkan Samad (1997) bahwa UNSUR_UNSUR RESENSI dibagi sebagai
berikut.
JUDUL RESENSI
Judul resensi merupakan wajah dari suatu resensi. Judul yang menarik berarti merangsang
keinginan untuk segera membaca.
Sekalipun buku yang diresensi itu bagus dan penyajian tulisannya memenuhi syarat, jika judul kurang
menarik, maka orang tidak tertarik untuk membaca
resensi. Demikian pula apabila judul yang menarik, dengan isi pernyataan hambar dan
tidak relevan, pasti mengecewakan pembaca.
Samad (1997:10)
menyimpulkan syarat judul yang baik meliputi: (1) menarik perhatian dan menimbulkan keingintahuan, (2) mencerminkan
isi pernyataan resensi secara akurat, (3) dirumuskan sesingkat-singkatnya, tidak bertele-tele,
dan kabur, (4) menggunakan
kalimat aktif, dan
(5) menghindari pengulangan kata, kecuali kalau fungsinya benar-benar
penting, untuk menegaskan makna.
Baca Juga :
Pendapat
berbeda diungkapkan Hafijah (2008:47) bahwa judul resensi diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu (1) judul resensi yang sama dengan judul buku, (2) judul
resensi yang mencerminkan bagian tubuh resensi (penilaian kelemahan atau
kelebihan), dan (3) judul resensi yang diambil dari ringkasan cerita atau
sinopsis.
Berdasarkan paparan
tersebut, karakteristik judul resensi meliputi (1) judul resensi yang sama
dengan judul buku, (2) judul resensi yang mencerminkan bagian tubuh resensi
(penilaian kelemahan atau kelebihan), dan (3) judul resensi yang diambil dari
ringkasan cerita atau sinopsis.
PEMBUKAAN RESENSI
Pembukaan merupakan
salah satu bagian penting dari resensi untuk menarik minat pembaca. Peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang
meliputi judul, penulis,
penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan (Romli,
2003:79). Sementara
itu, Samad (1997:13) merumuskan
cara pembukaan dalam resensi dikelompokkan sebagai berikut.
(1) Pengarang
Pembukaan dalam
resensi buku dapat dimulai dengan memaparkan sosok pengarang buku, seperti nama atau identitas pengarang, terutama yang
berkaitan dengan topik buku itu. Pembukaan yang menonjolkan sosok pengarang
cukup diulas secara singkat, karena yang lebih penting justru masalah yang
dibahas dalam buku itu.
(2) Kekhasan atau
Sosok Pengarang
Apabila
pengarang buku mempunyai ciri khas atau
sosok yang menarik, peresensi dapat memulai dengan pembukaan yang
memaparkan kekhasan atau sosok pengarang buku itu. Alasan menggunakan cara ini harus
kuat; apakah relevan atau mendukung jika pembukaaan ditulis dengan
mendeskripsikan keunikan pengarang, terlebih lagi bila dihubungkan dengan topik
buku itu.
Lihat
Juga : Proses Menulis Kreatif
(3) Keunikan Buku
Alinea pembuka
dapat diawali dengan mendeskripsikan keunikan-keunikan yang terdapat pada buku.
Dikatakan demikian karena segi-segi yang ada pada buku itu jarang ada atau
langka dimiliki oleh buku sejenis. Keunikan buku dapat menambah daya tarik bagi
pembaca. Usaha ini tidak terlepas dari upaya keras mengeksplorasi buku itu dan
membandingkannya dengan buku yang lain.
(4) Tema Buku
Pembukaan dapat
ditulis dengan menonjolkan tema dalam buku tersebut. Tema yang ditulis dalam
buku dapat diungkapkan secara langsung dan secara tidak langsung. Misalnya,
dengan mengajak pembaca memahami hal-hal yang berkaitan dengan tema buku
terlebih dahulu, kemudian peresensi menegaskan tema dari buku tersebut.
(5)
Kelemahan Buku
Dengan berbagai
pertimbangan objektif, peresensi dapat memulai pembukaan dengan mengemukakan
kelemahan buku. Langkah ini diambil
apabila materi buku tidak sesuai dengan topik yang dibahas atau memiliki titik
kelemahan yang cukup mendasar.
(6) Kesan terhadap Buku
Peresensi dapat
membuka resensi dengan memberikan kesan terhadap buku yang dibaca.
Pembukaan dengan memberikan kesan
terhadap buku cenderung subjektif. Dalam artian, peresensi memberi penilaian yang
relevan, terutama bila dipahami dalam kontekstualitas buku itu. Pada umumnya,
kesan peresensi disertai argumen yang tepat.
Baca Juga :
(7) Penerbit Buku
Peresensi dapat
mengembangkan alinea pembuka resensi dengan menonjolkan penerbit buku. Pada umumnya terdapat tiga alasan peresensi
memilih cara ini, (a) alasan didasarkan pertimbangan yang menarik
dan dapat berupa objek yang dibicarakan dalam buku seperti lokasi dan asal
penerbit buku, (b) pertimbangan
resensi didasarkan pada penerbit karena
penerbit baru pertama menerbitkan buku atau sudah cetak ulang sampai beberapa
kali dalam setahun, dan (c) peresensi
melakukan eksplorasi terhadap buku-buku sejenis yang diterbitkan pada acara
yang sama.
(8) Pertanyaan
Pendahuluan
yang dibuka dengan pertanyaan akan menimbulkan keingintahuan pembaca. Kalimat
tanya mampu menggugah pembaca dan menolongnya agar mulai berpikir aktif. Dengan
pola seperti ini, peresensi dituntut untuk selalu cerdik agar pembaca dapat
tertarik melalui pembukaan yang dibuat.
(9) Dialog
Pembukaan
resensi dapat pula diwali dengan dialog
yang dikutip dari buku yang diresensi. Resensi yang dibuka dengan dailog tentu sudah sangat sering
ditemui.Tetapi, peresensi juga dituntut untuk pandai memilih bagian dialog mana
dari buku yang layak digunakan sebagi pembukaan pada resensi.
TUBUH RESENSI
Tubuh
resensi merupakan bagain yang penting dari suatu resensi. Pada bagian ini berisi ulasan tentang
tema atau judul buku, paparan
singkat isi buku (mengacu pada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi
tentang latar belakang penulisan buku tersebut (Romli, 2003:80). Pendapat lain
dikemukan Samad (1997:31)
bahwa cara merumuskan tubuh resensi sebagai berikut.
(1)Sinopsis atau Ringkasan Isi Buku
Tubuh resensi
yang berbentuk sinopsis atau ringkasan
isi bukubiasanya mengemukakan pokok isi buku secara garis besar. Sinopsis yang dimunculkan pada
bagian tubuh resensi bertujuan untuk memberi gambaran global mengenai sesuatu yang akan
dipaparkan pada buku
yang diresensi.
Lihat
Juga : Naskah Drama Konflik Persahabatan
(2)
Mengulas Buku dengan Kutipan Secukupnya
Gambaran umum
yang dipaparkan dalam sinopsis perlu
diulasagar lebih jelas dan berbobot. Ulasan dapat dipertegas dengan kutipan
yang tepat. Hal
tersebut bertujuan agar pembaca mendapat pemahaman yang utuh terhadap
buku tersebut.
(3) Keunggulan Buku
Tubuh resensi
akan lebih baik
apabila menyertakan keunggulan-keunggulan buku.Peresensi tidak cukup hanya
membaca buku yang diresensi, tapi juga buku-buku lain yang membahas topik yang
sama. Dengan cara ini, peresensi dapat
melakukan perbandingan dan mengetahui kelebihan-kelebihan buku yang diresensi.
Baca
Juga : Pengertian Setting/Latar Menurut Ahli
(4) Kelemahan Buku
Kelemahan buku
harus dipaparkan secara bertanggung jawab. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah hendaknya kelemahan buku tersebut disampaikan secara proporsional.
Selain itu, dalam mengidentifikasi kelemahan buku juga harus disertai argumen
yang kuat.
(5) Kerangka Buku
Peresensi
membantu pembaca dengan menguraikan kerangka
yang terdapat dalam buku yang diresensi. Cara menuliskan kerangka buku
dapat dilakukan dengan menuliskan jumlah bab buku tanpa pembahasan, dan
menuliskan jumlah bab buku dengan uraian seperlunya.
(6) Bahasa Buku
Bahasa dalam
buku merupakan sesuatu yang krusial untuk diresensi.Peresensi dapat menyoroti
penggunaan bahasa dalam resensi dengan menilai keterpahaman, kejelasan, atau
kebakuan dari bahasa yang digunakan pada buku tersebut.
(7) Kesalahan Cetak
Penilaian terhadap buku juga mencakup
masalah teknis, seperti layout dan
kebersihan, terutama pada bagian cetakan. Kesalahan dalam mencetak kata-kata
atau menempatkan tanda baca tentu akan sangat mengganggu dari sisi pembaca.
Lihat
Juga : Cara Menyusun Latar Belakang Skripsi
PENUTUP RESENSI
Salah
satu aspek yang membedakan wacana resensi dengn karya tulis yang lain adalah
bagian penutup. Pada bagian penutup, peresensi menilai
bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan (Romli, 2003:81). Pada karya
ilmiah, bagian penutup dikemukanan secara eksplisit yang secara jelas bertujuan untuk mengakhiri karya
ilmiah tersebut.Tetapi, tidak demikian dengan wacana resensi, Samad (1997:45)
mengelompokkan bagian penutup resensi sebagai berikut.
(1) Sasaran Buku
Peresensi dapat menulis bagian penutup resensi dengan
menyertakan dua cara. Pertama, menyebutkan kalangan yang perlu membaca atau
bahkan memilikinya.Kedua, menyebutkan sasarannya, dengan menuliskan alasan yang
logis. Penyertaan
sasaran buku dalam penutup resensi bertujuan untuk memperjelas kepada siapa
buku yang diresensi tersebut diperuntukkan.
Artikel
Terkait : Hakikat Resensi dalam Surat Kabar
(2) Pesan Pengarang
Peresensi
memparkan kembali pesan yang terdapat dalam buku yang diresensi.Kemudian,
peresensi mengajak para pembaca yang pada prinsipnya untuk menyetujui pesan
yang terdapat pada buku yang diresensi.
(3) Kesimpulan
Peresensi
menutup resensi dengan menggunakan kesimpulan dan betul-betul mengakhiri
resensi. Selain itu, kesimpulan yang dibuat juga harus mampu menggugah pembaca
dan menimbulkan kesan yang mendalam.
DAFTAR RUJUKAN
Hafijah.
2008. Analisis Isi Resensi Novel Siswa
Kelas XI Bahasa MAN 3 Malang Tahun
Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang.
Romli,
A.S. M. 2003.Jurnalistik Praktis untuk
Pemula. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Samad, D. 1997. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo
Samad, D. 1997. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo
saya suka ketika ada artikel yang dilengkapi daftar rujukan
ReplyDelete