Majalah sebagai Sarana Pembinaan Bahasa Indonesia
Majalah sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia - Saat ini, perkembangan
arus globalisasi dan perkembangan informasi berkembang sangat cepat. Informasi
yang cepat memberikan pengetahuan yang lebih banyak. Hal inilah yang
menjadikan seluruh media massa meningkatkan pelayanan dengan menyajikan
informasi yang aktual, berkualitas, dan komunikatif.
Majalah merupakan salah satu media massa yang selalu meningkatkan kualitas dan
mutu terhadap informasi yang disampaikan kepada pembaca. Akan tetapi,
peningkatan tersebut tidak sejalan dengan peningkatan kualitas bahasa yang
digunakan yaitu bahasa jurnalistik yang termasuk dalam ragam bahasa
Indonesia.
Banyak wartawan yang menyalahi aturan kaidah-kaidah kebaha-saan dalam
penulisan berita yang akurat dan komunikatif. Hal ini disebabkan karena setiap
media pers berusaha untuk menjadikan tulisannya lebih komunikatif, sehingga
bahasa gaul juga digunakan dalam penulisan berita yang akurat.
Kesalahan penggunaan bahasa secara berke-lanjutan akan memberikan dampak yang
negatif bagi pembacanya dan generasi penerus bangsa. Untuk mengurangi
kesalahan dalam penulisan berita di majalah, maka perlu dilakukan
pembinaan bahasa Indonesia yang diperuntukkan untuk wartawan, editor, maupun
redaksi majalah tersebut.
Pembinaan bahasa ini meliputi tes uji kemahiran berbahasa Indonesia,
penyuluhan, dan pembinaan bahasa Indonesia secara intensif.
Setelah melalui proses pembinaan tersebut, wartawan, editor, maupun redaksi
diharapkan mampu menyajikan berita yang memuat informasi berkualitas dengan
bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah kebahasaan dan sekaligus
membentuk sikap budaya bangsa Indonesia sebagai penanda jati diri bangsa
Indonesia.
Pengertian Majalah
Majalah (magazine) adalah penerbitan berkala yang berisi artikel, cerita, dan
sebagainya. Kata magazine berasal dari Bahasa Perancis magasin yang berarti
gudang atau ruang tempat menyimpan sesuatu. Majalah pertama kali diperkenalkan
di Negara tersebut pada abad ke-17.
Karakteristik majalah yang dikenal pada masa itu adalah variasi tulisannya.
Kini majalah dapat dibedakan dari Koran dan buku ber-dasarkan format, ragam
isi, dan target khalayak yang lebih spesifik.
Majalah diartikan sebagai publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat
artikel-artikel dari berbagai penulis. Majalah selalu memberikan dan
menyajikan berbagai macam informasi dan berita terbaru yang bersifat
komersil.
Selain itu, majalah mempunyai sasaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan
tujuan dan isi yang akan disampaikan kepada pembaca.
Hal ini yang melatarbela-kangi terbentuknya beberapa kategori majalah,
dianta-ranya sebagai berikut (1) majalah sastra dan budaya, misalnya majalah
Horizon (2) majalah wanita, misalnya majalah Kartini dan Femina (3) majalah
remaja, misalnya majalah Story (4) majalah anak-anak, misalnya majalah Bobo
(5) majalah agama (6) majalah berita, misalnya majalah Tempo (7) majalah
olahraga (8) majalah ekonomi, bisnis, dan manajemen (9) majalah daerah, dll.
Jenis-Jenis Majalah
Ada banyak jenis majalah jika dikategorikan berdasarkan pangsa pasarnya.
Secara garis besar, majalah dibagi ke dalam empat jenis, antara lain.
- Mass Magazine
Mass magazine mempunyai oplah besar dan berusaha menjembatani khalayak dari
berbagai latar belakang melalui isinya yang bersifat umum.
- News Magazine
News magazine memiliki jumlah pembaca banyak dan mereka memiliki ketertarikan
terhadap isu-isu kontem-porer.
- Class Magazine
Class magazine secara harfiah dapat diartikan sebagai ‘majalah berkelas’.
Kualitas majalah dan kontennya ditujukan bagi pembaca yang berpendidikan
tinggi dan terta-rik pada urusan publik serta sastra. Meskipun jumlah
pembacanya tidak terlalu banyak, majalah jenis ini mempunyai pengaruh kuat
karena menghadirkan opini dari para pemimpin atau penguasa.
- Specialized Magazine
Seperti namanya, specialized magazine menyajikan kon-ten spesifik untuk
pembaca yang spesifik pula. Beberapa majalah jenis ini sudah terkenal dan
memiliki oplah yang cukup besar, sedangkan beberapa majalah lain kurang
dikenal luas dan bertiras kecil. Majalah jenis ini dibagi lagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
(a) Business papers: penerbitan berkala
yang diterbitkan oleh lembaga independen dan bersifat komersil. Informasi yang
ada di dalamnya bersifat penting bagi bisnis, industri, atau profesi tertentu.
(b) Company publications: penerbitan
berkala yang diterbitkan oleh firma/perusahaan dan didistribusikan kepada
karyawan, pengecer, pelanggan, dan peme-gang saham.
(c) Association journals: mirip dengan
business papers, hanya saja association journals diterbitkan oleh asosiasi
atau organisasi tertentu.
Identifikasi Kesalahan Bahasa Indonesia di Majalah
Pada media massa majalah sering ditemukan kesalahan dalam penerapan
penggunaan kaidah-kaidah ba-hasa Indonesia, baik berupa ejaan, istilah asing,
pemilihan kata, kalimat, maupun penggunaan bahasa gaul yang seharusnya tidak
layak digunakan di media massa yang menyajikan berita akurat. Kesalahan umum
ejaan bahasa Indonesia di majalah, antara lain.
(1) Kesalahan penulisan kata depan di,
ke, dan dari memiliki fungsi untuk menyatakan arah atau menunjukkan tempat.
Menurut kaidah Bahasa Indonesia yang disempurnakan, kata depan harus
dituliskan secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya, kata
“dikelas” harus dipisah.
Baca Juga : Pola Kalimat Bahasa Indonesia
Kata depan “di” penulisannya dipisah dari kata “kelas”. Pada kata
“keSurabaya”, kata depan “ke” harus ditulis secara terpisah dari kata
“Sura-baya”. Begitu pula kata “darisekolah” penulisan kata depan “dari”
dipisahkan dengan kata “sekolah”. Hal ini sering terjadi pada media massa
cetak, khususnya maja-lah. Kesalahan ini harus dihindari karena bertentangan
dengan kaidah bahasa Indonesia.
(2) Menyerap kata atau istilah asing
dengan mengadakan penyesuaian lafal atau ejaannya. Kesalahan penulisan pada
unsur serapan yang paling sering ditemukan di media massa majalah yaitu
unsur serapan yang berasal dari bahasa asing tidak ditulis miring.
Seharusnya semua bahasa asing yang bukan berasal dari bahasa Indonesia
haruslah dicetak miring. Misalnya penulisan kata asing “website” haruslah
ditulis miring “website”.
Penggunaan Bahasa Indonesia di Majalah
Bahasa Indonesia di dalam Majalah mengguna-kan bahasa jurnalistik atau bahasa
pers yang merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia. Para
ahli mengungkapkan bahwa bahasa jurna-listik merupakan bahasa yang
digunakan oleh wartawan dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa.
Bahasa jurnalistik memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis
tulisan yang diberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis
reportase investigasi harus lebih cermat jika dibandingkan dengan bahasa yang
digunakan dalam penulisan features.
Bahasa jurnalistik memiliki sifat yaitu singkat, padat, sederhana, jelas,
lugas, dan menarik. Kosa kata yang digunakan juga mengikuti perkembangan
bahasa dalam masyarakat. Ba-hasa jurnalistik ini mengutamakan kemampuan untuk
menyampaikan semua informasi yang dibawa kepada pembaca secepatnya dengan
mengutamakan daya komunikasinya.
Penyimpangan Bahasa Jurnalistik dalam Majalah
- Penyimpangan morfologis yaitu pemakaian kata kerja tidak baku dengan penghilangan afiks
- Kesalahan sintaksis berupa pemakaian tata-bahasa atau struktur kalimat yang kurang be-nar sehingga dapat mengacaukan pemaknaan
- Kesalahan kosakata dilakukan dengan alasan kesopanan
- Kesalahan ejaan
- Kesalahan pemenggalan
Sasaran Pembinaan Bahasa Indonesia
Sasaran pembinaan bahasa Indonesia melalui media majalah ini adalah wartawan,
editor dan redaksi. Berita pada majalah merupakan produk dari wartawan, editor
dan redaksi yang akan memberikan pengaruh ter-hadap masyarakat.
Oleh karena itu, wartawan, editor, dan redaksi harus mampu menguasai
kaidah-kaidah kebahasaan yang baik dan benar sehingga mampu menulis dan
menerbitkan majalah-majalah yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia.
Strategi Pembinaan Bahasa Indonesia
Majalah merupakan media massa yang memberi-kan nuansa berbeda bagi pembacanya
dan mampu memberikan andil bagi pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia.
Baca Juga : Gaya Bahasa dan Majas
Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari bahasa dearah maupun dari
bahasa asing, seharusnya dikuasai oleh wartawan maupun editor.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar ada beberapa tahap yang akan dilakukan, antara lain.
(1) Wartawan, editor, redaksi majalah
yang bersangkutan, dan orang-orang yang akan bekerja di redaksi majalah harus
benar-benar memiliki kemahiran berbahasa yang baik. Hal ini dibuktikan dari
hasil tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).
(2) Pihak redaksi mengadakan penyuluhan
dan pembinaan bahasa Indonesia secara intensif dan terus menerus bagi
karyawannya untuk meningkatkan kualitas pemahaman penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Kendala Pembinaan Bahasa Indonesia
Pelaksaan suatu kegiatan tidak selalu berjalan lancar, begitu pula dengan
pembinaan bahasa indonesia melalui media majalah ini yang mengalami beberapa
kendala dalam proses pembinaan, antara lain.
- Tidak adanya rasa peduli dan memiliki bahasa Indonesia, sehingga masyarakat tidak menggunakan dan mempedulikan penggunaan bahasa indonesia.
- Wartawan lebih banyak mementingkan bahasa yang komunikatif dalam menulis berita di majalah untuk memperoleh keuntungan semata.
Solusi Pembinaan Bahasa Indonesia
Solusi dalam permasalahan pembinaan bahasa indonesia melalui majalah ini
membutuhkan kerja sama yang baik antara wartawan, editor dan redaksi yang
bersangkutan. Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai solusi pembinaan bahasa
Indonesia, yaitu:
- Penyuluhan: redaksi yang terkait memberikan informasi tentang pentingnya membina dan melestarikan bahasa Indonesia secara berkala.
- Menumbuhkan rasa peduli dan memiliki bahasa Indonesia: pimpinan memberikan contoh peggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
- Pelatihan: redaksi yang terkait memberikan pengetahuan tentang kebahasaan secara berkala dan berkelanjutan.
DAFTAR RUJUKAN
Anwar, Rosihan. 1991. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Maliki, Imam. Tanpa tahun. Pembinaan bahasa dan sastra indonesia.
Surabaya: usaha nasional.
Wah banyak bgt tulisannya pak Jeffi....tinggal ngevlog...hhhh
ReplyDeleteMajalah tidak hanya sekedar sarana penyampaian informasi yang dikendalikan oleh media. Pembaca harus pintar-pintar mencerna isi dari majalah. Paling tidak, membaca majalah juga membiasakan kita berpikir kritis
Deleteenggeh, baru belajar , hehehehe
Delete