Fabel : Pengertian, Ciri-Ciri, dan Manfaat Fabel
Dongeng merupakan cerita fiktif dan imajinatif. Banyak sekali macam dongeng menurut isi cerita dan
karakteristiknya, diantaranya hikayat, legenda, fabel, mitos, sage dan babad.
Setiap jenis dongeng tentu memiliki pengertian, tujuan, fungsi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Fabel lahir di Yunani pada abad ke-6 SM. Cerita fabel merupakan kesusatraan dunia yang tertua. Dari awal fabel merupakan suatu alat atau perantara yang paling tepat untuk menyampaikan suatu kebenaran, yang pada saat itu tidak mudah untuk dikatakan secara langsung terutama untuk kalangan rakyat jelata
Menggunakan Kata yang Mudah Dipahami.
DAFTAR RUJUKAN
Setiap jenis dongeng tentu memiliki pengertian, tujuan, fungsi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Namun, pada kenyataannya masyarakat
kebanyakan mempunyai fikiran bahwa
dongeng yang satu dengan dongeng yang lain sama saja, baik dilihat dari
segi isi maupun karakteristiknya.
Padahal jika kita memperhatikan dengan
seksama, terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat detail antara jenis dongeng yang satu dengan yang
lainnya.
Contohnya fabel, fabel merupakan salah
satu dongeng cerita lama. Fabel merupakan salah satu jenis dongeng yang menggunakan
binatang sebagai tokoh utamanya.
Dilihat dari segi isi cerita yang disampaikan
dan karakteristik tentu berbeda antara fabel dengan hikayat, legenda, sage, mitos dan babad yang merupakan
beberapa contoh jenis dongeng cerita lama.
Perbedaan karakteristik dan isi inilah
yang kurang dipahami masyarakat dan semakin membuat buram perbedaan jenis-jenis
dongeng cerita lama.
Sehingga ketika kita dibacakan suatu cerita fiktif dan imajinatif kita hanya berpendapat bahwa cerita tersebut merupakan dongeng, dan tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa pada kenyataanya jenis-jenis dongeng tersebut mempunyai perbedaan yang jelas.
Sehingga ketika kita dibacakan suatu cerita fiktif dan imajinatif kita hanya berpendapat bahwa cerita tersebut merupakan dongeng, dan tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa pada kenyataanya jenis-jenis dongeng tersebut mempunyai perbedaan yang jelas.
Permasalahan ini juga yang semakin
membuat anak-anak bangsa buta akan pengetahuan budaya sastra yang harusnya
mampu mereka ketahui dengan baik. Jika hal ini terus berkelanjutan, tidak
mustahil warisan karya sastra yang berbentuk dongeng ini akan semakin tidak
ditemui di masa yang akan datang.
Dari permasalahan inilah, penulis berusaha
menjelaskan secara detail segala sesuatu yang berkaitan dengan fabel, diantaranya: pengertian, fungsi dan ciri khusus serta karakteristik
fabel dibandingkan dengan jenis dongeng lainnya.
Pengertian Fabel
Fabel lahir di Yunani pada abad ke-6 SM. Cerita fabel merupakan kesusatraan dunia yang tertua. Dari awal fabel merupakan suatu alat atau perantara yang paling tepat untuk menyampaikan suatu kebenaran, yang pada saat itu tidak mudah untuk dikatakan secara langsung terutama untuk kalangan rakyat jelata
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(401), fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang
pelakunya diperankan oleh binatang, biasanya berisi pendidikan moral dan budi pekerti (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 2010:401).
Fabel
adalah media yang dapat digunakan
dalam menyampaikan pesan moral kepada
anak. Fabel diceritakan bukan dengan tujuan hiburan semata. Di dalamnya
terselip nilai luhur, yakni
pengenalan tentang budi pekerti. Dalam hal ini, fabel memiliki daya tarik
tersendiri. Daya tarik ini terlihat dari fungsinya sebagai hiburan yang
juga bermanfaat bagi pembaca dan pendengar, khususnya anak (Muzaqi, 2011)
Sedangkan menurut Kurniasih
(2010), fabel diambil dari bahasa Belanda yang artinya cerita yang menggunakan
hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di
Indonesia.
Banyak sastrawan dan
penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah
seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari
Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya
yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel.
Fabel adalah cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang
fabel memasukkan karakter minoritas
berupa manusia. Fabel merupakan salah satu jenis karya sastra cerita
lama yang di dalamnya menjadikan binatang sebagai tokoh utamanya.
Dimana
binatang-binatang dalam cerita tersebut mampu berbicara layaknya manusia. Fabel
merupakan cerita fiksi atau tidak ada dalam kisah nyata. Yang cerita di
dalamnya sarat akan pesan dan amanah yang baik.
Ciri-Ciri dan Karakteristik Fabel
Fabel sebagai salah satu jenis cerita
lama memiliki beberapa ciri khusus dan karakteristik yang berbeda dengan cerita
lama yang lainnya. Ciri khusus dan karakteristik fabel adalah sebagai berikut.
Menggunakan Binatang sebagai Tokoh Utama
Perbedaan
yang paling mencolok antara fabel dan dongeng cerita lama lainnyaadalah tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Fabel
selalu menggunakan binatang sebagai tokoh utama. Jarang sekali fabel yang
menjadikan manusia sebagai tokoh utamanya, jika memang ada tokoh manusia,
mereka hanya sebagai tokoh sampingan yang biasanya jarang muncul.
Binatang Berperan Seolah-Olah Menjadi Manusia
Di dalam cerita fabel, tokoh yang
diperankan binatang-binatang ini sungguh istimewa, mereka dikisahkan seperti
manusia, baik watak dan perilaku mereka. Mereka dapat berbicara dengan satu
sama lain, baik hewan yang sejenis maupun tidak. Kadang mereka juga melakukan pekerjaan
seperti apa yang dilakukan oleh manusia. Hal tersebut tentu tidak terjadi di
dunia nyata. Hidupnya karakter binatang pada fabel ini berfungsi untuk mengembangkan
imajinasi pembaca.
Karakter Tokoh Hitam Putih
Penokohan
yang biasa digunakan dalam fabel adalah penokohan hitam putih, dalam satu
cerita terdapat dua tokoh yang berperan sebagai si baik dan si jahat atau
licik, misalnya tokoh pada cerita si Kelinci dan Kura-kura.
Penokohan yang semacam ini memudahkan bagi pembaca yang mayoritas pembaca fabel adalah anak-anak untuk membedakan karakter yang diperankan oleh tokoh.
Biasanya pada akhir cerita tokoh yang berkarakter baik, hidunya akan berakhir bahagia, sebaliknya tokoh yang tidak baik akan berakhir menyedihkan, atau mungkin sadar akan kesalahannya dan menjadi karakter yang baik juga.
Penokohan yang semacam ini memudahkan bagi pembaca yang mayoritas pembaca fabel adalah anak-anak untuk membedakan karakter yang diperankan oleh tokoh.
Biasanya pada akhir cerita tokoh yang berkarakter baik, hidunya akan berakhir bahagia, sebaliknya tokoh yang tidak baik akan berakhir menyedihkan, atau mungkin sadar akan kesalahannya dan menjadi karakter yang baik juga.
Bersetting di Alam Bebas
Fabel
banyak mengambil cerita berlatar belakang di hutan, yang notabene merupakan tempat tinggal kebanyakan hewan, terkadang juga
di sungai dan sawah.
Menanamkan Moral, Pesan dan Amanah
Yang
paling tampak dalam cerita fabel ini adalah setiap cerita pasti mengandung
makna pesan, amanah dan moral yang positif bagi pembacanya.
Pesan dan moral itu terkadang
menganjurkan kita untuk tidak sombong, tamak dan jahat kepada sesama, karena
pada akhirnya seseorang yang berperilaku demikian akan merugi di kemudian hari.
Menggunakan Kata yang Mudah Dipahami.
Sasaran cerita fabel ini biasanya pada
siswa sekolah dasar dan anak-anak yang baru bisa membaca, karena kata-kata yang
digunakan dalam fabel ini biasanya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
Namun,
tidak menutup kemungkinan fabel ini menjadi bacaan favorit bagi para pembaca remaja dan dewasa karena kebanyakan isi
cerita yang menghibur dan menyenangkan.
Bentuk fabel sendiri bisa berupa prosa (epik) ataupun sajak (lirik). Tetapi sebagian besar karya fabel pendek, karena pada
awalnya cerita fabel disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Secara
sederhana, fabel didefinisikan sebagai cerita dengan hewan sebagai tokohnya.
Dalam fabel, tokoh hewan itu digambarkan dapat bicara dan berpikir layaknya
manusia.
Biasanya ada seekor binatang yang memegang peranan penting yang pada
umumnya binatang yang kecil dan lemah, tetapi dengan kecerdasannya ia mampu
memperdaya binatang-binatang lain yang lebih besar dan lebih kuat darinya.
Manfaat Membaca Fabel
Hollowell (dalam Agus,2008:91)
menyatakan enam segi positif dari sebuah dongeng (fabel), yaitu: (1)
Mengembangkan imajinasi dan
memberikan pengalaman emosional yang
mendalam.
Cerita yang ada di dalamnya
menuntut pembaca untuk mengembangkan imajinasi
mereka dalam menggambarkan tokoh-tokoh dan isi cerita di dalam fabel, di mana
mereka harus mengimajinasikan
bagaimana hewan-hewan bisa berbicara layaknya manusia. (2) Memuaskan kebutuhan ekspresi diri. (3) Menanamkan pendidikan
moral tanpa harus menggurui. (4)
Menumbuhkan rasa humor yang sehat.
(5) Mempersiapkan apresiasi sastra. (6)
Memperluas cakrawala khayal anak.
Priyono (dalam Marzuqi, 2011) juga menyebutkan
beberapa tujuan mendongeng, yaitu : (1) merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar (2) mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif (3) mempunyai sikap kepedulian terhadap
nilai-nilai luhur budaya bangsa (4)
dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan
tidak perlu dicontoh (5) menumbuhkan rasa hormat dan mendorong terciptanya
kepercayaan diri dan sikap terpuji pada anak.
Fabel sebagai dongeng cerita
lama sarat akan pesan moral di dalamnya, tentu hal ini sangat
bermanfaat bagi pembentukan moral
anak bangsa, di mana era sekarang anak-anak tidak mempunyai budaya membaca yang
baik. Diharapkan dengan membaca fabel mereka akan tahu bagaimana kenyataan
hidup yang sesungguhnya namun dituangkan dalam bentuk dongeng ringan yang
diperankan oleh binatang.
Salah satu manfaat dari fabel
adalah sebagai media pendidikan moral. Fabel diceritakan bukan dengan
tujuan hiburan semata.
Baca Juga : Unsur-Unsur Resensi
Di dalamnya terselip nilai luhur, yakni pengenalan tentang budi pekerti. Dalam hal ini, fabel
memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik ini terlihat dari fungsinya sebagai
hiburan yang juga bermanfaat bagi pembaca dan pendengar, khususnya anak.
Fabel
sebagai salah satu contoh jenis dongeng cerita lama banyak menceritakan tentang
kehidupan para binatang yang di dalamnya banyak menanamkan moral dan amanah yang
baik bagi masyarakat, sehingga fabel merupakan suatu karya yang sangat mendidik
bagi para pembaca.
Fabel juga merupakan sebagai sarana belajar bagi anak-anak
untuk mengenal bagaimana kehidupan para binatang di hutan, yang kebanyakan sifat dan watak
binatang pada cerita disesuaikan dengan perilaku binatang pada kenyataan.
Misalnya kancil yang cerdik dan
lincah disesuaikan dengan perilaku kancil yang memang cepat dalam berlari pada
kenyataanya, serigala yang licik disesuaikan dengan perilaku serigala yang
memang pintar mengelabuhi mangsa kemudian menerkamnya.
Terima kasih sudah meluangkan waktu
untuk membaca pembahasan mengenai pengertian fabel, manfaat, dan karakterisitik
fabel. Semoga dapat bermanfaat untuk sobat semua. Jika ada kritik dan saran
langsung saja berkomentar pada kolom yang telah disediakan.
DAFTAR RUJUKAN
Danandjaja,
James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta:
PT Pustaka Utama Grafiti.
Poerwadarminta,
W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Post a Comment for "Fabel : Pengertian, Ciri-Ciri, dan Manfaat Fabel"